"Nabilah!
Bahasannya gak ada yang lain apa?" kata Ayana sambil mengusap-usap
tangan kanannya karena dingin, Gaby mengangguk pertanda setuju dengan
ucapan Ayana. Nabilah masih memainkan ekspresi wajahnya, lalu...
"Hahahahaaaaaaa..." suara tawa Nabilah pecah "lucu! Hahahaaa.. this is
so cute man! Lihatlah wajah kalian berdua? Wahahaaaaa..."
Ayana dan Gaby mengerung melihat tingkah Nabilah yang tertawa sendiri dengan objek tertawaannya mereka.
"aku cuma bercanda kali, lagian mana ada orang yang lagi koma rohnya
bisa jalan-jalan! Apalagi sampai minta tolong!! Hahahahaaa" ucap Nabilah
di sela tawa jahilnya
"gak lucu sumpah!" kata Gaby
"bener
Gab, yang ada itu Jayus!! Si Nabilah becandanya nya gak lihat suasana!!!
Kalo apa yang dia ucapkan jadi kenyataan gimana coba?" Nabilah berhenti
tertawa "ya aku hadapin lah! Dari pada dihindari tapi gak
terhindar-terhindar!!" jawab Nabilah dengan entengnya
"kayak yang
berani aja? Sama-sama penakut juga!!" Gaby meledek Nabilah dengan nada
setengah kesal karena bercandanya Nabilah tidak Lucu (diluar Hujan deras
ditemani petir dan gemuruh, di kasih plus. kejadian hujannya hari
Kamis, malam Jumat).
**-Keesokan Harinya-
Nabilah seperti
biasa pergi ke sekolah dengan kali ini di antar oleh Melody, karena papa
sedang di luar kota. (Ve ikut di mobil, dia duduk di seat belakang)
Saat mobil sudah meluncur meninggalkan pekarangan rumah, Ve dan juga
Melody bertanya secara berbarengan sampai membuat Nabilah bingung harus
menjawab yang mana dulu.
"hemm, ok! Nabilah bingung, harus jawab yang mana dulu?"
(Ve tidak heran, tapi Melody heran)
"bingung? Kak Melody kan cuma nanya satu kali! Kok kamu bingung?" ~
"aduh, sekarang Nabilah lupa~ kak Melody kan gak bisa liat atau denger
kak Ve ya!" Melody baru mengerti dengan yang di ucapkan Nabilah saat
membawa nama Ve.
"aku jawab dulu pertanyaan kak Melody, setelah
itu pertanyaannya kak Ve!" Ve mengangguk-angguk, Melody melihat-lihat ke
seat belakang dari spion atas.
"kak Ve? Dia ada disini dek?" tanya Melody, Nabilah mengangguk
"dia selalu ada dimana Nabilah ada kak! Hmm~ arwah yang rese!" Ve
mendelik Nabilah "sudahlah, skip~ mau di jawab gak pertanyaannya?" tanya
Nabilah pada keduanya, Melody dan Ve mengangguk. "ceilee~ kompakan
banget ngangguknya!" dengan tersenyum Nabilah berucap membuat Melody
melihat kearahnya lalu ke belakang (sudah beberapa kali Melody melihat
ke seat belakang, tapi dia tetap tidakdapat melihat apapun)
"selain arwahnya kak Ve... Nabilah belum pernah liat arwah lain kak!
Kalo pun liat, Nabilah gak tahu bakal ngapain!! Apalagi kalo wajah
mereka kayak di drama-drama~ hiiii, pingsan lagi aku nanti!!" Nabilah
menjawab pertanyaan Melody
"huh? kok bisa? Kan kata papa, kalo
kakek bisa lihat apapun yang ada di sekitarnya yang kasat mata! Which
is, banyak dong yang kakek lihat dari gift nya itu!" panjang lebar
Melody mengutarakan keheranannya (matanya fokus ke jalan), Nabilah
mengangkat kedua bahunya "belum waktunya kali Nabilah lihat semua!"
berhenti sejenak "lagian.. kakak kok kayaknya gak suka sih Nabilah gak
liat arwah lainnya!!" komplen Nabilah melihat kearah Melody
"ia~
bukan gitu dek, kakak cuman heran aja! Soalnya ya... apa yang di
ceritakan papa itu, kayaknya rame tuh... bisa lihat sesuatu yang orang
lain gak bisa lihat!! Udah kayak di tipi-tipi hasil shooting!!!" Melody
menghayal andai dirinya yang dapat gift
"nih kak, aku bakalan
dengan sangat senang hati ngasih gift aku sama kakak, kalo kakak pikir
bisa ngeliat sesuatu yang orang lain gak bisa liat itu RAME!!" ucap
Nabilah dengan memberikan tekanan di kata 'rame' Melody tidak berbicara
lagi dia hanya mengulaskan senyum mendengar adiknya bicara.
