Selasa, 30 April 2013

-Journey- BabII -Beginning- #Chapter16

"Beby.." Beby melihat kearah suara yang memanggil, dia diam sejenak melihat Gaby. Otaknya sedang memproses untuk mengingat nama si pemanggil. Karena Beby tidak menghampirinya juga akhirnya Gaby yang menghampiri Beby, dia memegang pergelangan tangannya dan menyeret Beby untuk ikut bersamanya gabung dengan Frieska, Sonia, Ayana, dan Nabilah.

"beby!" kata Nabilah didalam hatinya.
"Hai, beb! Gimana kakinya?!" tanya Frieska setelah beby yang diseret Gaby sampai ketempat mereka sedang ngobrol.
"hai juga.." Beby tersenyum kearah Frieska "masih agak linu sih, tapi lebih baik lah daripada 2minggu lalu.. Hehee"
Ayana, Nabilah dan juga Sonia hanya bisa melihat mereka bertiga saling sapa. Meskipun Sonia satu sekolah tapi dia tidak kenal dengan Beby seperti Gaby dan Frieska, karena Sonia ikut di Ekskul musik bukan Dance.
"eh ya Beb, kamu kan belum kenalan nih sama mereka, Jadi.. kenalan sana!" kata Gaby sambil menunjuk kearah Ayana, Nabilah dan Sonia.
"aku Sonia" ucap Sonia sambil tersenyum sampai matanya tidak terlihat. Beby membalas uluran tangan Sonia.
"Dia satu sekolah loh Beb, sama kita!" Beby memberikan ekspresi setengah tidak percaya "dan dia juga salah satu dari murid di SMP kita dulu yang dapat beasiswa masuk ke sini!" Gaby menjelaskan seperti pada siswa yang sedang mengunjungi museum. Beby hanya bisa tersenyum mendengarkan penjelasan Gaby.
Setelah itu Beby berpindah pada Ayana dan Nabilah
"Bil, kamu gak kenalan sama Beby?!" tanya Ayana pada Nabilah "aku udah kenal kok sama Beby!" kata Nabilah melihat Beby dan Beby membalas kata-kata Nabilah
"ia, aku udah kenal sama Nabilah kita udah pernah ketemu.. mmm, 2x kalau gak salah!" ujar Beby.
Sebelum bel pertama berbunyi memanggil siswi untuk mengikuti Upacara pagi, Ayana, Sonia, Gaby, Frieska, dan juga Beby terus saling bercerita. Tapi tidak dengan Nabilah, dia hanya menyimak dengan sesekali melihat Beby.

Jeje masuk ke kelas, didalam baru ada beberapa murid termasuk Cleo. Saat mata mereka saling bertemu dalam pandangan, Cleo berdiri dari tempat duduknya untuk pergi. Cleo melewati Jeje tanpa melihatnya ataupun menyapanya seperti dulu, dan Jeje yang melihat hal itu tidak bisa melakukan apapun.
Dia masih ingat saat hari terakhir ospek Stella dan Dhike mempertemukan dirinya dengan Cleo di sudut lapangan bola basket yang diluarnya sudah sepi, mereka berdua berbicara.

