Selasa, 23 April 2013

Friendship Candy -2nd Chance (48jam, 48nama)- 5th~Chapter

"NABILAHHHhhh!"
Ve berteriak di sebelah Nabilah yang masih tidur
"hem~"
"Nabilah bangun Nabilah, ada yang mau kak Ve sampein!"
"ntar... aja~ kalo aku udah,-" Nabilah bicara dengan nada masih setengah tidur setengah bangun "sekarang! kita gak banyak waktu lagi Bil!" Ve memotong ucapan Nabilah dan terdengar begitu serius "aduh Nabilah, kak Ve serius nih! Ada yang harus kamu tahu tentang kak Ve dan... misi kita untuk minta maaf!!" Nabilah masih tidur "ayolah Bil, ini menentukan hidup dan matinya kak Ve!" Nabilah masih tetap tidur, Ve tidak mendengar respon dari Nabilah
"Nabilah..."
".............."
karena tidak juga mendengar respon dari Nabilah, Ve memutuskan untuk bicara apa yang ingin dia sampaikan
"Nabilah, kak Ve akan beneran meninggal nih!" setengah sadar dan tidak Nabilah mendengar kata 'meninggal' "kak Ve belum mau meninggal Bil, masih banyak yang harus kakak perbaiki.." Ve mulai menangis *arwah nangis? Emang bisa?*
Nabilah membuka matanya dan cukup bersimpati dengan suara Ve "cuma kamu yang bisa bantuin kak Ve, Nabilah! Tolonglah kakak.. kakak beneran butuh bantuan kamu!!"
Nabilah pun mulai tersentuh dan memaksakan tubuhnya untuk bangun
"heeeeeH!~ kak Ve itu kenapa sih? Seneng banget gangguin hidup aku? AHH!~" Nabilah terkejut melihat wajahnya Ve, bukan karena dia takut, tapi dari wajah yang sekarang Nabilah lihat tidak seperti wajah-wajah biasanya yang Nabilah lihat (Ve terlihat hopeless, wajah kalem nya begitu di selimuti ketakutan dan kesedihan)
"maafin kak Ve, Nabilah! Kakak emang selalu jadi pengganggu!! Saat kak Ve masih bisa di lihat oleh orang-orang, kak Ve gangguin kehidupannya mereka. Dan sekarang.... kakak tidak terlihat lagi sama siapapun bahkan nyaris meninggal, kakak gangguin hidup kamu malah mau nyusahin kamu! Maafin kakak!!"
Nabilah melongo mendengar curahan si arwah yang sepertinya begitu menderita "kak Ve kok bicaranya gitu sih? Nabilah kan cuma bercanda kak?! Maafin Nabilah ya?" Nabilah tersenyum, dia sudah duduk diatas tempat tidurnya dan berhadapan dengan Ve.
"kamu gak perlu minta maaf, karena yang harusnya minta maaf itu kakak!" Nabilah begitu tersentuh dengan ucapan Ve.
Hening sesaat menyelimuti kamarnya Nabilah

"jadi? Ada apa kak? Kenapa kakak gangguin aku sepagi ini?" Nabilah membuyarkan kesunyian
"kita cuma punya waktu 48jam untuk menyelesaikan misi kita, Nabilah!" Ve mulai bercerita, Nabilah mengerung heran "kakak cuma punya waktu 48jam untuk dapatkan maaf dari mereka yang pernah kakak sakitin, maaf yang tulus dari mereka!,-" ~ "Hah? 48jam?! Gila apa ya? 48nama dalam waktu 48jam, pemberian maaf yang tulus!" Nabilah memotong Ve dengan begitu terlihat kaget, Ve mengangguk.
"itu gak mungkin kak! Lagian~ dari mana kita tahu kalo orang-orang itu dengan tulusnya mau maafin kakak!!" Nabilah kini terlihat hopeless "kemarin-kemarin kak Ve gak bilang apapun sama Nabilah tentang adanya waktu yang membatasi!! Ia kan?"
"kak Ve juga baru tahu kemarin Nabilah, kak Ve kemarin di ajak sama.... Kakak gak tahu dia siapa tapi dia bilang kalau kakak cuma punya waktu 48jam untuk mendapatkan maaf, kalalu lebih dari waktu itu... kakak akan meninggal dengan membawa setumpuk amarah orang lain yang mengantarkan kakak, kesana (akhirat maksudnya)!" Nabilah kembali mengerutkan kening. 'Dunia arwah begitu ribet! Pake ada rules segala lagi!!' pikir Nabilah, "cuma kamu harapan kak Ve satu-satunya Nabilah! Kamu yang bisa bantuin kakak!!" Ve menatap lekat Nabilah
"gak, bukan cuma Nabilah harapan kakak satu-satunya!" Ve memasang wajah heran "kak Ve masih punya Tuhan" *deg* Ve begitu tersentuh mendengar kata 'Tuhan' keluar dari mulutnya Nabilah. "Nabilah, dengan bantuan dari Tuhan akan membantu kak Ve seeeemaksimal mungkin! Biar kakak di kasih kesempatan ke dua untuk memperbaiki kehidupan kakak!" suara Nabilah begitu berapi-api di pagi yang langitnya masih terlihat gelap
"kamu memang anak yang baik Nabilah! Keluarga dan teman-teman di sekitar kamu pasti sangat bahagia dengan kehadiran kamu" Nabilah tersipu malu dengan pujian dari Ve..