"Nabilah, pertanyaan kak Ve kapan di jawab?" giliran Ve yang komplen karena Nabilah belum menanggapinya
"elah~ protes lagi ni arwah (Melody mendengar Nabilah) tuh...
protesnya sama kak Melody, karena dari tadi ngomong mulu!!" Melody
melihat Nabilah dengan di wajahnya tersirat 'kenapa aku?'
"ya
udah, kakak kamu kan udah gak bicara lagi. Sekarang kamu jawab dong
pertanyaan ka Ve! Kamu mau kan, entar pulang sekolah kita ke rumah kakak
dulu!" lanjut Ve, Nabilah berpikir sejenak lalu menjawab
"liat
entar deh yah kak, kalo ada waktu.. Nabilah main dulu ke rumahnya kakak"
(Melody hanya menyimak adiknya yang sedang bicara sendiri) "tapi kalo
gak ada! Nabilah harus langsung pulang, soalnya mama bisa marah kalo
Nabilah pulang telat tanpa alasan yang jelas! Ia kan kak Melo?" Nabilah
mengakhiri jawaban untuk Ve dengan pertanyaan pada kakak nya
"hah?
Ii~ia.. itu... itu udah peraturan yang ada di rumah kami!! He..heheu.."
Melody menjawab dengan senyum tak karuan menyelimuti wajahnya yang
cantik, karena dia tidak tahu untuk sosok yang mana dia menjawab.
"tuh~ denger sendiri kan? Kakak aku bilang apa?!" ~ "um~ ya udah
sekarang kamu minta izin sama kak Melody biar nanti kak Melody yang
izinin kamu ke mama!" usul Ve "kak Ve kekeuh banget sih mau aku main ke
rumah kakak!" ujar Nabilah
"kamu... mau main ke rumah Ve?" Melody meng intrupsi,
"aku di ajak sama kak Ve pulang sekolah nanti Mampir dulu ke rumahnya
kak Ve, gak tahu deh mau ngapain?!" (Melody hanya bisa mengucapkan Oooh)
"kak Ve ngajak kamu ke rumah itu... buat ngambil beberapa barang
milik murid yang pernah kakak kerjain! Ya... itu kan pasti bisa berguna
saat nanti kamu memulai misi kita!" jelas Ve, Nabilah menanggapi ucapan
Ve dengan gimik dan nada Alay "Hei? Misi kita? Misi lu aja kali! Gue sih
enggak!"
(Mulut Melody diam terkunci saat mendengarkan adiknya
asik bicara sendiri. 'kembali aku bertanya pada penulis, Cerita apa ini
sebenarnya?!!' kata Melody dengan menggeleng-gelengkan kepalanya).
Nabilah bisa biasa saja ngobrol sama Ve kalau dia sedang di dekat papa,
mama atupun Melody yang memang sudah tahu tentang giftnya. Sedangkan
kalau lagi di dekat teman-temannya ataupun sahabat-sahabatnya Nabilah
lebih berhati-hati saat akan bicara atau menanggapi Ve (Sebenarnya
Nabilah lebih banyak bicara ketimbang Ve yang sedang punya masalahnya,
dan Ve hanya bisa menyimak dengan sesekali tertawa mendengar celotehan
si cerewet yang penakut ini.)
Sampai di sekolah Nabilah hidup
seperti biasa, menjalani aktifitas hariannya di sekolah yang
berkapasitas menampung 480 orang pelajar dengan di bantu staff dan
pengajar yang jumlahnya ada 48 lebih di SMP dan juga SMA. Nabilah di
sambut Ayana dan Gaby; Nabilah mejahili teman-temannya; Nabilah yang
tidak bisa diam saat pelajaran dimulai (aktif bertanya dan meng gerecoki
guru saat sedang membahas materi). Sampai tiba di waktu istirahat untuk
menghabiskan bekal makannya dan berbagi cerita dari berita J, gosip K,
Video T... dan lain-lainnya. Hingga tak terasa bell kembali meraung
menandakan semua murid untuk kembali ke aktifitasnya di kelas. 1jam~
2jam~ 3jam~ 4jam dan... Tibalah keramaian dan kegaduhan murid-murid
perempuan itu saat mereka keluar dari kelasnya menyambut ajakan bell
pulang.
