Cast : Dhike, Ayu.
Writer : Chikafusa Chikanatsu
Pengambilan gambar dilangsungkan di sebuah ruangan persegi empat yang dihadiri oleh para kru pembuatan film. Ruangannya dibentuk sedemikian mewah dan modern layaknya seperti berada di apartemen bintang lima. Kenyataannya, pengambilan gambar berlangsung di sebuah rumah sederhana. Itu pun masih milik salah seorang kru. (Iritnya -,-)
Seorang sutradara sedang memberikan arahan kepada Dhike dan juga Ayu.
Sutradara :
Dhike dan juga Ayu! Kali ini kita akan melakukan adegan nomer lima puluh dua. Coba dilihat naskahnya di halaman tiga puluh dua dan pahami isinya. Kita akan mulai shooting lima belas menit kemudian. Jangan sampai membuat kesalahan dalam adegan ini. Kalian mengerti?
Mereka berdua menggangguk. Setelah membaca sekilas sebagian dari naskah, Dhike sudah melakukan protes. Rupanya ia tidak terlalu suka dengan adegan itu. Dhike menoleh ke arah Ayu dengan wajah jengkelnya itu.
Dhike :
Apa ini? Apa aku harus membelai poni mu itu?
Ayu balik menatap Dhike kesal setelah omongannya itu.
Ayu :
Siapa juga yang mau dipegang olehmu. Aku juga gak suka tau.
Ucap Ayu sambil menjulurkan lidahnya.
Dhike :
Enak saja. Apa yang membuatmu kesal? Seharusnya aku yang kesal. Dalam adegan ini kamu hanya tertidur dengan lelap. Sedangkan aku, aku harus berekspresi sedih saat menatapmu. Dan apa ini? Apa aku juga harus membelai rambutmu itu? Kenapa peranku begitu dramatis dalam film ini.
Ayu :
Aku juga gak suka! Apalagi dipegang olehmu. Aku lebih suka menjadi peran Beby yang kutu buku dan sangat pintar.
Dhike :
Pintar katamu? Apa gak salah dengar aku?
Sinis Dhike.
Ayu :
Memangnya kenapa? Aku hanya ingin jika orang orang menonton film ini bila melihat ku mereka akan beranggapan bahwa aku ini memang benar benar pintar bila aku berada di posisi Beby.
Dhike :
Jangan mengkhayal! Itu gak akan terjadi. Kalau aku, Peranku begitu terlihat menyedihkan di film ini. Banyak sekali adegan menangisnya. Pasti nanti orang orang akan salah paham, dikira aku ini cengeng lagi. Aku ingin sekali menjadi peran Cleo atau Sendy yang berwajah killer itu. Aku ingin sekali melakukan adegan action seperti memanjat gedung atau melompat dari ketinggian. Itu pasti sangat keren.
Ayu :
Aku juga gak suka! Aku lebih suka melakukan adegan tembak menembak layaknya perang. Atau mungkin menjadi agen rahasia untuk memburu para penjahat. Dan aku harap penjahat itu adalah kamu!
Sambil menunjuk Dhike.
Ayu :
Supaya aku bisa menembak mu. Dor!''
Tambah Ayu sambil memperagakannya.
Dhike :
Gak cocok tau. Cocokan juga kamu menjadi peran anak manja yang suka merengek minta permen dan boneka.
Balas Dhike.
Ayu :
Enak saja!
Teriak kesal Ayu.
Mereka berdua malah saling berdebat, untung ada salah seorang kru yang menghentikannya. Namanya Muhammad Athar. Lebih tepatnya dia seorang penata cahaya.
Athar :
Sudah, sudah. Kalian ini. Untuk apa mempeributkan hal semacam ini. Ini semua hanya pura pura. Kalian hanya tinggal mengikuti apa yang tertulis di naskah dan menunggu honor datang.
Dhike :
Aku ingin tahu, memangnya siapa sih penulis skenario dalam film ini?
Tanya heran Dhike.
Athar :
Hanya seorang pria yang baru saja keluar dari pekerjaannya dan menjadi penulis amatiran.
Jawab athar santai.
Ayu :
Amatiran? Apa kita bisa mempercayainya?
Ucap ragu Ayu.
Athar :
Entahlah...
Sambil mengangkat kedua bahu.
Sutradara :
Ayo semuanya kumpul! Kita mulai adegannya.
Mereka semua bersiap siap. Dhike mulai memerankan perannya. Ia berbaring di kasur. Sedangkan ayu, ia tertidur lelap disampingnya.
CAMERA...
ACTION!
Establish Shoot : Ruangan kamar Dhike.
Dhike mulai membelai rambut Ayu yang berantakan dengan tatapan penuh kasihan. Sembari membelai ia mengucapkan dialognya.
Dhike :
Sejak kemarin malam ia menjagaku. Penampilannya sudah gak karuan. Baju yang basah kuyup masih saja dipakainya. Baru kali ini dia berpenampilan kayak gini. Malang se...
Tiba tiba saja Dhike menghentikan dialognya. Ia melihat wajah Ayu yang terlihat tidak serius. Seperti ada yang ditahan tahan.
Ayu mendadak bangun sambil berteriak.
Ayu :
Pit ! Pit ! Pit dulu. Aku udah gak tahan. Aku udah kebelet mau ke toilet.
Dhike kesal.
Dhike :
Apa apaan dia? Seenaknya saja.
Ayu hanya cengar cengir dan segera berlari ke luar menuju toilet.
@JKT48FanFiction
0 comments:
Posting Komentar