"jadi? Kapan kita mulai 48jam kita kak?"
sekarang Nabilah begitu semangat
"nanti sore, saat matahari perlahan turun dengan di temani warna orange keperakan yang menyembur dari langit. Saat itu 48jam kakak di mulai!!"
Nabilah berpikir "jam 5 sore?" tanya Nabilah, Ve mengangguk. "yosh, aku mau mandi siap-siap ke sekolah dan mulai mendatangi mereka satu-persatu! Biar saat 48jam itu dimulai kita sudah dapat beberapa orang yang mau maafin kakak!! Benar kan?"
Ve tersenyum bahagia mendengar ucapan Nabilah, dia berulang kali mengucapkan rasa terima kasihnya pada Nabilah. Sementara Nabilah berlari ke kamar mandi, Ve masih terduduk di atas tempat tidur Nabilah dan merenung.
Dia merasa, masih ada keberuntungan yang berpihak di sisinya dengan adanya bantuan dari Nabilah yang Tuhan kasih. padahal selama ini Ve sudah sangat lama tidak pernah menemui Tuhan atau menyebutkan nama Tuhan dalam kehidupannya, dia sibuk membenci Tuhan atas apa yang terjadi pada kehidupannya. Meski hidup dalam limpahan harta, Ve merasa semua itu tidak bisa memberikannya kebahagiaan. Semua harta itu hanya menyuguhkan keindahan semu yang tidak memberikan efek ketenangan hati. Ve punya 3sahabat tapi sampai sekarang dia tidak melihat ke3 nya ada datang menjenguk dia ke rumah sakit, Ve juga punya orang tua lengkap tapi mereka terlihat tidak begitu shock atau sedih melihat anak satu-satunya yang sedang berada di ambang pintu kehidupan dan kematian. Mereka masih saja sibuk dengan pekerjaan dan pertengkarannya.

Jam 05.15 Nabilah sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Dia keluar dari kamarnya, dan menuruni tangga di temani Ve. Nabilah mengampiri mamanya yang sedang sibuk di dapur
"pagi mah!" sapa Nabilah
"eh, anak mama.. tumben jam segini sudah rapi?"
mama cukup terkejut dengan Nabilah yang sudah rapi dan sepertinya siap berangkat.
"kalo lebih pagi kan rezekinya gak akan di patuk ayam mah, hehhee" jawab Nabilah sambil melihat-lihat apa yang sedang di siapkan mama dan bi ijem
"rejeki? Aduhhh anak mama ngomongnya udah kayak orang dewasa aja!!" Nabilah melemparkan senyumnya dengan mata masih main di hidangan pagi mama "rezeki orang dewasa itu uang, kalo rezeki untuk aku itu ilmu mah!" ujar Nabilah dengan tangannya kini bersiap mencomot makanan, tapi kemudian mama mengepaskan tangan Nabilah. "gak sopan! ini buat di makan sama-sama, masa kamu mau mendahului! Mana pake tangan, di nyomot-nyomot lagi" kata mama
"he..he.. maaf mah, gak di sengaja!" jawab Nabilah, Ve yang sedang di samping Nabilah ikut tersenyum melihat tingkah Nabilah yang masih seperti anak kecil (lah Nabilah kan emang masih kecil tapi..... SKIP)

Jam 6 lebih sedikit Nabilah sudah sampai di sekolah. Dia berangkat naik sepeda mininya, dengan alasan pada keluarganya kalau dia ada misi berat yang tidak bisa ditunda dan sangat mendesak, makanya Nabilah berangkat begitu pagi dari rumah (udah kayak mau ke medan perang aja). keluarga Nabilah sudah tahu perihal permintaan bantuan yang di ajukan si arwah pada Nabilah, namun mereka tidak ada yang tahu kalau misinya itu di kasih jangka waktu.