Ayana, Gaby dan Nabilah berpisah di depan gerbang sekolah;
Ayana di jemput mama nya; Gaby di jemput kakaknya; dan tersisa Nabilah
yang siap meluncur ke rumahnya Ve, setelah sebelumnya saat istirahat
tadi menyetujui ajakan Ve, yang memaksa (biasanya Nabilah nebeng pulang
sama Ayana).
"Waaaaaaa!! Ini rumah?!" Nabilah menganga dengan
matanya dia pakai menjamah setiap sudut rumah yang begitu sangat amat
besar dengan gaya masa kini dipadu dengan sentuhan masa lalu tapi begitu
terlihat artistik dan fantastik. Gerbang yang terlihat kokoh dengan
sentuhan warna dark gold menjulang tinggi hampir 4meter (gile... tu
keluarga niat amat ya memencilkan diri <- opini penulis), halaman
luas seperti di istana bogor (padahal penulis belum pernah liat istana
bogor yang sempat di serbu air *banjir maksudnya*), di samping gerbang
yang tinggi ada segaris gerbang yang bisa dipakai untuk keluar masuk
manusia (2nd gate) yang di hadapannya ada pintu lain menuju sebuah
bangunan yang memanjang kebelakang (pos satpam sekaligus mess nya)
dengan dua orang duduk tegap didalam, berpakaian putih biru dengan topi
bertuliskan 'SECURITY'
"ck, ck, ck.. luarnya aja kek gini! Gimana
dalemnya ya? Haaaaa" Nabilah kembali cengo setelah mengutarakan ke
kagumannya, Ve yang melihat ekspresi Nabilah hanya bisa tertawa kecil
(Nabilah sangat lucu saat berekspresi cengo seperti itu)
"ya udah~ kalo mau tahu dalemnya kita masuk.. yuk!" ajak Ve
"e, e,, eh~ tunggu-tunggu! Kak Ve yang CanTik!! Emang Nabilah ini
siapa? Bisa main masuk-masuk aja ke rumahnya kak Ve yang udah kayak
istana ini? Heh!?" Nabilah menghentikan langkah Ve yang mulai berjalan
"kamu bilang aja, kamu temennya kakak! Entar juga tu security bakal
bukain gerbangnya!" ucap Ve dengan sangat entengnya 'Adduh! Ni arwah
kumat lagi loading nya!!' pikir Nabilah sambil menepuk jidat, Ve tidak
menghiraukan ekspresi Nabilah dia masuk menembus gerbang dan mendekati
2security yang sedang menonton sinema televisi, Nabilah hanya bisa
mengeluarkan ekspresi lemes karena melihat si arwah yang entah akan
melakukan apa dan entah apa yang ada dipikirannya si arwah saat itu.
Nabilah hanya bisa memperhatikan gerak-gerik Ve lalu,, detik berikutnya
Nabilah melebarkan matanya karena melihat Ve setengah berjongkok di
belakang security dan sepertinya membisikan sesuatu di tengah-tengah ke 2
security yang sedang asik menonton ditemani gorengan itu.
Tak lama
setelah Ve berbisik security itu melihat ke arah Nabilah yang masih
berdiri melihat Ve. Ve yang ada di belakang security mengangkat kedua
jempol tangannya sambil tersenyum lebar, seperti memberikan sebuah kode
kalau security sudah bisa di jinakan (dipikir hewan kali ya? Di
jinakan!) *penulis kehabisan kata-kata*
Security satu membuka
2nd gate, dan security 2 menghampiri Nabilah seraya berkata "silahkan
non, langsung masuk saja! Kamarnya nona Jessica ada di lantai 2 pojok
kanan yang pintunya berwarna biru langit!" Nabilah hanya bisa meng ia
kan kata-kata si security yang tampangnya seperti habis di hipnotis.
Nabilah berjalan memasuki halaman 'istana' nya Ve
"kakak bisikan apa sama mereka? Sampai mereka bukain gerbangnya" tanya Nabilah penasaran
"hmm~ kasih tahu gak ya?" Nabilah mendelik diikuti kerutan di dahinya
"haahaaa.. Lucuuuu!" Ve tertawa ke arah Nabilah, lalu melanjutkan lagi
untuk menjawab "eem~ kak Ve itu bisikin.....,--- ntar aja deh kalo udah
nyampe di kamar! Ok ;)" Ve mengedipkan mata kanannya pada Nabilah
"ishhh! Ck~ bodo amat deh!!" jawab Nabilah kesal, mereka berdua berjalan
menuju rumah yang jarak dari depan (gerbang) sampai ke depan pintu
rumah itu kira-kira 4meter.
Nabilah dan Ve sampai di depan pintu
rumah, belum Nabilah memencet bell, pintu sudah terbuka dengan seorang
wanita yang sudah beUmur (Tua) berdiri di depan pintu itu. pakaian nya
terlihat sangat rapi
"kamu siapa?!" tanya wanita itu dengan ekspresi datarnya
"um~ aku-- Nama aku Nabilah! Aku... Aku" belum selesai Nabilah
mengungkapkan alasannya, wanita itu tiba-tiba mengajak Nabilah untuk
masuk. Nabilah cukup heran kali ini, karena dia tidak melihat Ve
bergerak dari sampingnya untuk membisikan sesuatu seperti pada security
di depan.
"masuklah, bibi antarkan kamu ke kamar nya nona Vera!"
kali ini wanita itu tersenyum lembut pada Nabilah, lalu mengarahkan
pandangannya pada sebelah kanan Nabilah masih dengan senyumnya. Nabilah
hanya bisa senyum seadanya, dan Ve.. Air mukanya terlihat sedih saat
melihat bibi itu.
si bibi yang wajahnya terlihat lelah dan sedih
dalam balutan ke datarannya tidak banyak bicara saat mengantar Nabilah
ke kamar Ve yang tadi dia sebut dengan nama 'Vera'.
"ini kamarnya
non Vera!" bibi tersenyum "masuklah.." Nabilah membungkukan kepalanya
sambil tersenyum, saat Nabilah akan melangkahkan kakinya memasuki pintu
berwarna biru langit dia merasakan sentuhan di pundaknya. Nabilah
menoleh "terima kasih ya nak, kamu mau bantu nona Vera!" suara si bibi
terdengar serak. Nabilah tidak mengucapkan apapun, dia hanya bisa
melebarkan kedua matanya lalu tersenyum. Si bibi membalas senyum Nabilah
lalu pergi meninggalkan Nabilah.
"apa... dia bisa lihat kakak?"
tanya Nabilah pada Ve, dengan masih melihat punggung bibi yang berjalan
menjauhinya dan juga Ve. Karena tidak mendapat jawaban dari si arwah
(Ve) Nabilah pun langsung mengalihkan pandangannya pada Ve dan... betapa
terkejutnya Nabilah saat melihat Ve yang terlihat begitu sangat
bersedih.
"kakak kenapa? Kok sedih?!" Nabilah terlihat iba (si
cerewet bisa juga terbuai suasana). Ve hanya menggeleng, lalu
mengisyaratkan pada Nabilah untuk masuk ke kamarnya.
saat di kamar,
Kembali Nabilah menganga, melongo, bikin wajahnya terlihat sangat
'bodoh' karena sedang mengagumi sesuatu yang terlihat sangat WAaaW
ketika dia berdiri di kamar Ve yang ukurannya 4x lebih besar dari kamar
Nabilah di rumah (kamar Nabilah ukurannya besar, dan sekarang saat dia
berdiri di kamar Ve....!? *bayangin aja sendiri*) Nabilah hanya bisa
mengagumi setiap sudut dari kamar yang memiliki kamar mandi sendiri di
dalamnya ini.
Ada sebuah tempat tidur berukuran King Size dengan
bed cover berwarna biru, ada sebuah pintu slide dengan tertutup gorden
tipis (sengaja di buka agar ada sinar yang masuk ke kamar yang sedang di
tinggal oleh penghuninya ini) yang merupakan akses ke balkon depan
dengan suguhan pemandangan sebuah gunung yang saaaaangat jauh di depan
sana, sebuah Home Theatre lengkap dengan speaker yang begitu terlihat
'gagah', komputer dengan layar LCD 17" belum lagi adanya laptop pribadi
yang tersimpan rapih di atas tempat tidur dengan di sebelahnya sebuah
ipod dan ipad, sebuah meja belajar yang tidak jauh dari meja komputer,
lemari dengan 8pintu, dan yang paling menarik perhatian Nabilah di kamar
itu adalah adanya sebuah lemari dengan isinya deretan Novel dan Komik
lemarinya sangat besar untuk bisa menampung novel dan komik yang
jumlahnya tidak bisa di hitung dengan waktu hitungan menit.
"uuwaaaaa, lemari yang ini keren!" ujar Nabilah sudah berdiri di hadapan
lemari "aku boleh lihat-lihat kak?" Ve mengangguk dengan senyumnya dan
sedikit bicara "jangan cuma di lihat, dibaca aja biar kamu tahu isinya!"
Nabilah kaget karena senang
"aku boleh baca koleksian kakak
ini?" Nabilah begitu antusias, Ve mengangguk. Nabilah memainkan matanya
membaca setiap judul Novel yang berjejer rapi sesuai abjad. Sementara
Ve melihat-lihat kondisi kamarnya yang terlihat bersih dan rapih, Ve
tahu siapa yang membereskan tempat sakralnya ini. Lagi-lagi wajah Ve
menyiratkan kesedihan, kali ini saat kebetulan Nabilah melihat gambaran
di wajah Ve dia langsung bertanya dan mengalihkan seluruh pandangannya
pada Ve.
"dari tadi setelah kita ketemu sama si bibi, kak Ve jadi keliatan sedih gitu? Ada apa kak?" tanya Nabilah
"kak Ve kangen sama ini semua Nabilah! Kakak mau balik lagi, kakak
siap berubah dan merubah kebiasaan buruk kakak di masa lalu" nadanya
begitu terdengar penuh penyesalan "meskipun papa sama mama jarang
merhatiin kak Ve! Kak Ve akan tetap bersikap baik dan tidak akan lagi
berbuat macam-macam~ kak Ve mau kesempatan ke dua Nabilah, kakak siap
menerima kesempatan kedua itu!" Nabilah yang tidak mengerti dengan apa
yang di utarakan Ve hanya bisa merasa kasihan saat mendengar kata-kata
'meskipun papa dan mama jarang merhatiin' "dan bibi rumaya... kakak
kangen sama bibi, kakak gak pernah bisa bersikap baik sama bibi! Tapi
bibi selalu memperlakukan kakak dengan sangat istimewa, hanya dia yang
perduli sama kakak!!" Ve tertunduk menceritakan kilasan masa lalunya
"dari kak Ve bayi sampai kakak sebesar ini~ bibi yang selalu ada di
samping kakak, dia bahkan lebih tahu gimana kakak ketimbang orang tua
kakak sendiri!" Nabilah semakin kasihan sama arwah Ve yang begitu sangat
terdengar kesepian di balik limpahan kemewahan yang dia miliki. (memang
ya~ manusia itu... kalo kaya susah, kalo miskin susah juga! Hmm...
hidup mah di tengah-tengah aja deh)
-Hening sesaat, menyelimuti Ve dan juga Nabilah-
"jadi... yang tadi itu bibi pengasuhnya kak Ve?" Ve melihat Nabilah
"dia itu... bukan cuma sekedar pengasuh kakak, dia sudah seperti seorang
ibu! Tapi kakak tidak pernah menganggapnya bahkan malah selalu
menyusahkannya!! Apa yang bibi lakuin buat kakak selalu kakak gak pernah
puas dan malah membentak dia dengan seenaknya!!! Kakak benar-benar
menyesali semua kelakuan kakak di masa lalu, Nabilah!"
"kak Ve yang
sabar ya... Tuhan pasti sedang mempersiapkan yang indah buat kakak!"
Nabilah tersenyum begitu manis untuk menghibur Ve "yang kemarin-kemarin
kakak kubur aja! yang besok-besok akan datang baru kakak bangunin!
Semangat kak!!" Nabilah mengepalkan tangan kanannya "Ayo semangat, kayak
Nabilah gini.. SE~MANGATtt!" kembali Nabilah mengepalkan tangan
kanannya dan dia angkat setingginya. Ve pun akhirnya ikut dengan tingkah
yang sedang Nabilah perlihatkan, ada sedikit perasaan lega yang Ve rasa
setelah bercerita dengan Nabilah.
Setelah mereka berdua
tertawa dalam kata semangat, Ve pun mulai menunjukan barang-barang milik
teman-temannya yang pernah dia jahili. Ada buku pelajaran bernamakan
Olive; ada kaos olahraga yang kata Ve itu milik Della; ada sebuah
gantungan boneka bear yang di tangahnya ada inisial K; ada cukup banyak
barang dengan macam-macam bentuknya dan juga nama pemilik yang di
sebutkan Ve sampai ada sebuah kostum ala-ala jepang yang Ve simpan dalam
sebuah kotak. Barang-barang nya masih utuh, tidak ada yang rusak atau
cacat bekas di rusak. Nabilah hanya bisa menggeleng-geleng melihat
barang-barang yang di tunjukan Ve
"sugoii~ kakak emang bully-er
sejati dah! Ck,ck,ck.." ucapan Nabilah membuat kedua pipi Ve memerah
karena malu. "lihat barang-barang ini..." Nabilah menunjukan tangannya
"banyak kali!!.. tapi~ Nabilah heran kak? Barang sebanyak ini kok gak
ada satupun yang rusak sih? Padahal kan ini barang hasil rampasan kakak
saat nge bully!? Ia kan?" Ve mengangguk pelan lalu bercerita pada
Nabilah
"ia, itu semua memang barang hasil bully! Kenapa gak ada
yang rusak? Karena kakak gak pernah ngapa-ngapain barang-barang itu!"
Nabilah heran dengan dari wajahnya tersirat 'hah? Kok bisa, terus.. buat
apaan ni barang waktu itu diambil?' "hemm (Ve menghela nafas
dalam-dalam) lagian... kakak ngelakuin semua itu (bully) cuma buat
pelampiasan aja Nabilah!" Nabilah masih diam menyimak "kakak cuma mau
papa sama mama merhatiin kakak! Itu kenapa kakak jadi anak yang bandel,
suka ngerjain orang, jahatin temen-temen, em~ suka keluar malam-malam
sampai pulang pagi buta... ya pokoknya ngelakuin semua yang bisa bikin
perhatian papa sama mama tertuju sama kakak!!" Ve mengakhiri ceritanya
dengan kembali menghela nafas, Nabilah merasa iba dengan cerita Ve tapi
dia tidak tahu harus memberikan tanggapan apa. "ah~ udahlah! gak usah
terus bahas hal itu.. sekarang saatnya kamu pulang, ini udah sore Bil!
Nanti orang rumah hawatir sama kamu, secara kamu kan anak yang langka!
Limited Edition gitu,,, hahahaa" tutur Ve dengan diakhiri candaan
"hmm- baru aja Nabilah ngerasa tersentuh dengan ceritanya kakak.."
Nabilah memainkan ekspresinya ke arah Ve "eh malah di hapus sama candaan
Jayusnya (Nabilah menekuk bibirnya) pake bilang Nabilah Limited Edition
lagi!! Dipikir Nabilah apaan?!!" Ve tertawa renyah mendengar protesan
dari bibir Nabilah yang belepotan saat mengucapkan kata-kata yang ada
huruf R nya.
Mereka berdua keluar dari kamar besar itu dengan
ditemani godaan Ve pada Nabilah, yang di tangannya membawa sebuah dus
berukuran cukup besar. Nabilah pamit pada bibi rumaya dan dengan cepat
bibi menyuruh supir di rumah itu untuk mengantarkan Nabilah pulang.
Nabilah mencoba menolak karena tidak enak, tapi bibi di dukung Ve terus
mendesak Nabilah agar mau di antarkan sampai akhirnya Nabilah pun kalah
oleh desakan keduanya. Nabilah pulang di antar sebuah sedan MEWAH,
selama perjalanan Nabilah tidak banyak bicara karena tidak mau kalau
supirnya Ve mengira macam-macam pada Nabilah (gila maksudnya).
Bersambung lagi.. ^^
Aku tunggu kicauannya ya.. Arigatou :)
Maaf Kalau membosankan!!
:)
BalasHapus