-Journey- BabI -Introducing- #Chapter19
Siang hari di sebuah panti asuhan terlihat ochi sedang mencuci piring di dapur, karena hari ini memang giliran dia urusan di dapur "Ochiiiiii.. 'i love you beby, beby, beby.. '" beby bernyanyi begitu riang, dia memegang tangan ochi mengajaknya menari bersama. "beb, beby...!! Kamu kenapa? Beby!" ucap ochi masih mengikuti gerakan beby. "Bebyyyyy!! Aku lagi cuci piring tau! Entar ga selesai-selesai lagi!" teriak ochi, sampai beby menghentikan tariannya "Hahahaaa,, maaf, maaf.. Sini biar beby bantuin kamu!" beby menawarkan bantuan, "kamu kesambet dimana beb?" tanya ochi, mereka saling bersebelahan. Ochi mencuci beby membersihkan. "enak aja kesambet, lagian mana ada setan yang mau masuk ke tubuh aku! Aku kan ga bisa diem.." jawaban beby membuat ochi tertawa "Puass! Hah!!" kata beby
"ia abis kamu lucu. eh, ehh.. Jadi kamu kenapa? Ko bisa senang gitu sih?!" "aku... aku dapet beasiswa di GSA chi..." ucap beby begitu senangnya "GSA? Apaan tuh beb?" "yahh, ochi temenan ama beby tapi ko ga gaul sih! GSA itu Galaxy School Of Art. itu loh chi yang waktu itu pernah kita bahas, kita harus ikut interview untuk masuk di sekolah seni.. Nah itu sekolah seni yang aku maksud waktu itu!" "Ooo,, bagus dong. Jadi kamu ga perlu lagi ikut interview!" kata ochi "ga bagus juga sih sebenarnya, kalo aku masuk di GSA terus kita ga jadi dong interview bareng! Aku kan mau satu sekolah sama kamu chi.." "ko jadi sedih gitu sih, satu sekolah ataupun engga kan itu ga jadi masalah beb. Toh kita tetep sahabat! Kecuali kalo kamu nemuin sahabat baru di sana nanti!" kata ochi melihat ke arah beby "ga mungkinlah aku ganti sahabat, kalo temen pasti banyak. Tapi kalo sahabat tetep satu dan itu kamu Neneng Rosediana.." ucap beby sambil mengusap wajah ochi "aduhh, kebiasaan buruk! Pake ngusap-ngusap wajah orang lain! Situ ga punya wajah apa?!" beby tersenyum mendengar celotehan ochi.
Ochi dan beby berteman dari mereka kelas 4SD, saat beby baru pindahan dari bandung beby tidak memiliki satupun teman. Suatu hari saat beby bermain sepeda dia di ganggu oleh beberapa anak laki-laki, dan datanglah ochi menolong beby yang akan di kerjai oleh mereka. Dari sana ochi dan beby mulai sering main bareng, rumah beby dan panti asuhan tempat ochi tinggal jaraknya tidak terlalu jauh. Beby sering bermain ke panti asuhan, begitupun ochi dia sering main ke rumah beby.
***
Menjelang sore, teriknya matahari di hari minggu ini membuat sekujur tubuh bermandikan keringat. Di pinggir jalan Kinal sedang berkeluh kesah "Haesssss, ni motor kenapa pake gembos segala sih! Arghh.. Bunda! Kenapa aku sial banget si ni hari? Ehhhh!!... auwww, adu duh.. Aduhhh!" kinal meringis kesakitan memegangi kakinya yang dia pakai untuk menendang sepeda motornya. "gini kali ya akibatnya kalo bohongin orangtua! Pamit mau belajar bareng di rumah ve buat besok Uas, padahal mau nyari komik! Aduhh bunda maafin kinal.." sesal kinal sambil berjongkok melihat kondisi kakinya.
Kinal mengitarkan pandangan mencari tukang tambal ban, saat sedang mencari. Sudut mata kinal melihat seseorang yang tidak asing di seberang jalan keluar dari sebuah restaurant. Terlihat ve keluar diikuti ayahnya. Kinal bersiap memanggil ve, tapi mulutnya seketika terhenti ketika kinal melihat sosok lain yang muncul di belakang ayah nya ve "itu, itu kan.. Itu bukannya..." seseorang yang juga tidak asing untuk kinal..
"ashhhh,, ini mobil ga sopan banget sih! Pake berenti di tengah jalan.. Aku kan ga bisa liat ve! Wo,-" "Hai kinal.." dengan senyumnya orang yang berada di dalam mobil melambaikan tangan pada kinal.
"jeje ga dateng cleo?" tanya stella, dia baru datang di kafe Magneto. cleo dan dhike sudah menunggu dari tadi. "tau tuh anak, katanya sih di ajak sama nyokapnya pergi!" jawab cleo "lu sendiri kenapa telat datengnya?" tanya dhike "biasa ikey, jakarta macettt!" jawab stella "2minggu terakhir ini kayaknya jakarta emang macet terus ya! Apalagi buat kamu, sampai-sampai telat masuk sekolah!" kata cleo melihat ke arah stella. Stella bisa melihat dengan jelas bagaimana pandangan dhike dan cleo padanya yang penuh tanya "tau... ga biasanya seorang Stella Cornelia hoby telat dateng ke sekolah!" dhike berbicara, semakin membuat stella terpojok. "ada yang mau di ceritain stell?" tanya cleo. Stella tidak ingin memberitahukan pada sahabat2 nya perihal dia kerja di club malam. Dan kebangkrutan usaha ayah nya. Karena stella tidak mau jika nanti cleo, dhike ataupun jeje malah mengasihani dia. "Stellaaaaa!" suara cleo membuat stella yang sedang melamun cukup kaget.
"Shania?!" ucap kinal melihat ke arah shania "kamu lagi ngapain disini? Sendirian lagi!" tanya shania, dia sudah berdiri di samping kinal "aku lagi,- ve! Sama ..." dengan cepat kinal mengarahkan kembali pandangannya ke arah restaurant "kamu lagi liatin apa sih?!" tanya shania ikut melihat ke seberang jalan "a..aahhh shania kenapa mobilnya berenti di pinggir motor aku sih! Kenapa ga di depan coba?! Kan jadi pergi ve nya.." jawab kinal terlihat kesal "kamu lagi liatin seseorang? Maaf kinal aku ga tahu!" ucap shania "bener ga yah apa yang aku lihat? Ve sama.." kinal asik berbisik sendiri tak menghiraukan shania "kinal.. Kamu marah ya?" tanya shania begitu terlihat menyesal "maafin aku! Kinal.." "apa sih shania? Siapa yang marah sama kamu?!" kinal berbicara menjelaskan yang sedang dia lakukan pada shania
"jadi.. tadi ada ve di resto?" tanya shania setelah mendengar penjelasan kinal "ia, tapi ya sudahlah ve nya juga udah ga ada." "mmm,, gimana kalo sebagai permintaan maaf aku. Aku anter kamu ke toko buku!" kata shania "terus motor aku?" "itu biar pa warman yang urus.." "terus? Kamu yang nyetir mobil gitu?!" "iya lah aku yang nyetir! Emang nya kamu bisa nyetir mobil?!" shania membalikan pertanyaan kinal, kinal hanya menggeleng. "ya udah berangkat yu.. Tapi abis dari toko buku kamu temenin aku! Kita cari makan. Ok" ucap shania dengan jari telunjuk dan ibu jari dibuat menjadi lingkaran kecil.
..bersambung..
0 comments:
Posting Komentar