Nabilah berdiri di dekat mading pura-pura membaca, dia kini ada di gedung SMA. Sebelum-sebelumnya Nabilah belum pernah masuk ke gedung SMa tapi kali ini dengan penuh keberanian dan siap menanggung malu Nabilah masuk ke gedung berlantai 4itu. Ditasnya ada beberapa banyak barang milik orang-orang yang akan dia mintai permintaan maaf atas nama Ve.
'gile... kenapa aku bisa sampai senekad ini ya? Buat bantuin kak Ve! Padahal, kenal aja enggak!' Nabilah sibuk menggumam dalam hatinya (Ve ada di samping Nabilah seperti biasanya, Nabilah masih menghadap mading. Sementara Ve melihat-lihat ke arah murid-murid yang mulai berdatangan) 'apa kata Gaby dan Ayana nanti... kalau mereka tahu aku main di gedung SMA dan,-'
"Nabilah, Nabilah... Nisa sama Ghaida dateng tuh!"
Ve bicara tanpa melihat wajah Nabilah, karena sedang memasuki alam pikirannya Nabilah jadi tidak mendengar ucapan Nabilah
"NABILAH!" ~ "Ha!!" Nabilah kaget dengan teriakan dari Ve hingga membuat dia menjadi pusat perhatian beberapa murid yang baru datang "apa sih? Biasa aja manggilnya" gerutu Nabilah
"ia maaf~ abisnya kamu sih.. kak Ve ngomong gak di tanggepin!!"
"ya udah ada apa?" Nabilah sambil celingukan bicara dengan Ve
"itu tuh... ada terget kita yang udah dateng!"
saat mendengar ucapan Ve, Nabilah segera memainkan matanya
"mana?" tanya Nabilah, lalu Ve menunjukan tangannya.
Terlihat 2orang murid yang potongan rambutnya sama-sama pendek tapi lebih pendek yang tinggi badannya lebih tinggi.
"aduh gimana nih? Alah~ um... gimana Nabilah ngomongnya nih... aisshhh (Nabilah terlihat panik, karena gugup)"
"tarik nafas Bil!" Nabilah menuruti "buang nafas... semuanya!"
"eh? Mati dong Nabilah!? Heh, kak Ve_- lagi panik gini juga masih aja mainin!!" Ve tertawa renyah.
'Ok! Nabilah Ratna Ayu yang gak bisa nyebutin huruf R dengan jelas! Kamu pasti bisa!! Semangat lah, Semangat 48!!!' bisik Nabilah pada dirinya sendiri. Ve hanya bisa teresenyum melihat tingkah Nabilah yang seperti itu.
Nabilah pun berjalan untuk menghampiri 2murid yang beda tingkatan namun selalu barengan kalau pagi-pagi gini untuk masuk ke salah satu ruangan bertemu dengan teman-teman mereka lainnya membahas tentang Anime, manga, Cosplay, dan berita lainnya tentang kultur Jepang. Nabilah mengambil lagi nafasnya dan mengumpulkan keberaniannya, jalan~ jalan~ jalan~ semakin dekat dan... Nabilah berhenti di depan keduanya menghalangi jalan mereka, namun karena Nabilah tidak langsung bicara, kedua murid itu bergeser ke sebelah kiri untuk menghindari Nabilah (dikira ketidak sengajaan papasan), Nabilah yang melihat itu langsung mengikuti gerakan keduanya, mereka bergerak ke sebelah kanan Nabilah ikuti, mereka ke kiri Nabilah ikut, kiri-kanan beberapa kali sampai si murid yang rambutnya lebih pendek bicara "eh dek, (karena dia melihat Nabilah memakai seragam SMP) kamu diam di tempat. Aku sama temen aku bakal lewatin kamu! Ok!?" katanya sambil memerintah. Nabilah tidak menjawab, saat Ghaida (si murid berambut paling pendek) dan Nisa (si murid yang rambutnya sebahu) akan ngelewatin Nabilah, dengan refleks Nabilah kembali mengikuti gerakan mereka. hingga Nisa mengucapkan satu kata "baka!" pada Nabilah 'dia ngomong apaan ya?' tanya Nabilah tapi tidak dia sampaikan
"dia bilang BODOH, Bil!" bisik Ve karena melihat wajah Nabilah di naungi pertanyaan
"APA?" reflek Nabilah bicara dengan ekspresi kesal karena di sebut bodoh
"aaa~pa?" tanya Nisa
