Selasa, 23 April 2013

Friendship Candy -2nd Chance (48jam, 48nama)- 6th~Chapter



Di taman, Ve masih diam dengan wajahnya dia arahkan pada Nabilah yang masih kesal (jam 07.24)
"kamu masih kesal sama Nichan?" tanya Ve akhirnya.
Nabilh tidak menjawab hanya mendelik, dia memang masih kesal dengan tingkah Nisa yang mengatainya Bodoh belum lagi kata terakhir nya tadi yang bilang kalau dirinya Aneh. "(Ve menghela nafas) kalau kamu masih kesal, ya udah kak Ve gak akan maksa kamu!" dengan nada rendah Ve bicara "mungkin~ ini udah jadi takdirnya kakak, gak bisa dapetin kesempatan kedua untuk memperbaiki kehidupan kakak!" masih dengan rendahnya Ve bicara, Nabilah masih belum bereaksi "makasih ya Bil, kamu udah mau dengerin semua keluhan kak Ve!" Ve tertunduk lemas, Nabilah dan Ve saling diam. Tak lama Nabilah pun bicara
"jangan ngucapin makasih sekarang!" Ve terbelalak mendengar ucapan Nabilah yang masih belum melakukan kontak mata dengannya "Nabilah belum ngelakuin apapun kak, malah... Nabilah hampir ngerusak semuanya!!" Nabilah mengalihkan pandangannya pada Ve yang sudah lebih dulu melihatnya "maafin Nabilah ya kak, Nabilah akan ulang lagi scene yang tadi pagi. Tapi dengan cara yang lebih lembut!!" tutur Nabilah membuat Ve terharu "Nabilah..."
"Nabilah tahu kak, tindakan Nabilah tadi itu~ emang terlalu over reacted. Gak harusnya Nabilah malah jadi adu mulut sama kak Nisa, toh pas Nabilah pikirin ulang itu emang salahnya Nabilah kak! hehe" Nabilah bicara penuh penghayatan, Ve menyimak dengan sangat senang karena tadi Ve sempat berpikir kalau Nabilah tidak mau membantunya lagi.
"harusnya Nabilah engga halangin jalan nya mereka, harusnya Nabilah langsung bicara saat itu bukan malah cuma berdiri dan bikin mereka risih... Hmm Nabilah masih bingung kak, harus bicara apa sama mereka!!" Nabilah menjelaskan
"Kak Ve tahu Nabilah, apa yang akan kamu lakukan untuk kakak itu pasti akan sulit... Kamu gak harus minta maaf, karena kakak yang harusnya minta maaf dan harusnya kakak ngucapin makasih sama kamu yang udah mau dibuat susah sama kakak!"
Nabilah mengulaskan senyumnya "ya udah~ yuk kita jalan lagi..!!" ucap Nabilah yang kini penuh semangat, Ve menyambutnya dengan senyum bahagia.
Mereka pun berjalan dengan sambil bicara membahas kalau misi minta maafnya akan Nabilah ulang pas istirahat nanti, tapi ganti target karena kalau memaksakan menemui Ghaida dan Nisa, Nabilah takutnya mereka masih kesal pada dirinya.

