Writter : Amrul Nizar
CAST : Dhike, Heruw As Jud
Mungkin kenyataannya ada suatu hal yang mulai memberanikan dan
menguatkan hatinya kali ini, ditengah kondisi Dhike yg kemudian biasanya
hanya bisa terungkup dalam kamarnya akibat tak kuat pada lemah
tubuhnya, mulai tekad untuk sesekali, ia ingin nampak sebagai wanita
kuat yg tegar meski ditempa dengan penyakit yg membuat dropnya itu.
''Aku harus kuat, Kuat! dan setidaknya aku juga ingin bisa diliat oleh
Ayu bahwa disaat aku dilanda dengan jenuhnya masalahku, aku akan tetap
bisa tersenyum bagi Ayu!'' tegar Dhike.
Selangkah
kemudian. Ia menyegerakan niatnya dengan pergi ke kamar apartemen Ayu,
hanya untuk mengunjunginya dan tanpa membawa apapun, yang akan dipakai
menjadi oleh-oleh untuk Ayu. Sebatas hanya membawa sekuntum senyum nan
penuh rindu pada sahabat yg dianggap paling dekat, hingga bisa melebihi
ikatan saudara kandung sekali pun.
***
Diambilnya sebuah sweater hangat polos berwarna merah yang biasa ia
letakkan di kasurnya, ia pun kenakan sambil berdo’a dan memantapkan diri
semoga tak sia-sia juga ia berusaha datang ke Apartemen Ayu, yang tak
biasanya, justru dirinyalah yang sering dikunjungi oleh Ayu. Terlintas,
Dhike pun sudah bisa mengkondisikan tubuhnya meski ditengah sakitnya
itu. perlahan dia keluar dari kamarnya dan menuju ketempat apartement
Ayu yang tak jauh dari apartementnya sendiri.
''Tentang
Ayu, semoga dia baik2 saja untuk kali ini. Lagian, setidaknya aku
berharap dengan kehadiranku disana. kemelut masalah yg diderita Ayu
sedikit2 berkurang. Semoga!'' pinta Dhike dalam hati. yang menulusuri
lorong apartemen hingga menuju kamar Ayu. Tiba-tiba ada kejadian,
seseorang entah ranahnya darimana, muncul dari belakang Dhike, berusaha
seseorang itu ingin bertatapan dengan Dhike dengan kehadirannya.
''Sore... Ikey!'' ucapnya sambil tertegun dan malu2 karena takutnya
dengan datang lewat sapaannya malah menganggu aktivitas Dhike sendiri.
''Sore, oh kamu her. ada apa?'' sahut Dhike.
''nggak kok. ga' ada apa-apa. aku nyapa kamu cuma pengen nyapa dan
liat keadaanmu sekarang kek gimana.. hehehe!! ''seloroh Heruw.
pemuda
yg masih sepantaran dengan Dhike, tinggal di apartemen bersama namun
hanya beda lantai saja. dan juga beda sekolah dengan Dhike. Tak asing
kemudian mereka basa-basi sedikit sembari menguatkan ikatan persahabatan
lama sehidup seapartemen saja.
''Ngomong ngomong, aku
sebeneranya pengen kesini, disamping ngecek kondisi juga ada sesuatu yg
ingin kucek juga!'' seloroh Heruw yg tiba-tiba memberhentikan basa-basi
dg pertanyaan yg menjurus ke serius sekarang.
''hmm.. soal apa yah? dan apa yg harus juga dicek yah?'' utas dhike.
''err... bukan maksudnya gitu juga gini ...' 'sejenak terdiam yg
menyebabkan keheningan sebentar akibat perkataan Heruw ada yg ditahan
dan belum diucap secara jelas.
"Jadi... tentang nomer hapemu,
entah kenapa dari list contact aku, kok baru nyadar yah kalo ga' ada
nomermu. lagian kalo nantinya aku tau, seenggaknya lewat begini aku bisa
mengetahui kondisi, mengingat juga, aku liat dari kabar2 bahwa
kesehatanmu agak begitu drop. hingga kemudian beberapa hari katanya
harus ijin untuk tidak masuk sekolah. sekalipun akhirnya aku dapet nomer
kamu. akupun juga ga' bisa mastiin secara perkembangan kondisi ikey
sendiri secara langsung. toh lagipula, dengan begini ada hal yg bikin
aku tenang. nomermu ada di list-ku, itu saja buatku tenang kok!" seloroh
Heruw yang mulai agak berani dari sebelumnya yg awalnya agak sedikit
malu dan canggung.
akhirnya diutarakan juga niat awalnya bertemu
dengan Ikey. Seketika itupun hape jenis Touch screenpun, Heruw keluarkan
dari saku celana. yg sedari awal udah disiapkan matang-matang atas
usaha dia bertemu dengan Dhike .
Dhikepun sedikit terdiam sejenak... ''hehe... begitu yah!''.
entah
hal apa yang didapatkan dari Dhike. kekalutan akan terhadap masalahnya,
penyakitnya tiba sedikit redup dg senyuman polosnya. pertanda ada suatu
hal yg melupakan bebannya dan hal yang barusan terjadilah yg membuatnya
Dhike terliat agak berbeda dari auranya yg biasa.
''yah... mungkin kita aja yg jarang ketemuan. makanya sampai hal kayak
gini antara kamu sendiri dengan aku malah tidak ingat...''. ulas dhike.
''jadi???'' penasaran Heruw. Setidaknya dialah yg pertama kali merasa
yg ingat duluan, dan sesegera mungkin menemui Dhike untuk minta
kepastian.
''hmm... tapi untuk sekarang, dan maaf yah
her! aku belum bisa jawab ya atau tidak sekarang! mengingat, sebelum aku
bertemu dg kamu sendiri. aku udah punya janji dari aku sendiri untuk
bertemu dengan seseorang yang lebih membutuhkan aku saat ini.. '' belum
sempat habis perkataannya yg diucapkan ke Heruw. dia meneruskan sendiri
perkataannya tapi diucapkan dalam hati ''... dan ditengah kondisi batin
dan fisikku ini..''.
''... jadi maaf yah her! untuk
saat ini belum dulu, dan untuk sekarang aku emang buru-buru ketemu dg
seseorang yg kusebut itu!'' tegas dhike, sambil kemudian sedikit acuh
memalingkan muka temannya itu untuk melanjutkan perjalanannya menuju ke
tempat Ayu.
agak sedikit hening kemudian...
''ya sudah, aku mengerti kok. dan terima kasih yah, Ikey! dan, oh
iya.. tetap jaga kesehatanmu. karena itu yg terpenting buatmu!!''. sahut
heruw sembari senyum menghargai.
Meski pelak,
percakapan terakhirnya yang ia dapati cuma memandang Dhike terus
berjalan ke depan tanpa menoleh sedikitpun kepada dia. Dan juga tak
mendapati apa yg ia ingin dapati kali. hingga kemudian Heruwpun ikut
meninggalkan bekas pertemuan itu. Ponsel yang sempat ia keluarkan dan
masih dalam genggamanny juga jadi saksi bisu pertemuan yang ia
rencanakan, namun tak direncanai bagi Dhike sendiri. Alhasil, kembalilah
ponsel touch screen ukuran mininya itu kembali ke saku celananya,
sembari tetap puas terhadap hasil pertemuan itu dan sudah terekam dalam
langkah2 terakhir untuk pulang balik ke kamar apartemennya.
***
Lepas kemudian. tibalah Heruw menuju kamar apartemennya. Bisa jadi, pengalaman tadi tentu masih tetap merekat dibenaknya.
Tahu
dirilah, dia laki-laki. sudah bisa dikatakan dewasa. Menerima
kenyataan, hanya sekedar bertemu dengan seorang perempuan, sendirian
pula meski tetap memegang prinsip hanya sebatas teman dan bertemu cuma
minta hal yg dianggap mudah untuk bisa direspon baik saja. itu merasakan
canggung yang berat.
Bisiknya ia dalam hati. ''Tau gini, kenapa sama temen aja sekalian, barangkali ga' ditolak penawarannya. Hadehh..''
Sambil
menghembuskan nafas panjang. Dia letakkan Ponselnya itu diatas meja
belajar yang jaraknya sekitaran 2 meter saja di kasurnya. Diletakkan.
dan memang aktivitas selanjutnya ia ingin merebahkan tubuhnya ke kasur
karena tidak hal yang lebih penting dikerjakan baginya saat ini kecuali
berimajinasi sedikit meng-alur-kan kejadian tadi hingga sampai mendapati
hasil yang justru ia merasa tidak ingin dia dapati.
''Dhike... Dhike...'' gumamnya.
Merasa
Ponselnya bergetar pertanda ada SMS masuk dalam inbox. langsung
seketika terperanjat dari rebahannya, membuyarkan angan2 kosongnya, dan
memberhentikan gumamnya hanya untuk fokus pada satu tujuan sekarang.
Ingin tahu, siapa barusan yang mengirimi SMS pada nomernya.
Berangkatlah
ia dari kasurnya, menuju letak Ponsel yang bergeletak tadi di atas meja
belajarnya. Memang suara dering ponselnya disaat ada SMS serta
Panggilan masuk cuma dalam keadaan getar saja. karena ia sendiri yang
menyengaja. Tujuannya, agar orang disekitar merasa tak terganggu dengan
suara pemberitahuan yang masuk di Ponselnya. Idealis, yang mencoba tak
menggangu orang lain disekitarnya.
''Semoga, SMS ini dari Dhike, amin aja lah!'' Heruw berkata.
Entah
kemudian masih menyisakan kejadian tadi atau apa. dipikirnya, SMS yg
barusan dan belum dia baca sendiri itu sudah beranggapan kalau itu dari
Dhike sendiri. Padahal kenyataan dia sendiri tahu apa tidak kalau Dhike
itu sudah punya nomernya.
Dibukanya, dan dilihat dari yang
punya pesan bagi dirinya, adalah nomer asing.''Ga' salah lagi'' simpul
Heruw. seolah pertanda makin menguatkan itu dari Dhike, yang kondisinya
barangkali sudah dari awal Dhike sudah punya nomernya, tapi dia yang
tidak punya nomernya Dhike.
Dibacanya isi pesan secara
perlahan. Sambil tetap senyum-senyum simpul sedari tadi. dan baru sadar
yang bikin dia sendiri merasa sontak. ditemui dalam isi pesan yang baru
masuk adalah :
''INI MAMA, TOLONG BELIKAN PULSA RP 20 RIBU
DI NOMOR BARUNYA MAMA. MAMA LAGI DI KANTOR POLISI. KARENA ADA MASALAH.
JANGAN DI TELEPON / SMS NANTI MAMA YANG TELEPON. PENTING!"
Credit: @JKT48FanFiction
0 comments:
Posting Komentar