"apanya?" jawab Nabilah
"ya kamu bilang 'apa?' itu untuk apa?" kembali Nisa bicara,tapi tidak Nabilah respon karena dia masih merasa kesal "Ergh, anak SMP ni!! Ngeselin.." ujar Nisa yang di diamkan Nabilah
"eh? yang ngeselin itu kakak! Pake bilang aku bodoh lagi!! Dasar anak SMA! Belagu~" Nabilah tidak mau kalah.
Akhirnya Nabilah dan Nisa beradu mulut di hadapan Ghaida dan Ve (Ve menghela nafas lalu menjatuhkan kepalanya lemas; Ghaida segera menghentikan kedua anak yang tingginya tidak jauh beda itu karena murid SMA ataupun SMP yang mulai berdatangan dengan ramai lancarnya sedang melihat ke arah mereka)
"Nichan~ udah-udah... malu diliatin!!"
"Nabilah udah Bil, malu diliatin!"
Ve dan Ghaida mencoba memisahkan keduanya, Ghaida memegang pundak Nisa yang dia panggil Nichan, sedangkan Ve hanya bisa bicara tanpa bisa melakukan kontak fisik.
Nisa bisa berhenti dengan ocehannya pada Nabilah, dia menuruti apa kata Ghaida. Sementara Nabilah masih sibuk dengan kekesalannya pada Nisa dan dia bicara pada Ve untuk tidak menghentikan ocehannya pada Nisa "ah biarin kak, ni kakak satu belagu banget soalnya!" ~ "Jangan gitu dong Bil, kamu kan mau nyampein pesan aku sama dia!" ~ "bodo amat! Orang belagu kayak dia mah gak pantas kakak mintain maaf!!" (Ghaida dan Nisa menganga melihat sikap Nabilah yang sedang sibuk ngoceh sendiri) "gak gitu Bil, kamu nya aja yang terlalu WaW nanggepin Nisa! Dia gak bela,-" ~ "Kakak belain dia!? Aku gak akan sampein pesannya!!" Nabilah marah pada Ve, saat Ve akan kembali berbicara "ia tapi,-" Ve keburu melihat ekspresi Ghaida dan Nisa yang sedang mengerung
"Bil, Bil.."
"apa?" wajah Nabilah masih nyolot pada Ve
"itu Bil.." Ve masih mengarahkan wajahnya pada Ghaida dan Nisa
"apa sih? Gak Jelas bang,-" Nabilah bicara sambil mengikuti arah dari kedua bola matanya Ve, dan saat dia sampai di titik arah matanya Ve. Lidahnya berhenti merangkai kata karena Nabilah bisa sangat jelas melihat ke heranan di wajah Ghaida dan Nisa yang sedang melihat tingkahnya, karena tanggung sudah diliatin Nabilah pun akhirnya bicara masih dengan wajah nyolotnya
"Apa? Baru pertama kali liat orang ngomong sendiri?!"
kata Nabilah tanpa berpikir kalau mereka adalah targetnya
"eh anak SMP, udah ganggu gak jelas pagi-pagi.. Sekarang keliatan ngomong sendiri malah marah-marah kesini!! Dasar anak Aneh!!!" ujar Nisa diikuti Ghaida "udahlah Nichan, biarin aja! Udah tahu ni anak aneh masih aja di ladenin!! Yuk pergi yang lain udah pada nungguin!!!" (Ve hanya bisa menepuk jidatnya dengan kelakuan Nabilah)
"eh, anak SMA~ jaga ya kalo bicara, mentang-mentang ngomong sama junior bisa seenaknya! Pake ngatain Aneh segala lagi!!"
"eeh? Masih aja nyolot, udah kamu yang salah juga!" kembali Nisa menanggapi
"aduh Bil, udah dong! Gimana mau minta maafnya" Nabilah hanya melirik dengan sudut matanya mendengar ucapan Ve.
"Nii~iichan,, udah kak Ghaida bilang gak usah di tanggepin! Hayu masuk!!" Ghaida pun menyeret Nisa masuk ke gedung SMA.

Wajah Ve memperlihatkan kekecewaanya pada Nabilah, sedangkan Nabilah masih dengan rasa marahnya "ah! Ngeselin~ aku gak mau minta maaf sama kakak-kakak di gedung ini!" ucap Nabilah sambil menghentakan kaki kanannya dan pergi ke taman sekolah tanpa menghiraukan Ve. Ve tidak bisa berbuat apa-apa kecuali mengikuti langkah Nabilah.

Bersambung lagi.. ^^
Aku tunggu kicauannya ya.. Arigatou :)
Maaf Kalau membosankan!!

0 comments:

Posting Komentar