"ck, kalau gue tahu si Stella sama Dhike bawa gue kesini buat ketemu sama lu! Udah pasti gue gak akan mau ketempat ini!!" kata Cleo dingin
"gue tahu Cleo!" Jeje menjawab dengan mencoba melihat kearah Cleo yang tidak mau melihat wajahnya "gue cuma mau lu tahu, kalau.. kalau gue sama Ve sampai saat ini belum bertegur sapa saat dirumah, dimobil, disekolahan, ditempat manapun waktu nyokap gue dan bokapnya Ve ngajak kita keluar!"
Cleo melirik Jeje sebentar dengan kedua tangannya dia lipat didepan "lu pikir.. gue perduli sama hal itu?! Mau lu bertegur sapa ataupun gak! Itu bukan urusan gue!!" ucap Cleo membuat Jeje menatapnya dengan mengerung.
"tapi, gue gak bisa kayak gini terus! Gue gak mau lu diemin kayak gini Cleo! Lu sahabat gue, dan gue gak mau dimusuhin sama sahabat gue sendiri!!" suara Jeje mulai berat "gue emang gak ngerasain gimana sakitnya lu saat dihianatin sama Ve! dan.. semua ini juga bukan kemauan gue Cleo.. gue, gue gak tahu kalau ternyata nyokap gue kerja di tempat bokapnya Ve dan yang lebih gue gak tahu ternyata nyokap gue sama bokapnya Ve.." Jeje menghela nafasnya berhenti di kalimat itu "Kalau saja gue tahu dari awal dan semuanya belum sedalam saat itu, mungkin gue bakal bilang sama nyokap gue kalau,-"
"Kalau gak ada lagi yang bisa diperbaiki! Dan perlu lu tahu Je, gue gak suka kata 'Kalau Saja' lu sebutin di depan gue!" Cleo memotong pembicaraan Jeje. "semua uda terjadi, nyokap lu udah nikah sama bokapnya Ve dan artinya sekarang lu adik-kakak sama Ve, meski ada batas saudara tiri! Buat gue gak ada bedanya, toh lu tetap tinggal satu rumah dengan Ve!! Orang yang pernah ngehianatin gue, dan gue gak akan pernah bisa ngelupain hal itu sampai kapanpun!!" Cleo menekankan kalimat terakhirnya dengan nada pasti. "dan waktu lu gak ngasih tahu soal nyokap lu bakal nika sama bokapnya Ve, buat gue lu gak ada bedanya sama Ve!! semua sudah terlambat, buat gue, buat lu dan juga buat Ve!"
"kalian udah gue anggap sebagai bagian masa lalu gue, yang gue masukin dalam kotak hitam terus gue buang! Dan lu pasti tahu kan gimana sifat gue?! Gue bukan tipikel orang yang akan mengambil lagi apa yang sudah gue buang!!"
setelah Cleo menyelesaikan kalimatnya, dia berjalan pergi meninggalkan Jeje yang hanya bisa tertunduk tanpa tahu lagi apa yang harus dia lakuin.

"Gajeeeee!" teriak Dhike membuyarkan lamunan Jeje. "lu kenapa?" tanya Dhike penasaran melihat wajah Jeje yang terlihat agak pucat. Jeje hanya menggeleng, dia berjalan menuju tempat duduknya dengan di belakangnya diikuti Dhike.
"Je? Lu sakit?!" kembali Dhike bertanya, kali ini dia menempelken punggung telapak tangannya di kening Jeje. Jeje menyingkirkan tangan Dhike seraya berkata
"Gue gak apa-apa Key!" Dhike hanya bisa menerima jawaban Jeje tanpa meng interupsi, tapi dengan pikirannya tetap memikirkan.

"Cin.. liat, liat!" ucap Ochi menunjukan kepalanya kearah pintu masuk, Cindy melihat lalu dia melambaikan tangannya.
"eh, eh.. ngapain kamu?!" Ochi melihat Cindy lalu melihat murid yang berdiri di depan pintu kelas. Cindy tidak menghiraukan ucapan Ochi, dia terus berusaha menarik perhatian murid yang akan satu kelas dengannya dan juga Ochi, sampai si murid yang gaya rambutnya dia ikat satu itu akhirnya melihat lambaian Cindy yang mengajaknya untuk menghampiri dia dan Ochi.
Murid itu melihat kanan dan kirinya untuk memastikan kalau memang dialah yang dipanggil oleh murid yang sudah duduk di bangku barisan kedua dengan melambaikan tangannya. "Ohayougozaimasu!" Cindy terlebih Ochi terbelalak saat murid yang tadi Cindy beri lambaian begitu pasih menyebutkan sapaan dalam bahasa jepang dengan tubuhnya dia bungkukan. "Hai, watashinonamaeha Rena Nozawadesu.. Yoroshiku Onegaishimasu" murid yang sempat bersekolah di Jepang waktu SMP itu memperkenalkan namanya, Ochi meringis mendengar Rena mengucapkan salam perkenalannya dalam bahasa yang tidak dia mengerti
"dia ngomong apa sih Cin?"
"itu bahasa Japan Chi!"
"Huh?! Ciyus Cin? Edemiapa!"
Rena melihat Ochi lalu Cindy dengan raut muka tidak mengerti. "eeh! Stop Alay kenapa sih?!" kata Cindy, dia melihat Rena yang sepertinya begitu bingung melihat dirinya dan juga Ochi
"um, Hai Rena-san.. Watashi wa Cindy.. emm eehh Haikei Rena-san.." ucap Cindy dengan terbata merangkai kata yang belum dia kuasai begitu penuh. Rena menyambut ucapan Cindy yang terbata itu "Hai Cindy-san Hajimemashite, aisatsu!"
"haduehhh, Cindy gulla! Gak usah sok bisa bahasa Jepang deh, ntar dia ngeluarin kata-kata lain bingung kamu!!" bisik Ochi dengan senyam-senyumnya kearah Rena.

"apa-apaan nih! gak si Mova, gak si Melody nolak ajakan gue!! Hesss, ahhh" gerutu Sonya di depan kelasnya "mereka berdua lagi pada kenapa sih!? dua-duanya akhir-akhir ini pada sibuk sendiri!! Woyyy, ada gue nih!!!" Sonya tidak memperdulikan tatapan mahasiswa yang ada di sekitarnya.
Dia tampak sangat kesal dengan Melody dan Mova yang terakhir-terakhir begitu sibuk dengan urusan masa lalu mereka. Melody yang lagi senang-senangnya karena bisa bertemu lagi dengan "sahabat kecilnya" Rony meski awalnya dia tidak menyadari kalau yang mengiriminya mawar itu adalah Rony, namun akhirnya Melody tahu juga dan mereka bertemu di tempat yang sama saat dulu Rony harus pergi meninggalkan Melody. Keduanya melepas kerinduan dengan malu-malu dibalut dalam suasana yang 'aneh' karena sudah 8th mereka tidak saling bertemu bahkan sekedar untuk komunikasi.
Dan Mova... dia masih sibuk jadi stalkernya Sendy, memastikan dengan sangat pasti kalau yang dia incar itu memang Sendy yang selama ini dia cari keberadaanya.
"Sonya!"
Sonya cukup kaget dengan suara yang memanggilnya ditambah tepukan di bahunya, dia membalikan badannya dan sudah berdiri disana beberapa orang dengan pakaian kampus yang formal.
"eh, kak Diasta! Hheu" ucap Sonya dengan senyum dan anggukan kearah gadis yang bernama Diasta, lalu Sonya mengalihkan pandangannya pada senior lainnya. "a-ada apa ya kak? ada yang bisa Sonya bantu?!"
Diasta tersenyum sebelum dia menjawab "aku cuma mau mastiin, kalau kamu sama Melody jadi ikut kan di kepengurusan lomba Theater Musical kampus kita?!" kata Diasta, langsung dijawab Sonya "Oh, Jadi kak! aku sama Melody siap kok!"
"em, baguslah! Kalau begitu besok lusa kita ada meeting lagi ya, untuk rencana mendatangi sekolah-sekolah dan juga pasang iklannya! Biar Sekolah SMA yang ada di Jakarta Pusat dan sekitarnya bisa tahu kalau dikampus kita ada perlombaan!"
jelas Diasta, diikuti anggukan Sonya.
"lusa ya? Ok kak, aku gabung buat meeting lagi!" Sonya menutup kesiapannya dengan senyum. Diasta dan 2lainnya pergi meninggalkan Sonya sendirian seperti sebelumnya.
"lusa ya? Meeting! Gue kasih tahu Melo gak yah?!" Sonya berfikir dengan memainkan bibirnya "ah biar deh! Yang penting kan gue ikut di meeting itu, masalah Melody.. Biar yang lain aja lahh yang ngasih tahu!! Maless gue!!!"

**
Satu minggu sudah mereka dengan kesibukan barunya sebagai siswa SMA; Nabilah, Ayana, Gaby, Frieska, Beby dan Sonia yang satu kelas di Galaxy dengan seiring berjalannya waktu mereka ber6 jadi terlihat akrab. Bahkan murid-murid disana mencap kalau mereka itu merupakan salah satu grup yang ada di sekolah, karena seringnya mereka menghabiskan waktu bersama-sama. Entah saat dikelas, jam istirahat bahkan saat pulang mereka yang satu arah biasanya bareng. Nabilah sudah melupakan masalah rasa Penasarannya dengan dompet hitam yang dimiliki Beby, kini dia dan Beby cukup terkenal di kalangan murid setingkat ataupun kakak kelasnya sebagai Machine Dance nya Galaxy. Mereka berdua serta Gaby dan Frieska ikut di ekskul dance sementara Ayana dia ikut di ekskul melukis dan Sonia tetap dengan hobinya menyanyi.

"Selamat pagi anak-anak!"
"pagi buuuuu!!" dengan kompaknya murid di kelas X-4 menjawab
"sebelum ibu memulai pelajarannya, ibu mau memberitahu kalian kalau hari ini kalian kedatangan teman baru. Sebelumnya saat masih SMP, dia sekolah Jepang"
'Wahhhh' sontak semua murid yang mendengar memperlihatkan wajah antusiasnya, ingin cepat melihat si anak baru. Meski sebenarnya mereka sudah punya teman yang juga sebelumnya sekolah di Jepang.
"ayo, sini masuk!" guru bahasa indonesia itu mempersilahkan gadis yang terlihat tinggi untuk masuk ke kelas barunya.
Saat si anak baru masuk, mata dari murid laki-laki langsung terbelalak melihatnya. Mengagumi sosok yang tegap berdiri dengan tinggi dan berat badan yang bisa di bilang proporsional.
"Ayo, perkenalkan diri kamu pada teman-teman baru kamu!"
gadis itu mengangguk dan memulai salam perkenalannya
"Hai, selamat pagi,-" "bu! Katanya dulu sekolahnya di jepang, tapi kok pake bahasa indonesia sih perkenalannya!? Aku pikir bakal kayak Rena!" ibu guru terlihat tersenyum dengan interupsi yang di lakukan salah satu murid laki-lakinya.
"emang kalau dia dari jepang, gak boleh apa bisa bahasa indonesia!? norak lu dasar!!" Ochi membalas ucapan si murid laki-laki, Cindy mengangguk meng iakan pernyataan Ochi sambil melihat ke arah si anak baru sambil menyunggingkan senyum nya. "bukan gak boleh Chi, biar seru aja kalau dia salam perkenalannya pake bahasa japan!! Ke Rena dulu, ia gak Rena?" dengan senyum genit nya pada Rena yang tidak begitu paham dengan apa yang dia ucapkan, Rena hanya tersenyum seadanya.
"pake senyum-senyum gitu sama Rena lagi!!"
"eh, galaknya!! Renanya aja biasa aja!"
"Heii, sudah-sudah! Robin, Ochi! Kalian malah sibuk sendiri!"
Ochi dan Robin langsung diam mendengar suara dari ibu guru yang cukup keras. "lanjutkan nak!" kata ibu guru melihat kearah si anak baru.
"ia bu" jawabnya dengan mengangguk....

..bersambung..

2 comments: