Selasa, 23 April 2013

-Journey- BabI -Introducing- #Chapter8


"gimana kalo mba kami antar ke parkiran, untuk mencari supirnya" pria1 menawarkan dengan kata2 begitu lembut,
"ia, kami tahu daerah sini mba. Jadi mba tidak perlu hawatir. Kami akan membantu mba sampai bertemu dengan supirnya. Bagaimana?" pria2 ikut andil meyakinkan shania. dan Tanpa berpikir panjang, shania mengangguk meng iakan tawaran ke2pria itu.mereka ber2 membawa shania dengan sesekali melemparkan obrolan kecil, agar shania tidak curiga.
Mereka berhenti di sebuah tempat yang tidak terlalu jauh dari pasar. Meskipun sudah pagi, tapi tempat ini memang jarang di lalui orang2. Makanya tempat yang di penuhi dengan drum, bekas box, bekas botol minuman. ini pun di jadikan sarang tempat berkumpulnya preman2 pasar, untuk mabuk-mabukan, judi, dan memalak orang-orang.
Shania mengerungkan wajahnya, dengan rasa takut yang mulai hinggap shania melontarkan pertanyaan
"kenapa disini? Tempat parkirnya mana?"...
"teman kita sedang mencari supir kamu. Sekarang kamu duduk yang manis saja disini, nanti supir plus mbo kamu akan di antar kesini." ucap pria1 dengan senyum kotornya.
Beberapa menit kemudian datang pria2 dengan membawa 2orang lainnya, tapi itu bukan mbo nah ataupun pa warman
"lihat bos, kita bawa sarapan!" kata si pria1 berbisik, shania melihat ke arah mereka dengan wajah yang sudah terlihat ketakutan

"a, aku mau pergi." shania berdiri bersiap pergi, tapi dengan cepat pria2 menghadang
"mau kemana mba?" ucapnya dengan nada menggoda,
"maaf, permisi aku mau nyari mbo nah sama pa warman." shania menunduk memainkan kedua tangannya, terlihat keringat dingin mulai mengucur.
"ngapain nyari yang ga ada, mending disini sama kita-kita. Main bareng." si pria3 ikut menggoda, dengan mencolek dagu shania.
Pria2 dan pria3 tertawa puas melihat shania. Si pria4 yang disbebut bos mendekati mereka "kalian berdua, harus sopan sama tamu.. Mengerti!" ...
"i, ia bos.. Kita ngerti.." pria2 dan pria3 terlihat segan dengan sibos
"kamu ikut lah dengan ku, kalau disini mereka akan terus mengganggu.." kata si bos, dia mencoba merangkul shania. Tapi dengan cepat shania menghindar seraya berucap "anda jangan kurang ajar!" dalam ketakutannya..
"saya tidak kurang ajar, saya hanya butuh ajaran dari tubuh kamu yang begitu putih mulus ini.." ucap si bos mencolek bahu shania, diikuti tawa anak buahnya. membuat shania refleks menampar pipinya cukup keras "**$Plakk$**" si bos preman itu geram.

si bos memegang kedua tangan shania, menyeretnya sampai shania terpojok. "gue suka cewe yang galak kayak lu.." dialek si bos nya mulai berubah, memperlihatkan siapa dia sebenarnya.
"saya mohon pa! Jangan apa-apakan saya?!" pinta shania dia mulai menangis, shania terlambat menyadari jika 2orang tadi yang membawanya bukan orang baik2, melainkan preman-preman. "Sisakan buat kita Bos!!" teriak preman1 sambil menengguk alkohol. Wajah bos mulai mendekati wajah shania, shania berteriak kencang "TOLONGGG!!" Shania mencoba berontak tapi apa daya badan si bos terlalu kekar.
"saya mohon pa! JANGAN... saya akan memberikan kalian uang berapapun jumlahnya! Tolong jangan apa-apa kan saya!" Shania terus menangis ketakutan.

Saat si bos siap meluncurkan aksinya, tiba-tiba seseorang datang menarik pundak si bos preman dari belakang, dia menghempaskan si bos yang badannya lebih besar dari dia. Sampai bos terjungkal ke atas tanah. Sontak perbuatan si penolong itu mengundang reaksi dari anak buah si bos.
Mereka membantu bos nya berdiri.
"HEH! LO ANAK SMA! BUKANNYA SEKOLAH, LO MAU IKUT CAMPUR URUSAN KITA! NYARI MATI LO?!" teriak si preman1
"Jangan di matiin, sayang..! dia kita jadikan penutup saja. Lihatlah tubuhnya sama-sama menggoda!" kata si preman2
"Gue setuju, dia terlihat begitu manis!" seru si preman3

"kamu ga apa-apa kan?" tanya gadis penolong, suaranya membuat shania bisa membuka matanya yang tadi dia tutup karena ketakutan. "dengerin yah, nanti sesuai aba-aba dari aku. Kita lari dari sini." pinta gadis penolong, matanya masih memperhatikan gerak-gerik ke4 preman.
Gadis itu tau betul kondisi di sekitaran pasar ini, dia tidak mungkin melawan preman2 itu di kandang mereka sendiri. Karena yang dia tahu bukan hanya ada 4org begundal di tempat ini. Shania tidak menjawab, dia tidak mengeluarkan sepatah katapun. Wajahnya terlihat sangat shock.
"kalian tunggu apa lagi! Cepat tangkap perempuan itu!!! Bego!!!" bos menyuruh anak buahnya menyerang gadis penolong.
tanpa banyak basa-basi ke3 preman itu menyerang gadis penolong...

***
Gerakan bibirnya begitu cepat menyedot habis minuman dingin bersoda yang tadi dia pesan. Orang yang duduk di depannya bertanya dengan expresi wajah heran "Haus?!" tanya ve "Hahhhh... Seger... Kamu ga minum ve? Sini biar aku abisin aja!" ghaida menawarkan diri, dengan tangan bersiap mengambil minuman milik ve. "eiitsss... Enak aja!" dengan cepat ve mengamankan lemon tea nya "serakah banget si jadi orang, yang barusan aja belum turun semua tuh dari tenggorokan" ucap ve, dia menyeruput lemon tea nya membuat ghaida memasang wajah pengen
"ya elah,, ve.. Pelit amat! Panas nih.. Kamu ga ngerasain apa ni udara panasnya minta ampun padahal baru jam stengah10.." jawabnya dengan tangan mengelap keringat yang ada di lehernya
"itu sih derita lu! Kalo mau minum lagi, ya pesen aja sana! Ngapain mau punya aku.." ucap ve, dengan nada meledek.
"idihh, ve segitunya.. Mentang-mentang gue yang minta. Kalo kinal aja, pasti langsung di kasih!" kata ghaida, dia menopang dagunya dengan tangan kanan. "eh ia... Ngomong-ngomong soal kinal, tu anak kemana ya? Tumben ga ngasih kabar kalo dia ga akan masuk!"
"tuh kan... Soal kinal aja cepet!" protes ghaida "ga gitu dong ghai, ya udah nih aku kasih lemon tea special aku buat kamu.." ve menyodorkan minumannya, "padahal kan gue cuma becanda" ucap ghaida dengan wajah senang dia mengambil minuman itu dan mulai menyedotnya. "selalu deh.. keluar penyakitnya.." gerutu ve, melihat tingkah ghaida.

"Kinal ada ngasih kabar ke kamu ghai?" tanya ve, ghaida menggeleng seraya berkata
"mana mungkin kinal ngasih kabar ke gue, dia kan paling anti ng hubungin gue. Kalo ga kepepet-pepet amat!" jawab ghaida,
"ghaida! Serius dong?!" ucap ve, melihat ghaida
"gue serius ve.. Lu kan tau sendiri kalo kinal mau absen, dia pasti ngehubungin lu bukan gue!" .. "ia, sama kayak kamu... Kalian berdua itu emang cocok..." jawab cepat ve, dengan memanyunkan bibirnya "itu tau! Masih aja nanya-nanya, bawel!" kata ghaida tak mau kalah, ve hanya melirik sekilas ke arah ghaida dengan expresi kesal. "ia, ia... Maaf, tapi beneran ve. Kinal ga ada ngehubungin gue." ucap ghaida, yang melihat expresi kesal ve.
"terus dia kemana ya? Apa jangan-jangan kinal sakit?" ujar ve
"ga mungkinlah ve, orang kemarin dia baik-baik aja.. Semangat banget malah.." tutur ghaida. "tapi, kangen juga sih ya.. Ga ada kinal." ungkap ghaida, membuat ve tersenyum penuh maksud "kenapa lu? Senyum-senyum?!" tanya ghaida
"cieee,, yang diem-diem kangen... "
"apaan! Ga gitu... maksud gue kangen tuh, soalnya ga ada yang bisa gue ajak berantem, berdebat. Kalo lu... Kan terlalu kalem tuh, Velankolis. Ga asik buat di ajak debat apalagi berantem!" jawab ghaida "Ooo, jadi ceritanya. Aku ngebosenin gituh?" ..
"Banget!" jawaban ghaida membuat ve kembali memanyunkan bibirnya, "ya udah aku pergi!"
"deuhh,, ambeukan banget si ni Velankolis.."
"ga lucu!".. "siapa juga yang ng lucu" kata ghaida. "jadi beneran marah nih script nya!" tanya ghaida
"tau ahh.."... "gue telepon kinal ahh, cewenya lagi marah sama gue." ucap ghaida.
ve pun beranjak dari meja meninggalkan ghaida yang terus meledeknya. diikuti ghaida yang masih menggoda ve dengan ledekannya. mereka berjalan menuju kelas dengan terus saling bercanda. meskipun ve terlihat pendiam, tapi jika sudah dengan sahabat-sahabat nya dia bisa jadi sangat aktif. bercanda, saling meledek, dan melakukan kekonyolan lainnya.

..bersambung..

0 comments:

Posting Komentar