"ia! Ini pa.. ve, ve kayaknya sakit pa." jawab ghaida setengah takut.
"Sakit apa dia?!", ghaida hanya menggelengkan kepala
"ya sudah, kamu bantu veranda! Bawa dia ke UKS." perintah pa aran
langsung ghaida kerjakan. Ghaida menuntun ve ke UKS, selama berjalan ve
tidak banyak bicara begitupun ghaida dia hanya melontarkan satu
pernyataan "udah kinal di rumah sakit sekarang lu yang sakit, kalian tuh kayak anak kembar! Satu sakit satunya ikutan.. Ko bisa sih gue punya sahabat kayak kalian.." ucap ghaida.
Dengan sangat hati-hati ghaida menuntun ve, sesampainya di ruangan UKS.
Ve bukannya berbaring dia malah tertawa lepas, ghaida yang tidak
mengerti hanya bisa memperhatikan ve dengan wajah herannya. "ghaida,
ghaida.. Rambut aja pendek, ngomong elu gue, udah gitu tomboy abis! Ehhh
giliran sama pa aran aja langsung jadi diem, hahahaaa. Lucu!" ucap ve
sambil terus menertawakan ghaida "apa! Apa-apaan nih? Bukannya lu
sakit?" tanya ghaida dengan setengah kesal melihat tingkah ve "siapa
juga yang sakit!" jawab ve mulai bisa mengendalikan tawanya
"akting aku keren kan? Kamu aja bisa sampe se cemas itu." ve mulai
menjelaskan tentang sakit palsunya, "tadi itu sengaja tau, kalo ga gitu
gimana bisa keluar buat pergi ke rumah sakit!".."aku ga bisa tenang,
belajar di kelas juga percuma ghai!". Ghaida yang mendengar penjelasan
ve ikut meng ia kan kata-kata ve "gue juga sama, ga tau kenapa pikiran
gue muterin nama nya kinal,, rumah sakit,,, rumah sakit,,, kinal... Itu
mulu dari kemarin malem abis dapet telepon dari cindy!" jelas ghaida "di
ajak dari tadi sebelum bel ga mau, sekarang jadi rada susah kan buat
keluar!" ucap ve "ya udah, sekarang kamu ikutin rencana aku!" kata ve,
ghaida menyimak dengan serius setiap ucapan ve "tadi kan bagian aku
udah, sekarang bagian kamu! Cari bu maya terus bilang deh aku maunya
pulang, istirahat di rumah!" tanpa banyak berpikir ghaida mengikuti
rencana ve, dia pergi menemui wali kelas mereka yang ternyata sedang
mengajar di kelas X-3. Ghaida menceritakan semuanya, bu maya pergi ke
UKS dengan ghaida untuk menemui ve. Setelah menemui ve dan memastikan
keadaan ve tidak terlalu parah, bu maya pun pergi mengurus surat izin
pulang untuk ve yang di temani ghaida.
Ve dan ghaida pergi meninggalkan sekolah menggunakan taksi.
Di rumah sakit, setelah tengah malam tadi kinal sempat siuman dengan
tingkat kesadaran yang belum penuh. Pagi ini kinal sudah mulai sadar
sepenuhnya. di temani ibu, cindy. dan shania yang dari kemarin hanya
pulang ke rumah sebentar untuk mengganti pakaian kemudian balik lagi ke
rumah sakit. mereka sedang asyik berbincang. di tengah obrolan yang
sedang mereka lakukan, terlihat ve dan ghaida memasuki kamar rawat.
kinal yang pertama melihat langsung melontarkan kata-kata "ve.. ghaida..
kalian kenapa kesini? bukankah harusnya sekolah!"
cindy dan shania
yang mendengar ucapan kinal menengok ke arah belakang "ka ve, ka
ghaida.." ucap cindy seraya berdiri diikuti shania yang juga ikut
berdiri.
Ve dan ghaida sudah berdiri di samping bangsal kinal.
"kita mau main disini!" jawab ve kesal "kamu tuh, paling jago kalo bikin
orang lain hawatir!" lanjut ve dengan matanya memperhatikan lebam di
pipi kinal. "maaf,," jawab kinal dengan senyum khas nya "tapi.. Kalian
ko kesininya sekarang?! Kalian bolos ya?!" tanya kinal, "tuh kan ve, gue
bilang juga apa! Kinal pasti ga akan suka kalo kita sekarang
kesininya!" ghaida mulai bicara "kan hawatir ghai, kamu juga sama kan ng
hawatirin kinal?" ucap ve dengan tangannya yang kini sedang menggenggam
tangan kinal. "wah, ghaida meng hawatirkan aku?! Seriusan ve?" kata
kinal melihat ke arah ghaida dengan senyumnya "apa! Engga! Gue ga
hawatir sama lu!.." sanggah ghaida terlihat salah tingkah. "aaah, bilang
'ia' aja susah banget sih! Tadi ngomong apa tuh di UKS heh?!" ve
menggoda ghaida.
Kinal yang melihat ve terus menggoda ghaida
tertawa sampai akhirnya kinal ikut-ikutan menggoda. Shania dan cindy
ikut tersenyum melihat tingkah mereka ber3.
Ghaida dan kinal sudah
seperti kucing dan tikus. meskipun sahabatan. Selalu ada saja yang
membuat mereka berdebat entah itu mengenai permainan musik, atau bacaan
seperti novel, komik. Bahkan sampai kemampuan mereka di bidang bela
diri. Kinal yang ikut Taekwondo dan ghaida yang di Karate. Tapi, itu
tidak berlangsung lama dan tidak pernah dianggap serius. Dan ve selalu
jadi penengah untuk ke2 sahabatnya yang tomboy ini.
Di kamar
rawat no48 ini kinal, ve, ghaida, cindy, dan shania berbincang dengan
akrabnya. Hal itu membuat shania senang karena dia bisa kenal dengan
teman-temannya kinal dan juga keluarganya kinal. Untuk shania dia
melihat baik teman-temannya, ibunya, dan adiknya kinal itu.. mereka baik
dan mereka bisa menerima kehadiran dirinya, meskipun perkenalannya
berawal dari hal yang tidak menyenangkan.
Sementara itu di
kediaman ayana. Ayana sedang mengobrol dengan ibunya. Di teras belakang
rumah "mah, achan lagi bingung nih!" ucap ayana "bingung kenapa sayang?"
tanya ibu dengan mata dan tangan yang sibuk di atas buku Rapor SMP.
"Achan... Achan kayaknya ga jadi aja deh masuk di GSA nya." ...
"Achan takut... nantinya malah ngerepotin orang lain lagi! Karena sakit
nya achan... Kenapa achan harus sakit si mah?" perkataan ayana membuat
ibu berhenti dari aktifitasnya mengisi buku rapor.
..bersambung..
0 comments:
Posting Komentar