Sampai di kelas, Ayana dan Gaby sudah duduk manis menunggu Nabilah.
"pagi~" sapa Nabilah, dia duduk dan menyimpan tasnya tapi belum dengar sapaan balik, baik dari Ayana maupun Gaby "kalian berdua kenapa sih?" Nabilah kini bertanya heran karena Ayana dan Gaby melihatnya dengan tatapan 'aneh'
"kamu tadi... abis berantem sama anak SMA? Bil!" tanya Gaby, Nabilah merapatkan alis matanya 'berantem? Dipikir aku abis baku hantam apa?' bisik Nabilah. lalu bersikap biasa lagi dengan diikuti desahan dan di akhiri jawaban "(haaah) aku heran~ Gosip di sekolah ini cepet banget nyebarnya!" Nabilah melihat Ayana dan Gaby "kalian tahu dari mana berita itu?" kemudian Nabilah bertanya
"dari temen-temen yang berseliweran!" jawab Ayana diikuti anggukan Gaby
"Ayana Shahab! Ih! Kamu tu ya, seneng banget nangkep kabar yang berseliweran di gedung ini!!" Nabilah diam sejenak "eh denger ya? Aku itu gak berantem sama anak SMA! Tadi itu cuma salah paham aja!! Udah ah jangan bahas berita yang dapetnya dari seliweran! Kalo mau bahas berita yang dari selebaran aja, jangan dari seliweran" Ve yang dari tadi menyimak kini sedang tertawa dengan jawaban dari Nabilah untuk ke2 sahabatnya.
"emangnya kamu ngapain Bil, kok bisa sampai salah paham sama kakak di gedung SMA?" Gaby melemparkan pertanyaan yang membuat Nabilah menelan ludahnya sendiri
"um itu~ aku.-" *Belllllllllllll MASUK* "ah, udah bell masuk" kata Nabilah seperti ada yang menyelamatkan "tuh, tuh~ bu Aryani udah dateng tuh!" kemudian Nabilah menunjuk ke arah luar kelas. Gaby tidak bisa berbuat apapun kecuali diam, karena guru mereka sudah datang dan siap memulai pelajaran.

Waktu istirahat datang, sebenarnya Nabilah masih ingin berada di kelas selama mungkin (padahal biasanya Nabilah ingin cepat mendengar bell istirahat) dan membiarkan waktu berjalan LAMBAT karena dia masih merasa deg-deggan tidak karuan kalau mengingat adanya misi yang harus dia kerjakan.
Nabilah memutar pikirannya untuk mencari alasan pada Ayana dan Gaby agar dia bisa keluar, setelah dapat Nabilah berdiri dari tempat duduknya
"mau kemana Bil?" tanya Ayana, sesuai yang sudah di prediksi Nabilah kalau ke2 sahabatnya ini akan bertanya
"em~ aku mau ke ruang guru!" jawab Nabilah dengan ekspresi seee-biasa mungkin agar tidak ketahuan bohongnya, Ayana dan Gaby mengerung
"ruang guru? Tumben!" kata Gaby
"tadi bu Ariani nyuruh aku untuk ke ruang guru kalo udah istirahat! Katanya ada yang mau di bicarain!"
"Kapan bu Ariani nyuruh kamu Bil? Perasaan tadi aku gak lihat kamu sama bu Ariani bicara deh?!" Ayana menerawang (si Ayana KEPO)
"tadi bu Ariani bilangnya pas aku ke depan nyerahin buku PR kita!!" kata Nabilah, Gaby dan Ayana bilang Oohh~ setelah mengingat kejadian tadi pagi saat Nabilah maju kedepan mengumpulkan buku tugas teman-teman sekelas
"aku kesana dulu yah!" Nabilah mengucapkan permisinya, Ve tersenyum jahil pada Nabilah yang pintar mencari alasan, Nabilah mendelik pada si arwah dengan dari wajahnya tersirat kata 'apa?'.

Nabilah berhasil keluar, dia berjalan menuju lapangan basket untuk menghampiri targetnya (target Ve maksudnya)
"itu tuh... Jeje, Panda, Delima sama Frieska!" Ve menunjukan ke salah satu sudut dimana ada 4orang sedang duduk menikmati makanannya
"hmm~ yang tiga itu.." tunjuk Nabilah pada Jeje, Panda dan Delima "kayaknya bakal rada susah kak!" Ve melihat Nabilah "diliat dari wajahnya, mereka kayaknya bakal susah deh ngasih maaf!!" Nabilah terdengar hopeless "mana wajahnya keliatan pada nyolot semua lagi! Salut aku sama kak Ve, bisa nge Bully mereka!!"
"hem! Ngeledek?"
"gak ngeledek kak, kenyataan itu!!"
Ve hanya bisa mendelik Nabilah
"ya udahlah terserah kamu, yang penting sekarang kita samperin mereka!" Nabilah mengangguk lalu berjalan mendekati Jeje, Panda, Frieska dan Delima.

"Hai~ Selamat siang" dengan susah payah Nabilah mengucapkan kata itu, Jeje melihat ke arah kanan, kiri dan belakangnya
"ke kita?" tanya Jeje pada Nabilah yang berdiri di hadapannya, Frieska, Delima dan Panda.
Nabilah mengangguk "i-ia kak, aku ngucapin salam ke kakak semua!" Ve membisikan kata-katanya "ayo Bil, waktu nih!" Nabilah melakukan gerakan kecil pada tangan atas sebelah kanannya sambil mendelik Ve
"emang ada apa kamu nyapa kita?" tanya murid yang memiliki pipi bolong (lesung pipi; Delima)
"um~ anu... itu- aku mau...." lidah Nabilah terasa begitu kelu, ke4 murid SMA itu menatap Nabilah heran.
Gimana mereka gak heran, anak SMP berdiri di hadapan mereka dengan ucapan terbata gak tahu apa maksud sebenarnya dan gak tahu mau ngapain.
"Aduh~ Nabilah ayolahhh!" Ve membisikan itu di sebelah Nabilah
"hemm, Nabilah Ratna AZ.." ucap murid yang terlihat sedikit berisi (Panda) menyebutkan nama Nabilah yang terpampang di baju seragam sebelah kanannya "apa yang mau kamu sampaikan sama kita?" tanya Panda kemudian
"lu kenal sama anak ini, Panda?" tanya Jeje, Panda menggeleng sambil menunjuk papan nama Nabilah. Jeje hanya mengucapkan Oh dengan tangannya kembali menopang dagu
"ini~ aku mau... mmm~ Aku..Aku mau ngucapin maaf atasnamakakveyangudahpernahbikinkaliankesalmarahsampaimungkinkalianmembencidiakarenatingkahlakunyayangmenyebalkan!" Nabilah menarik nafasnya karena saat berucap dia tidak menyimpan titik, koma, tanda seru, tanda tanya atau tanda apapun di aliran kalimatnya.

"ni anak ngomong apa sih?" ujar Jeje, mereka ber4 tidak bisa menangkap dengan jelas ucapan Nabilah yang tanpa pembatas dan terdengar bla-ble-blo di tengah pengucapan huruf R nya yang ngambang
"eh dek, bicaranya kalem aja! Kita semua dengerin kok! Ia kan teman-teman?" ucap si murid yang terlihat santai (Frieska) dan di amini oleh ke3 lainnya dengan anggukan.
Ingin sekali Ve memasuki tubuh Nabilah agar dia bisa menyampaikan maafnya secara langsung, tapi apa daya... hal itu sangat mustahil untuk di lakukan. Nabilah melihat sekilas ke arah Ve yang menundukan kepalanya, dia lalu mengumpulkan keberaniannya dan memulai kembali ucapannya dengan sebelumnya menarik nafas dalam-dalam
"(hemmmmmhah!) jadi gini kak~ maksud Nabilah nyamperin kakak semuanya adalah untuk.... untuk menyampaikan permintaan maaf!"
"Maaf? Maksudnya" tanya Delima heran
"ia maaf, sebuah permintaan maaf dari kak Ve!"
saat mendengar nama Ve di sebutkan, refleks ke3 nya kaget lalu mengerutkan dahinya. Ve melihat Nabilah lalu melihat Jeje, Panda, Delima dan Frieska. "aku Nabilah, ingin menyampaikan permintaan maaf dari kak Ve untuk kak Jeje, kak Panda, kak Delima dan juga kak Frieska.. Kak Ve minta maaf atas apa yang sudah dia lakukan pada kakak semua" Jeje, Panda, Delima, Frieska belum ada yang bereaksi "kak Ve harap, kalian mau ngasih maaf kalian untuk dia. Dan memberikannya kesempatan kedua untuk memperbaiki semuanya, kak Ve ju,-"
"Haaah! Stop, Stop, Stop,~ kamu sebenarnya ngomong apa sih dek! Hah?" Jeje yang pertama kali menanggapi Nabilah dengan menyetop ucapannya "kamu bilang Ve mau kita maafin dia?" lanjut Jeje. Nabilah mengangguk dengan polosnya, Ve masih memperhatikan
"Ve? Jessica Veranda?!" sambung Panda bertanya, Nabilah pun kembali mengangguk lalu mengeluarkan suaranya lagi
"ia, Ve! Kak Ve, Jessica Veranda murid SMA PUTRI JAKARTA kelas XI A 4!" kata Nabilah seolah tahu kalau Jeje dan Panda sedang meragukan ucapannya "anak dari pemilik yayasan yang menaungi Sekolah kita, murid yang terkenal di seantero Sekolah sebagai Queen Witch! Masih kurang jelas kak?" Nabilah balik bertanya,
kini Jeje, Panda, Delima dan Frieska menatap Nabilah dengan wajahnya di selimuti keheranan
"terus? Maksud kamu Ve mau minta maaf itu apa? Ve kan lagi koma, gimana mungkin dia bisa bilang sama kamu untuk minta maaf dan.. lagian, kamu itu siapanya Ve? Sampai tahu kalau Ve mau minta maaf sama kita?" Delima menganalisa dengan di ia kan oleh Jeje dan Panda "Sahabat-sahabatnya aja, gak pernah ada yang datang sama kita buat ngucapin maaf ATAS NAMA Ve!" Delima menekankan Atas Nama nya karena tadi Nabilah bilangya mengucapkan maaf atas nama Ve, yang Delima anggap kalo Nabilah pernah ngobrol baru-baru ini dengan Ve.
'aduhh, gimana jawabnya nih?' wajah Nabilah terlihat sangat bingung dan tidak tahu harus berbuat apa, Ve bisa melihat wajah Nabilah "kamu bilang aja, kamu adik sepupu aku! Dan kamu nemuin surat di kamar aku!!" dia lalu bicara untuk memberikan bantuan pada Nabilah "em, no sense kak! (gak masuk akal)" bisik Nabilah sambil mengusap alis mata kirinya agar saat dia berbisik pada Ve, ke4 murid SMA yang sedang melihatnya tidak melihat tingkahnya itu.

"kamu ngomong apa? Kita gak denger!" kata Jeje menembak Nabilah dengan pertanyaan
"ah, em~ itu~ anu- aku.. Aku mau bilang, kalau aku itu.. adik sepupunya kak Ve!" jawab Nabila dengan senyum tak karuan "katanya No sense!" goda Ve pada Nabilah, Nabilah menekuk wajahnya melirik sekilas Ve.
"adik sepupu?" tanya Panda dan Jeje berbarengan, Nabilah mengangguk "Ve punya adik sepupu yang satu sekolah?" Nabilah kembali mengangguk
"hmm~ kalau kamu emang adik sepupunya Ve, terus kenapa selama ini kita gak pernah liat kamu ada di dekat Ve atau kamu tegur sapa sama Ve!" giliran Frieska yang menganalisa
'Heran sama murid-murid di sekolah ini, kayanya tahu banget soal kak Ve!' kata Nabilah dalam pikirannya
"ehhh~ di tanya diem lagi!" ujar Delima.
"um~ ya... aku emang gak begitu deket sama kak Ve, meskipun aku adik sepupunya!" Nabilah mulai menjelaskan dan di tonton oleh 4targetnya. "lagian, kaya yang kalian tahu... kak Ve kan orangnya........... jadi ya, aku sih cuma bisa ngeliat aja!" lanjut Nabilah dengan tidak menyebutkan part dimana Ve itu orangnya MENYEBALKAN, MENGESALKAN, MENJENGKELKAN, DAN MEMBUAT HAMPIR SEMUA MURID MEMBENCI DIA (capslock jebol) pokonya hal-hal yang tidak baik dari sisi seorang Veranda.
"aku tahu kalau kak Ve mengalami kecelakaan dan bahkan sekarang dia koma, jadi ya... aku sama keluarga aku ngejenguk dia ke rumah sakit, dan~ kemarin aku main ke rumahnya kak Ve sama papa mama aku.. Terus,,-" Nabilah berhenti sejenak untuk mencari kata yang pas dalam misi meminta maaf ini, Nabilah sebenarnya tidak mau membohongi mereka karena yang dia tahu ini adalah misi meminta maaf. Jadi kalau Nabilah membohongi mereka lantas untuk apa permintaan maaf itu? "aku masuk ke kamarnya, aku ngeliat buku diary nya kak Ve dan.... ya gitulah (membaca diary Ve maksudnya, ke4 target mengerti tanpa harus di ucapkan secara nyata oleh Nabilah), sampai aku punya analisa sendiri soal koma nya kak Ve!"
"maksudnya?" Panda mengintrupsi saat mendengar Nabilah mengucapkan analisa soal komanya Ve.
"ia~ aku pikir.. kak Ve koma itu karena mungkin banyaknya yang benci sama dia dan... pasti banyak juga doa yang gak baik buat kak Ve yang secara sadar ataupun enggak pernah keluar dari mulut mereka ataupun yang mereka pendam di hati!~ Bukankah ucapan itu doa, terus kan Tuhan bilang 'sekecil atau sebesar apapun suara kita saat berdoa Tuhan akan tetap mendengarkan dan akan mengabulkannya' ia kan?" Jeje, Panda, Delima dan Frieska terhenyak dengan ucapan si anak SMP yang terdengar sangat dewasa. Ve tak kalah terhenyak mendengar ucapan Nabilah "jadinya ya, sekarang kak Ve ada di batas antara hidup dan mati! Kalau kata orang-orang sih (Nabilah menerawang) Hidup segan matipun enggan!! Itu yang Nabilah pikir tentang koma nya kak Ve!" panjang lebar Nabilah menjelaskan.
Ve merasa terharu dan juga merasa mendapat tamparan dari kata-kata Nabilah.
Karena Jeje, Panda, Delima ataupun Frieska tidak ada yang merespon, Nabilah pikir kalau alasan yang dia buat tidak bisa melunturkan ketidak sukaan mereka pada Ve dan mungkin juga mereka tidak akan memaafkan Ve.
(Jeje, Panda, Delima dan Frieska sedang melamun, menerawang ke masa dimana mereka pernah di kerjai Ve dan juga mereka mengakui dalam hati kalau ucapan Nabilah itu benar *mereka mengucapkan hal yang tidak seharusnya untuk Ve*)
Nabilah masih menunduk dan Ve masih dengan wajah pucat dan guratan harap-harap cemasnya menunggu ke4 nya bereaksi.

sudah hampir 4menit mereka mendiamkan Nabilah (dan Ve juga) "haaah~ kayaknya mereka gak akan maafin kakak, Bil!"
Nabilah melihat ke arah Ve
"jangan putus harapan dong kak!" bisik Nabilah.
Seperti menanti keputusan pengadilan Nabilah memainkan kedua tangannya begitu terlihat tidak tenang, sampai Nabilah berpikir kalau dia harus mengeluarkan suaranya untuk membuat ke4 orang yang ada di hadapannya ini merespon
"Ehem, hem~hem! Ehem~" Nabilah mendehem, meskipun itu ide yang konyol tapi ternyata berhasil. Jeje, Panda, Delima dan Frieska kembali dari alam bawah sadarnya "jadi gimana kak? Kakak-kakak semua... mau? Maafin kakak sepupu aku? Kak Ve!" ucap Nabilah setelah melihat mereka ber4 sepertinya sudah bisa menguasi diri (Ve mengangguk-anggukan kepalanya, berharap kalau mereka ber4 mau memaafkannya).
Jeje menghela nafas sebelum dia mengutarakan jawabannya "kalau gue pribadi.." Jeje berhenti dulu "ya~ gue akuin gue emang kesel sama tingkah lakunya Ve yang suka seenaknya, gak bisa nyaring omongannya, yaaa pokoknya Bad lah Ve buat gue!" Nabilah dan Ve menyimak "dan gue juga mengakui apa yang kamu katakan (menunjuk Nabilah) itu emang bener, gue waktu denger kalau Ve kecelakaan.. Jujur gue seneng banget waktu itu dan ngerasa puaslah karena ternyata Tuhan emang gak tidur, Dia tahu mana yang benar dan mana yang salah!" Ve mengerungkan wajahnya, sepertinya dia sedang flasback ke masa di mana dia sedang bertingkah seenaknya pada Jeje (ngumpetin kaos team nya Jeje pas waktu mau pertandingan Final kompetisi basket, menghina Jeje dengan membawa-bawa kondisi ekonomi keluarga Jeje dengan begitu kasar dan tidak ber prikemanusiaan) "tapi setelah beberapa hari ini mendengar kondisi Ve yang tidak kunjung membaik, kayaknya gue gak tega juga~ dan..." Jeje melihat Nabilah, Nabilah hanya bisa mengedip-ngedipakan matanya saat di bidik Jeje "kalau apa yang kamu katakan tentang analisis kamu itu benar... Gue mau maafin Ve" Ve bisa tersenyum senang tapi tidak dengan Nabilah dia malah mengerung dan berpikir kalau maafnya Jeje itu gak tulus karena dia (Jeje) mau maafin Ve atas analisis yang di berikan Nabilah bukan karena dia memang mau maafin tingkah menyebalkannya Ve
"kak Jeje gak tulus dong maafin kak Ve?" ~ "maksud kamu?" ~ "ia, kakak mau maafin kak Ve karena analisis aku, kalau kak Ve sedang di ambang hidup dan mati dan kalau kakak semua gak maafin kak Ve maka dia akan benar-benar meninggal! Itu kan yang jadi alasan maunya kak Jeje maafin ka Ve?" si arwah mengangguk menyetujui perkataan Nabilah. Sementara Jejenya sendiri malah tersenyum "Ve, Ve.. dia beruntung bisa punya adik sepupu setulus kamu" Nabilah heran, Jeje berdiri dan memegangi lengan atasnya Nabilah "dengerin ya Nabilah, aku Jeje. Jessica Vania.. mau maafin Ve bukan semata karena mendengar analisis dari kamu tapi karena aku emang dengan setulus hati mau maafin Ve, dan aku harap saat dia bangun nanti dia bisa merubah semua tabiat jeleknya!!" Nabilah tersenyum sedikit "karena aku yakin, apa yang di lakukan Ve pasti ada alasannya! Ia kan?" Nabilah mengangguk, Panda, Delima dan Frieska ikut berdiri dan menghadap Nabilah "aku juga~ aku setuju dengan yang Jeje katakan, dan aku maafin Ve" kata Frieska sambil tersenyum, di susul oleh Delima "Aku juga~ aku maafin Ve" kemudian terakhir Panda "dan aku juga~ Ve emang suka keterlaluan sama murid-murid disini termasuk aku, tapi aku gak mau nyimpan dendam sama dia, karena apa yang dibilang Jeje itu benar, Ve pasti punya alasan untuk kecongkakannya bukan karena dia memang sifatnya seperti itu... aku maafin Ve, semoga dia cepat sembuh ya!" Panda menutupnya dengan memberikan semangat pada Nabilah (karena mereka tahu nya Nabilah itu adik sepupu nya Ve dan Panda yakin Nabilah pasti merasa sedih melihat kondisi kakak sepupunya seperti sekarang ini).
Nabilah tersenyum bahagia dengan sambutan dari Jeje, Panda, Frieska dan Delima, pun dengan Ve yang tak kalah bahagia mendengar setiap ucapan yang terlantun dari bibir mereka yang pernah dia sakiti.
'hal bodoh apa yang sudah aku lakukan dulu Tuhan!? Kenapa aku gak sadar kalau mereka itu terlalu baik untuk aku sakitin!!' Ve menyesali perbuatanya (Penyesalan memang tidak pernah datang di awal cerita).
"makasih ya kak, udah mau maafin kak Ve!"
Nabilah membungkukan badannya, di sambut anggukan dari Jeje, Panda, Delima dan Frieska.

Tidak jauh dari tempat Nabilah kumpul dengan Jeje, Panda, Delima dan Frieska. Ada 2orang murid SMP yang sedang melihatnya
"itu~ itu bukannya Nabilah?" ucap salah seorang yang memilik rambut menjuntai hampir menutupi punggungnya,
"ia, itu Nabilah! Tapi~ dia ngapain nunduk-nunduk gitu di depan anak SMA!?" sambut yang lainnya sambil bertanya.
"apa mungkin Nabilah lagi di..." ~ "Bully!" keduanya mengucapkan kata itu berbarengan sambil saling melempar pandangan satu sama lain.

"hooaa! sugoii, kita baru aja dapat 4 nama kak!! Liat nih hasilnya" Nabilah memperlihatkan kedua telapak tangannya "keringat cuyyy! hah! Adrenaline nya itu~ beuhhh, lebih-lebih pas di kasih tugas presentasi depan kelas!!!" Ve tersenyum dengan ucapan Nabilah, mereka berdua terus berjalan menuju kelas.
"makasih ya Bil, kak Ve gak tahu harus ngucapin makasih dengan cara apa sama kamu!! Baru 4 nama aja, kak Ve udah seneng banget!! Hem~ kak Ve yakin dengan ketulusan kamu, murid-murid di sekolah ini... pasti mau maafin kakak!"
"dengan ketulusan aku dan kebenaran kakak yang mau berubah! Itu yang akan membuat semuanya lancar :) gak ada lagi topeng, gak ada lagi penyamaran dari kak Ve yang pura-pura baik terus kembali nyakitin oang lain! Ok?! ;)" Nabilah mengedipkan mata kanannya, dia sudah antisipasi saat berbicara dengan Ve, tidak ada siapapun tidak ada seorangpun yang memperhatikan Nabilah meski dia sedang berjalan menuju kelasnya (padahal ada 2orang yang kini sedang berjalan kearahnya, dan mungkin sempat melihat Nabilah berkomat-kamit).

"Nabilah~" kedua orang yang tadi melihat Nabilah dari jauh memanggil Nabilah dan berjalan menghampirinya, Ve ikut melihat kedatangan ke2 murid itu lalu bicara pada Nabilah
"mereka manggil kamu? Wahh, kebetulan banget tuh!"
"kebetulan? Apanya?"
"ya merekanya!"
"merekanya? aduh kak Ve, ngomongnya yang jelas napa!"
"aduhh Nabilah, yang manggil kamu itu kan Beby sama Shania!"
"haaaa, terus?"
"itu artinya mereka berdua.. ada di list kita!!"
"huh? Kita? Kak Ve aja, ihh!!" jawab Nabilah dengan gimik bercanda.
"-_bzzz, ia~ ia- list kak Ve! Hah~" Nabilah tersenyum jahil. Shania dan Beby tinggal beberapa inchi lagi pada Nabilah, dan sebelum mereka benar-benar ada di depan Nabilah. Nabilah mengeluarkan pernyataan pada Ve "awas ya kak Ve, kalau nanti Nabilah lagi bicara sama mereka! Kak Ve jangan bikin Nabilah keliatan kayak orang............" Ve tersenyum pada Nabilah, lalu mengangkat kedua jempolnya dengan diikuti senyum 2 jari pertanda mengerti dengan yang di ucapkan si cerewet meskipun tidak di ucapkan semunya.
Shania dan Beby pun sampai di depan Nabilah,
"kak Shania~ kak Beby~!" ucap Nabilah
"Hai, Bil!" sapa Shania lalu Beby, nabilah memberikan senyumnya untuk membalas sapaan.
"ada apa kak? manggil Nabilah!" tanya Nabilah to the point
"em~ itu... kita mau tanya!" kata Shania "tadi kakak sama kak Beby lihat kamu bareng sama anak SMA, terus kita lihat kamu membungkuk! Itu untuk apa? Kenapa kamu ngelakuin itu?!" lanjut Shania, Beby hanya mengangguk meng ia kan setiap ucapan Shania.

Mereka berdua itu kakak kelas plus anggota Osis di SMP, mereka kenal pada Nabilah karena Nabilah juga anggota Osis. Meskipun tidak dekat, tapi Shania dan Beby yang sebagai kakak kelas ingin memperlihatkan kalau mereka perduli dengan teman-teman di gedung SMP, jika teman atau adik kelas mereka ada yang di kerjai oleh anak SMA maka mereka dan anggota Osis lainnya akan mengambil tindakan untuk melaporkan kejadian itu pada pihak sekolah.

"oh! Itu... um~ gak ada apa-apaan kok kak!" jawab Nabilah dengan santainya
"kamu yakin gak ada apa-apa? Kok kayaknya tadi serius banget, kamu gak lagi di Bully kan?!" kembali Shania bertanya
"Shania segitu sinisnya ngebahas anak SMA!?"
bisik Ve pada Nabilah
"itu kan gara-gara kakak juga" gumam Nabilah
"apa Bil? Kamu ngomong apa barusan?" giliran Beby yang bertanya karena melihat Nabilah seperti sedang bicara *padahal emang lagi bicara*
"iya! hehe~ gak kok kak, aku gak bicara! em, masalah aku tadi bungkuk sama murid SMA itu... soalnya aku lagi, aku lagi" Nabilah sepertinya bersiap melancarkan misi minta maafnya "aku lagi ngucapin makasih~ ia makasih... itu bener! Hehe, makasih" lanjut Nabilah ternyata tidak langsung minta maaf.

*WARNING: Sisa waktu 2menit tan menuju bell masuk istirahat*

Shania dan Beby saling melempar pandangan dengan jawaban yang di utarakan Nabilah
"emmm~ kak, Nabilah boleh bicara sesuatu gak?" tanya Nabilah memisahkan tatapan Shania dan Beby
"bicara aja!" ucap Beby yang menanggapi pertama.
"sebenarnya... Nabilah sama kakak SMA itu tadi, ngucapin makasih karena~ um- mereka mau maafin kak Ve!"
"Apa?"
"Apa?"
Beby dan Shania refleks menyebutkan 'apa' secara berbarengan
"apanya?" kata Nabilah pada ekspresi yang di perlihatkan Shania dan Beby
"kamu tadi bilang kak Ve!?" tanya Beby, Nabilah mengangguk.
"maafin kak Ve!" giliran Shania buka suara
"ia! kak Jeje, kak Panda, kak Frieska sama kak Delima mau maafin kak Ve untuk semua yang pernah di lakukan kak Ve pada mereka" dengan polosnya dan tanpa beban akan perasaan Shania dan Beby, Nabilah bicara.

"kamu mau jadi penghianat Bil?"
"huh? Penghianat!? Maksud kak Shania?" Nabilah heran
"maksud Shania itu... kenapa kamu minta maaf untuk kak Ve, apa hubungannya sama kamu? Terus... apa yang tadi kamu bilang itu artinya kamu lagi bantuin kak Ve? Ia kan!?" Nabilah diam sejenak mencerna ucapan Beby, lalu dengan gerakan pelan Nabilah menganggukan kepalanya.
"hah (senyum sinis) ck, ck, ck... Nabilah, Nabilah~ ngapain kamu meminta maaf untuk orang kayak kak Ve!" dengan sangat sinis Shania bicara (sepertinya apa yang dulu Ve lakukan pada Shania sangat keterlaluan hingga membuat Shania sebegitu skeptis nya saat mendengar nama Ve, apalagi adanya bantuan untuk Ve) "apa hubungannya sama kamu? Emang dia itu siapa nya kamu?"
Ve terlihat sedih, sakit, menyesal ketika mendengar ke sinis san Beby dan juga Shania <- dia yang lebih SINIS :D

Bersambung lagi.. ^^
Aku tunggu kicauannya ya.. Arigatou :)
Maaf Kalau membosankan!! dan sepertinya yang ini membosankan ^^a

1 comments: