"gak mungkin aku gak tahu, sahabat aku kan pengumpul berita! Jadi ya pasti tahulah" jawab Nabilah dengan entengnya
"eh? Maksud kamu aku sama Gaby pengumpul berita? Apaan?!" Nabilah tersenyum menyeringai
"kalian kan suka banget nangkep cerita yang seliweran, terus di
kumpulin, lalu di kabarin deh sama aku beritanya! kayak acara pagi di tipi-tipi tuh, yang ngasih berita soal artis-artis tanah air!" Ayana memproses, Gaby berbicara
"hah? itu kan acara gosip! jadi kita... peng gosip dong?! Ngumpulin berita yang berseliweran!"
Nabilah tertawa diiringi anggukan "nah... itu tahu! hahaha~",
Gaby dan Ayana saling mendelik ke arah Nabilah, Ve ikut menertawakan.
"udah-udah gak usah pada kayak gitu ekpresinya, jelek tahu! Masih pagi
juga. Huahahaa~" Nabilah masih tertawa. tapi dalam pikirannya tetap
memikirkan tentang Stella dan lainnya yang mencari dia, apalagi kata
Gaby dan Ayana wajah mereka marah. 'bakal jadi hari yang... hmm~' pikir
Nabilah.
Bell masuk bunyi--
Guru PKN ternyata tidak hadir
karena sedang sakit, jadi ada waktu kosong selama satu jam untuk kelas
VII J. Nabilah tampak berpikir keras dengan daun telinganya dia jejali
pakai earphone, Ve tetap stand by di sebelah Nabilah. Tak lama raut
Nabilah berubah, dia menyanyi mengikuti apa yang sedang di putar pemutar
musik nya, mencoba menikmati lagunya.
(Gaby dan Ayana lagi ke
kantin, saat tahu guru PKN nya tidak bisa mengajar mereka berdua
bergegas ke kantin untuk membeli cemilan.). Nabilah yang sekarang
terlihat lebih kalem dari Nabilah biasanya kalau ada jam pelajaran
kosong. Dia, biasanya selalu ngisengin teman-teman sekelas atau main
apapun dengan mereka ketika jam pelajaran kosong, atau Nabilah selalu
pergi ke kantin sama salah satu dari sahabatnya untuk membeli cemilan
sebagai teman ngobrol santai di kelas.
"*No, Nothing Helps. We
won't stop right now, we did it on our own nobody else it's because of
you i'm standing here with you~*" Nabilah menyanyikan sepenggal lirik
lagu milik One Ok rock
"*No Nothing Helps We won't stop right now we did it on our own nobody else it's because of you, we are finally came this far.
Tell me who else?,-*" Nabilah samar-samar bisa mendengar Ve bernyanyi
menyanyikan lagu yang sama dengan yang sedang dia nyanyikan, Nabilah
lepaskan tangan kanannya yang tadi dia pakai menyangga dagu lalu
melanjutkan lagi nyanyinya di temani Ve
"*All What i can do, All
what you will want me to, All what you can see me through will someday
come the story goes~*" keduanya berhenti lalu menarik nafas panjang
secara berbarengan. Nabilah melirik Ve sekilas 'ni arwah tahu juga
lagunya One Ok Rock' bisik Nabilah dalam hati, lalu tersenyum di sudut
bibirnya. Suasana kelas cukup sepi, hanya ada beberapa murid tersisa.
Sementara yang lainnya sedang asik dengan kegiatannya masing-masing di
jam kosong.
kembali Nabilah menopang dagunya memikirkan apa yang
akan terjadi jika dia tidak bisa membantu Ve menyelesaikan misi 48 jam
nya. Ayana dan Gaby datang dari pencarian makanan, mereka duduk dengan
mengambil kursi mereka untuk merapat mendekat ke Nabilah. kemudian
memulai obrolan--
"eh Gab, kamu kemarin merasa ada yang aneh gak sih?"
"aneh? Aneh gimana, Chan?" Gaby balik bertanya
"ya... ada yang hilang gitu dari aktifitas aku kemarin, mmm~ ada yang
ganjal di pikiran aku tapi gak tahu kejadian apa yang hilang itu!" Gaby
mencoba mengingat
"hmm~ enggak ah! Biasa aja, kalo kamu Bil?"
"hah? Em~ gak ada yang aneh, semua nya utuh kok! Memory aku kemarin
dari pagi sampai ke pagi lagi masih aku ingat dan gak ada yang hilang!"
jawab Nabilah.
Ayana tidak bicara lagi karena 2sahabatnya
mengatakan tidak ada yang aneh atau apapun yang seperti Ayana rasakan.
Sepertinya Ayana berjuang untuk mengingat kejadian kemarin yang hilang,
saat Ve membisikan kata-katanya untuk melupakan apa yang mereka dengar
plus mereka lihat saat pulang sekolah. Ke3 nya membuka topik baru dalam
perbincangan pagi kosong di kelas. Sampai tak terasa waktu pelajaran di
jam kedua datang dan guru Matematika pun datang, hening di kelas VII J
mendengarkan penjelasan materi yang sedang di berikan.
Tiba waktu
istirahat, waktu yang di tunggu-tunggu Nabilah untuk menyelesaikan misi
48jam 48nama nya Ve yang dia wakili. Nabilah menarik nafas kemudian
berdiri dari bangkunya dan bersiap pergi meninggalkan kelas untuk menuju
aula yang Nabilah jadikan tempat untuk mengumpulkan murid SMA yang
kemarin dia kirimi pesan singkat.
"Nabilah, mau kemana?" tanya Gaby saat melihat Nabilah akan pergi
"em~ aku-- aku ada sedikit urusan sama,, um~ sama bu Anggita, aku
pergi dulu ya! Dah~" Nabilah lalu pergi tanpa menghiraukan sahabatnya
yang akan menanyakan hal lainnya
"ini nih!" tiba-tiba Ayana mengucapkan kata itu.
"apasih Achan!" sahut Gaby melihat tingkah Ayana
"kejadin ini yang aku maksud hilang itu Gab!" Gaby mengerung "kamu
lupa apa? kemarin pas istirahat kan kita ngikutin Nabilah terus,-" ~
"terus apa Chan?" ~ "aduhhh~ apalagi ya? aku lupa! Kenapa kita kemarin
ngikutin Nabilah ya?!" Ayana memegang kepalanya
"aduh Achan, Gaje banget sih! Udah ahh mending makan!!"
"haaa~ makan! Kemarin kita nawarin Nabilah untuk makan pas istirahat
tapi kemudian Nabilah menolak terus nyari makan sendiri ke kantin
terus~"
"terus lagi! terusan nya apaan Chan?"
"terus... terus apa lagi ya adegannya kemarin"
pengaruh bisikan Ve memang cukup manjur untuk menghentikan keduanya
menanyai ini itu pada Nabilah yang mereka lihat sedang meminta maaf atas
nama dirinya. Ve membisikan pada Ayana dan Gaby untuk melupakan apa
yang mereka lihat yang berhubungan dengan Nabilah saat jam pulang
sekolah di taman labirin, tapi entah kenapa ingatan saat Ayana dan Gaby
memutuskan untuk mengikuti Nabilah pun jadi mereka lupakan. *mungkin
karena itu bukan perbuatan baik kali ya? Makanya memory nya juga ikut
samar-samar dan mungkin juga hilang seperti saat pulang*.
"Hhaah~
udahlah Chan, gak usah aneh-aneh deh!" kata Gaby karena melihat Ayana
sepertinya masih mencoba mengingat kejadian kemarin yang menurutnya
hilang.
"ish, sakit juga ya ni kepala, mikirin sesuatu yang
kayaknya pernah terjadi tapi gak tahu kejadiannya apa!!" kata Ayana,
lalu menyuapkan makanannya. Gaby hanya tersenyum melihat tingkah Ayana.
"Chan, Chan~ kak Stella sama teman-temannya tuh!"
"hah? Mana?" Ayana menoleh kebelakang ke arah pintu kelas. Stella,
Dhike dan Yona mendekat kearah kelas mereka "apa mereka akan kesini?"
tanya Ayana tanpa mengalihkan pandangannya dari arah luar
"gak tahu, tapi kayaknya iya!" sahut Gaby.
"apa kak Stella dan teman-temannya masih nyari Nabilah?" lagi-lagi Ayana membuat pertanyaan
"gak tahu juga! Tapi kayaknya emang iya!!" dan lagi-lagi Gaby hanya
menyahut seperti itu. Stella, Dhike dan Yona masuk ke kelas VII J dengan
wajah 'menyeramkan' nya.
"mana teman kalian? Dia sekolah kan?"
tanya Dhike to the point dengn ekspresi dinginnya, Stella dan Yona
berdiri di sebelah Dhike dengan tangan di lipat di depan.
"m-maksud kakak? N-Nabilah!?" Ayana terbata
"iiya, siapa lagi! Udah kalian sampein kan pesan kita sama dia!?" ucap
Dhike di hadapan Ayana dan Gaby yang terlihat ketakutan.
Ini untuk
kedua kalinya dalam satu hari ini, mereka di datangi geng paling
populer dengan bully nya di sekolah, meski kedatangannya bukan untuk
mengerjai mereka melainkan mencari Nabilah tapi tetap saja Berhadapan
dengan Stella, Dhike dan Yona adalah hal yang cukup membuat adrenalin
meningkat dalam ketakutan.
"uu-udah kak! Kita u..dah bilangin sama
Nabilah kalau kakak-kakak semua nyariin dia!! Iya kan Gab?" ~ "ha? Ohh~
iya benar, aku sama Ayana udah bil,-"
"terus sekarang mana teman
kaliannya?!" Ayana dan Gaby saling menukar pandang tentang jawaban apa
yang akan mereka ungkapkan di hadapan Yona sang penanya, yang memotong
kalimat nya.
"Nabilah, em~ dia lagi ada urusana sama- sama guru!
Itu yang tadi Nabilah katakan pada kita!! Iya kan Chan?" giliran Gaby
yang bicara dan mengalihkannya pada Ayana. Ayana hanya mengangguk untuk
menanggapi.
"kalian lagi main-main sama kita?" ujar Yona, Ayana dan
Gaby yang tidak mengerti dengan apa yang di katakan Yona hanya bisa
mengerung kan alis matanya
"tadi pagi kan kita udah titip pesan
sama kalian, kalau kita bakal balik lagi kesini buat bicara sama
Na..bi..la..h! Teman kalian itu!! Terus sekarang, Nabilah malah ada di
ruang guru! Mau ngapain dia? Mau laporin kita yang lagi nyari dia!? Hah,
iya?"
Ayana dan Gaby diam terpaku dengan pernyataan dan pertanyaan
dari Yona; Stella masih diam dan memperhatikan; teman-teman sekelasnya
tidak ada yang berani ikut campur dengan kedatangan senior mereka ke
kelas.
"Hoy!! Jawab dong, Malah bengong!!!" Dhike menggebrak meja yang sedang Ayana dan Gaby jadikan tempat menyimpan bekal makanan
"ii-itu~ enggak kak, Nabilah keruang guru bukan untuk melaporkan kakak
semua kok! Dia hanya ada sedikit yang harus di konsultasikan sama guru
yang mengajar di kelas kami!! itu aja, selebihnya... kita yakin kalau
Nabilah tidak akan mungkin membuat laporan tentang kalian pada guru
disini!!" Ayana mencoba menjabarkan pada Mereka.
"heh, kalau sampai
si Nabilah itu ngelaporin kita ke guru! Bukan cuma dia yang akan kita
kerjai, tapi kalian juga akan dapat giliran!!" Dhike menyeringai di
sudut bibirnya, Ayana dan Gaby hanya bisa menelan ludahnya sendiri saat
mendengar ancaman dari Dhike.
"kak Stella~ kak Stella~ kak Stella~ haaaah"
Novinta berlari berhamburan ke dalam kelas. Stella, Dhike dan juga Yona
melihat kearah Novinta. Ayana dan Gaby heran kenapa Novinta bisa kenal
sama mereka. (Novinta anggota Osis, itu kenapa Ayana dan Gaby tahu siapa
Novinta. tapi mereka tidak pernah tahu kalau Novinta itu adiknya Yona)
"ada apa? Kenapa lari-lari seperti itu?" tanya Yona pada adiknya yang masih mengatur nafas
"haaaah~ itu kak, Nabilah- Nabilah lagi di aula sama murid SMA!
Kayaknya dia mau minta maaf lagi untuk kak Ve!!" Novinta bisa
menyelesaikan kalimatnya.
"apa? Kamu yakin itu Nabilah!?" Novinta
mengangguk atas pertanyaan Stella. Stella langsung mengalihkan
tatapannya pada Ayana dan Gaby yang sedang mencerna ucapan Novinta
tentang Nabilah meminta maaf pada murid SMA untuk Ve.
"Heh! Tadi kalian bilang si Nabilah ke ruang guru, kalian mau mainin kita?" tanya Stella
"ki-kita juga gak tahu kak, tad..i Nabilah bilang nya mau ke ruang guru kok!" Ayana mengangguk menyetujui ucapan Gaby
"Ah! Denger ya? urusan kita belum selesai! Kalian akan dapat giliran
setelah Nabilah!! cabut, kita ke aula." ancam Stella lalu mengajak
teman-temannya untuk pergi menghampiri Nabilah.
Saat
istirahat, Nabilah berjalan ke aula dengan Ve. Tidak ada obrolan, yang
menemani perjalanan mereka ke aula. Sampai di aula ternyata murid-murid
yang di tunggu sudah ada semuanya. Nabilah tersenyum senang karena dia
tidak perlu menunggu 'manjur juga kata-kata ku di SMS' pikir Nabilah.
Ketika Nabilah masuk seketikan semua mata tertuju pada sosoknya yang
berseragam SMP.
"apa-apaan nih? Kenapa ada murid SMP juga! Siapa
sebenarnya yang mengirim pesan kemarin sore" seorang murid bersuara dan
di tanggapi oleh murid lainnya.
'Haaah, ini akan lebih sulit dari
kemarin sama senior SMP!' bisik Nabilah dalam hati saat mendengar
sahutan mereka yang bertanya siapa si pengirim pesan dan melihat
kesinisan di wajah kakak kelasnya saat melihat dia masuk 'belum ngomong
apapun, atmosfir udah gak enak!' kembali Nabilah berbicara pada dirinya
sendiri.
"um~ anu... yang kirim pesan singkat pada kakak semua itu
Nabilah kak!" mendengar ucapan Nabilah yang tiba-tiba, sontak membuat
para senior membelalakan matanya.
"Hah? apa? Jadi sebenarnya yang
ngirim SMS kemarin sore itu lu? terus, kenapa lu bawa-bawa nama Ve
segala dalam pesan singkat lu kemarin sore! Apa maksudnya? Hah!" tanya
senior pada Nabilah
"iya, apa maksudnya dengan bilang kalau Ve
akan menyatakan permintaan maaf langsung sama kita!? Lu bohongin kita
dalam pesan singkat lu kemarin?!" senior lainnya ikut menanggapi
"emm~ Nabilah tahu, apa yang Nabilah tulis di pesan singkat kemarin sore
itu salah kak. Tapi.. gak salah-salah banget sih!" Nabilah membuat
seniornya bingung, karena dia sendiri bingung "ini memang tentang kak
Ve!" lanjut Nabilah.
"haaah, gak jelas! gue gak ada waktu buat dengerin ocehan anak SMP!" katanya dengan mata menatap Nabilah.
"gue juga! Buat apa gue dengerin ucapan lu, kenal juga enggak, mana lu ngebohongin lagi!!"
"lagian... kayaknya gak penting sih kita dengerin ni anak ngomong, iya kan teman-teman?"
"tapi ini beneran tentang kak Ve! Nabilah serius, dan ini penting!!
Yaa, Nabilah tahu kemarin itu Nabilah salah gak jelasin secara rinci,
itu karena Nabilah bingung harus mengirim pesan singkat kayak gimana?!
Kalaupun di telpon, kakak semua pasti gak akan mau kan datang ke sini!!"
murid SMA tidak ada yang begitu menghiraukan Nabilah saat dia menjelaskan, mereka hanya menatapnya
"Nabilah mohon kak, dengerin dulu apa yang mau Nabilah sampein ke
kakak semua! Nabilah mohon" Nabilah begitu memohon dengan tulus.
Nabilah memang tidak menjelaskan alasan dia menyuruh murid-murid itu
untuk kumpul di aula saat dia mengirimkan pesannya, dia hanya menuliskan
rangkaian kata maaf dan menaruh nama Ve di akhir rangkaian maafnya
kemudian di akhiri permohonan agar mereka yang menerima pesannya untuk
bisa datang dan menyaksikan langsung Ve meminta maaf.
senior nya
masih tidak menghiraukan, malah mereka bersiap pergi dari aula untuk
meninggalkan Nabilah "aduhh, gimana nih? Kok mereka malah pada mau pergi
sih!" gumam Nabilah panik, kemudian dia berlari ke arah depan
senior-seniornya dan mengedapankan kedua tangannya untuk menyetop
seniornya agar mau mendengarkan dia
"kak~ kak~ Nabilah mohon,
bentarrr aja! Dengerin apa yang mau Nabilah bicarakan, karena ini
menyangkut hidup matinya kak Ve!! Pleaseeeee" Nabilah kembali memohon
dengan sekarang langsung membawa nama Ve
"eh~ denger ya? kita gak
perlu Ve di sekolah ini! Biarin aja dia, mau koma ke, mau hidup lagi ke,
atau mau mati sekalian... mungkin akan lebih baik buat dia!" ucap salah
seorang dari murid itu dengan kasarnya
"itu balasan untuk orang
kayak Ve yang suka seenaknya sama murid-murid disini! Mentang-mentang
dia anak pemilik yayasan terus kaya, jadi bisa bersikap dan berbuat apa
saja sama murid disini!!" tambahnya.
Nabilah merasa sedikit marah
akan kata-kata yang di lontarkan seniornya tapi dia tidak mau
memperkeruh suasana dan malah ribut dengannya, jadi Nabilah hanya diam
mendengar komplenan seniornya; Ve mengerutkan alis matanya dan terlihat
sedih mendengar ucapan murid itu, apa yang setahun terakhir Ve lakukan
sepertinya memang sangat keterlaluan dan sampai membekas di hati para
korbannya. 'sudah sedalam inikah rasa benci mereka terhadap ku?' tanya
Ve pada dirinya sendiri.
"minggir lu~" tangan si senior akan menyingkirkan tubuh Nabilah tapi dengan cepat Nabilah kembali memohon
"ok, terserah kakak semua mau bilang apa tentang kak Ve! Tapi...
Nabilah mohon sebentar aja dengerin penjelasan Nabilah. setelah itu,
terserah kakak semua mau bersikap seperti apapun pada kak Ve! Nabilah
minta waktunya 10menit aja kak!" pinta Nabilah dengan telapak tangannya
dia satukan untuk memohon
"ada yang mau dengerin anak ini?" tanya
senior yang paling senior alias kelas XII, yang lainnya diam tidak ada
yang meng iya kan atau meng tidak kan. "denger dan lihat sendiri kan,
gak ada yang mau dengerin penjelasan kamu! Jadi... udahlah minggir
sana!! Kita masuk kelas" lanjutnya
"8 menit kak!" Nabilah belum
menyerah, para senior menatapnya "oook, 6 menit?!" kembali Nabilah
meminta sekaligus memotong waktunya tapi kembali dia hanya dapat tatapan
*pada keras ye hatinya mereka, kayak gak pernah lakuin kesalahan aja!*
"mmm... 4menit kak! Nabilah mohon!!" Nabilah begitu teguh.
"Hah!
udahlah, kita dengerin aja apa yang mau dia sampaikan! Dari pada kayak
sekarang kita gak bisa keluar dari aula karena dia masih ngotot!" usul
salah satu senior yang ada di belakang
"lagian, cuma 4menit kan?
Itu gak akan lama, setelah itu terserah masing-masing mau gimana!" yang
di sebelahnya ikut menanggapi dan memberi usulan.
"ya udah kalian
aja, gue sih enggak mau!" si senior yang di depan tetap tidak mau "yang
lainnya? Ada yang mau disini sama Sendy dan Rica buat dengerin si
Nabilah!" tanyanya kemudian.
Tak lama dia lalu kembali bergerak diikuti beberapa banyak murid lainnya, yang diam hanya 4murid; Sendy, Rica, Cindy dan Olive.
Ve tidak punya pilihan lain saat melihat adegan itu *sreeeet* dia
masuk ke tubuh Nabilah. Belum murid-murid yang pergi meninggalkan aula
sampai di depan pintu, Nabilah yang di rasuki Ve bicara dan suaranya...
itu suara Ve, jadi senior yang tadi pergi berhenti karena kaget
mendengar suara Ve, begitupun dengan senior yang masih ada di dekat
Nabilah. Mereka tak kalah kaget karena suara Nabilah jadi suaranya Ve.
"aku minta maaf karena aku sudah salah sama kalian!" mereka berbalik
menghadap Nabilah yang menunduk "aku tahu aku salah, dulu aku sering
sekali membuat kalian marah bahkan sampai membenciku! Aku sekarang
meminta maaf bukan hanya karena aku akan mati kalau aku tidak dapat maaf
dari kalian, aku meminta maaf karena aku ingin berubah. Aku minta maaf,
aku mohon kasih aku kesempatan~ kasih aku kesempatan untuk bisa
merasakan indahnya mendapat maaf dari kalian! Aku siap menerima hukuman
apapun dari kalian yang masih menyimpan dendam dan benci padaku~ aku Ve,
aku minta maaf~ hik, hik, hik--" Nabilah (Ve) menangis,
senior
yang di dekat pintu keluar terdiam mencerna apa yang sedang mereka
saksikan dan mereka dengar 'apa ini?' 'apa benar yang sedang bicara ini
Ve?' 'apakah ini nyata?' 'apakah ini serius? Anak SMP ini kemasukan roh
nya Ve!' 'Ve kan sedang koma, terus anak yang di depan ini?!' banyak
pertanyaan muncul di benak mereka tentang apa yang mereka saksikan.
"jika kematianku bisa membuat kalian bahagia, aku akan terima itu! Tapi
satu hal, aku mohon~ hik,hik,hik~ maafkanlah aku, biarkanlah aku pergi
dengan membawa maaf kalian, bukan dengan membawa kebencian kalian!" ~
"jadi... kamu beneran Ve?" tanya Sendy pertama kali, Nabilah (Ve)
mengangguk pelan. Sendy melebarkan bola matanya dan berbisik "ini gak
masuk akal! Bagaimana bisa?".
Karena tidak juga mendapat respon
dimaafkan atau tidak di maafkannya, dan waktu memasuki tubuh Nabilah pun
hampir habis karena Ve hanya punya waktu 4menit untuk menggunakan tubuh
si penolongnya. Nabilah (Ve) pun memutuskan untuk menurunkan badannya
dengan menggunakan kaki sebagai tumpuan. Karena ini list terakhir di
misinya, Ve jadi berani mengambil tindakan untuk memasuki tubuh Nabilah
meski hanya punya waktu sedikit.
"kalau aku bisa hidup lagi, aku
akan tunjukan pada kalian semua aku berubah, aku gak mau lagi nyakitin
siapapun! Cukup setahun ini aku melakukan kebodohan dengan melukai
banyak hati!! Berikan kesempatan itu untuk ku!!!" ucap Ve terdengar
begitu penuh sesal, senior-senior yang di dekat pintu mulai merasa iba
pada sosok Ve yang ada di tubuh Nabilah tak terkecuali dengan yang
berdiri di dekat Nabilah (Ve).
Mereka sadar bukan hanya Ve yang
patut mereka benci dalam kasus mereka saat di permalukan atau di kerjai,
tapi masih ada Stella, Yona dan juga Dhike yang sahabatnya Ve, yang
juga terlibat dalam aksi bully nya Ve. Sampai detik ini tidak ada
satupun dari ketiga sahabt Ve itu yang meminta maaf seperti yang di
lakukan Ve, yang sedang dalam kondisi tidak memungkinkan untuk meminta
maaf. Tapi dia mau, dia punya niat untuk meminta maaf meski dalam
keadaan terdesak namun mereka yakin Ve melakukan aksi minta maaf karena
dia tulus dan benar tidak ingin melukai siapapun. Mereka seperti kembali
di sadarkan, akan sosok Ve dulu yang masih berstatus kelas X dan masih
berteman dengan Kinal. Saat itu belum ada Ve yang menyebalkan, dan Ve
yang tidak di sukai oleh banyak murid di sekolah Putri Jakarta. Dulu
justru sosok Ve tidak ada yang begitu mengenal selain yang mereka tahu
dia itu adalah anak pemilik yayasan, itupun bukan karena Ve mengumbar
tapi karena gosip yang beredar di sekolah dan akhirnya tahulah siapa itu
Ve.
Saat dari mereka akan ada yang akan mengucapkan kata
'aku mau maafin kamu' tiba-tiba pintu Aula terbuka dan 3murid yang tak
lain adalah Stella, Yona dan Dhike masuk kedalam aula. Mereka berjalan
cepat langsung mengarah pada Nabilah yang masih berdiri dengan setengah
kaki di lipat. Murid yang ada di Aula melihat kedatangan Stella yang
memasang wajah marah nya kearah Nabilah. Tanpa basa-basi Stella langsung
menarik tangan Nabilah dan menyeretnya, waktu Ve masuk ke tubuh Nabilah
sudah habis, dia keluar meninggalkan tubuh Nabilah.
Ketika Nabilah merasakan tangannya di tarik, dia merasa bingung.
"a-ada apa ini?" dalam cengkraman Stella Nabilah bertanya.
"Stella, itu Ve!" ucap salah satu senior pada Stella, Stella yang
sedang meyeret Nabilah pun berhenti ketika mendengar nama Ve. Dia
berbalik pada si empunya suara
"apa lu bilang? Dia Ve!" kata Stella sambil menunjuk wajah Nabilah yang ada di genggamannya
"iya, yang lagi kamu tarik itu Ve, dia sahabat kamu kan! Dia lagi
minta maaf sama kita!! Kenapa kamu tarik-tarik dia?" Cindy bertanya
karena penasaran sekaligus kasihan melihat Nabilah yang meringis dalam
cengkraman Stella.
Ve ingin sekali lagi masuk dalam tubuh Nabilah
untuk membuat Stella melepaskan Nabilah tapi dia harus memulihkan
kondisinya terlebih dulu agar bisa masuk lagi, karena saat tubuh mereka
menyatu dan kemudian terpisah lagi maka akan ada rasa sakit baik di Ve
ataupun Nabilah.
"lu semua pada ngelantur! Dia ini bukan Ve!! Dia
cuma anak yang pengen punya popularitas di sekolah ini dengan
memanfaatkan Ve yang lagi koma!!!" Stella bicara begitu tegas, Nabilah
yang masih merasakan pusing di tambah bingung dengan keadaan yang
sekarang sedang dia hadapi hanya bisa memegang kepalanya.
"apa maksud kamu?" tanya Senior lainnya
"kalian jangan gampang di bohongi sama ni anak! Karena kalian tahu
apa, dia itu mengaku sebagai sepupunya Ve! Padahal Ve tidak pernah punya
saudara yang satu sekolah!!"
sempat senior-senior itu goyah tapi kemudian Rica bicara
"kita gak ngelantur, apa yang tadi Sinka bilang itu benar! Anak ini
tadi itu Ve, ada Ve masuk dalam tubuhnya!! Kita yang ada disini bisa
pastikan dari suaranya, iya kan teman-teman!?" kemudian mereka
mengangguk menyetujui ucapan Rica.
"alah, udalah Stell gak usah
dengerin mereka! Urusan kita kan sama anak ini!" Ujar Dhike, Stella pun
melihat ke Dhike dan Yona lalu kembali membawa Nabilah dengan kasarnya.
Senior yang ada di aula tidak bisa berbuat apa-apa untuk Nabilah;
Novinta ikut dengan Stella dan teman-temannya; Ayana dan Gaby yang
mengikuti dari belakang sedang menyaksikan bagaimana Stella dengan
kasarnya menyeret Nabilah. Yang entah akan di bawa kemana
"Nabilah!" Ayana memanggil sahabatnya yang sedang memegangi kepalanya,
Nabilah melihat kearah mereka dengan dari raut mukanya terpancar
kebingungan.
"kak~ kak~ Nabilah mau kalian bawa kemana?" tanya Gaby memberanikan diri karena merasa kasihan pada Nabilah
"minggir lu, gak usah ikut campur kalau lu gak mau kenapa-kenapa!!" Dhike yang menanggapi
"tapi Nabilah kesakitan kak, kakak terlalu ketat memegang pergelangan
tangannya, lihatlah wajahnya Nabilah, dia Pucat!!" Gaby kembali
berbicara, Ayana mengikuti Gaby dari belakangnya (Stella masih menyeret
Nabilah)
"Nabilah, kamu gak apa-apa?" tanya Ve yang jalan di
sebelah Nabilah. Dia begitu terlihat cemas dengan kondisi Nabilah yang
tadi dia pakai tubuhnya.
"Nabilah bingung... Kak!" katanya
menanggapi dengan suara yang terdengar kecil, dia tidak begitu
memperdulikan Stella. "ini ada apa sih kak? Kenapa Nabilah sama...,-"
ucapan Nabilah terhenti karena Stella juga berhenti.
"Yona, dan
kamu Novinta. Urus mereka, jangan sampai menyela gue!!" perintah Stella
sambil menunjuk Ayana dan Gaby "Ikey (panggilan Dhike) lu ikut sama
gue!" Dhike mengangguk, Ayana dan Gaby pun di stop dan di tahan oleh
Yona dan Novinta sesuai perintah Stella. Sementara Stella dan Dhike
membawa Nabilah. Nabilah masih belum bisa melawan karena dia masih
mencoba mengingat apa yang sebelumnya terjadi dan kenapa dia bisa sampai
di seret oleh seseorang yang belum Nabilah kenali siapa orangnya. Ruang
aula yang posisinya ada di pojok antara gedung SMP dan SMA, tidak bisa
terpantau langsung oleh guru ataupun staff yayasan. Jadi siapa yang mau
melancarkan bully an biasanya mereka lakukan di aula atau di belakang
aula yang tidak jauh dari taman labirin.
"tadi Nabilah bukannya di
aula buat minta maaf, terus kenapa sekarang,- aw, aw, aw~ kepala Nabilah
kok sakit ya?!" Nabilah menggumam di belakang Stella.
Ve ingin
sekali bisa membantu Nabilah yang sedang di seret Stella, tapi apalah
daya dia tidak bisa melakukan apapun bahkan untuk membisikan kata-kata
di Hak Istimewanya Ve sudah tidak bisa, dia kehilangan energi nya saat
masuk ke tubuh Nabilah. Harusnya Ve tidak menggunakan tubuh Nabilah
karena efek yang timbul setelahnya cukup dirasa menganggu.
Stella ternyata membawa Nabilah ke taman labirin sekolah. Mereka masuk
agak kedalam agar tidak ada dari pihak sekolah yang tahu, Stella
menghempaskan tangan Nabilah dan Nabilah yang masih merasa pusing hanya
bisa mengusap kepalanya.
"ini ada apaan sih? Kok Nabilah bisa
sama...." Nabilah menilik wajah Stella, "huh? Kak.... Stella!" ucap
Nabilah setelah bisa mengenali orang yang membawanya. Ve pernah
menunjukan Stella, Dhike, dan juga Yona pada Nabilah. "kenapa Nabilah
bisa sama kakak? Tadi kan Nabilah lagi di au,-"
"Ssut BERISIK!
bisa diam gak?" potong Stella dengan menekan kata berisik. Nabilah
seketika terdiam, dia mencoba berkomunikasi dengan Ve lewat bahasa
matanya. Tersirat menanyakan apa yang terjadi?,
Ve bicara "Stella,
Dhike, sama Yona tadi ke aula pas kita lagi disana...." ~ "disana (aula)
mereka bilang lu lagi minta maaf untuk Ve? dan mereka bilang lu itu
Ve?..." ~ "kak Ve gak tahu kenapa Stella dan yang lainnya bisa sampai di
aula dan membuat acara permintaan maaf nya gak selesai" ~ "semua udah
selesai, kesabaran gue sama lu udah habis~ di biarin ternyata lu malah
menjadi dan terus meminta maaf untuk si Ve! Lu masuk terlalu dalam di
kehidupan Ve yang lu gak tahu!!" ~ "tadi kakak masuk ke tubuh kamu untuk
minta maaf" Nabilah merasa bingung, 2orang bicara secara berbarengan
jadi Nabilah tidak bisa menangkap semua yang Stella dan Ve ucapkan.
Dhike berdiri di sebelah Stella dan menatap Nabilah dengan tatapan
intimidasi.
"aaaduhh~ satu-satu dong ngomongnya! Nabilah kan jadi
gak ngerti apa yang kalian ucapkan!" protes Nabilah tanpa sadar. Stella
dan Dhike menganga saat mendengar Nabilah setengah berteriak mengucapkan
kalimatnya, tapi kemudian mereka bisa menguasai lagi dirinya.
"eh
bocah, lu ngomong apa sih!?" kata Dhike menanyakan "dari tadi yang
ngomong sama lu itu cuman Stella! Gak ada yang lainnya!! Lu mau
main-main sama kita?" lanjut Dhike membuat Nabilah tersadar.
"eh?
mm, eng-nggak kak Nabilah gak mau main-main sama kakak! (Nabilah merasa
ciut) Maksud Nabilah itu, Nabilah gak ngerti dengan apa yang di katakan
kak Stella!!" ~
"sekarang gue tanya, apa maksud lu minta maaf
untuk Ve sama murid-murid di sekolah ini?!" Stella tidak menghiraukan
pengelakan Nabilah.
Ve merasakan ada yang aneh dari pertanyaan dan juga sikapnya Stella pada Nabilah yang membantu dirinya.
"kenapa diam? Jawab! Terus apa maksud lu bilang ke murid yang ada di
aula tadi kalo lu adalah Ve!? Lu sebenernya punya motiv apa sih dengan
ngelakuin semua ini!?" Stella kembali bertanya dengan esmosinya. "eeh,
malah diem aja! Lu sebenernya siapa sih? Kenapa lu harus mengaku sebagai
sepupunya Ve? Dan~ kenapa lu bilang lu minta maaf atas nama Ve agar dia
bisa kembali dari komanya!? Emang nya lu siapa? Tuhan? Malaikat?!
Jawab!?"
Nabilah yang tadi sempat bingung dengan arah dari
pertanyaan Stella sekarang sudah bisa mengerti tentang pertanyaan yang
dari tadi di berondongkan padanya. Ve semakin dalam rasa herannya pada
Stella yang tahu segitu detail tentang apa yang di lakukan Nabilah.
"jadi ini... tentang kak Ve?" ucap Nabilah, membuat Stella marah "jadi
dari tadi gue ngomong, lu gak ngerti!?" Nabilah mengangguk polos. "lu
beneran mau main-main sama kita!" Stella bicara begitu tegas dengan
wajahnya mulai dia dekatkan ke Nabilah "denger ya Nabilah, kalo sampe si
Ve bisa bangun lagi dari komanya dan dia bisa sembuh total! Lu gak
bakal bisa hidup tenang!!" dengan nada ancaman yang begitu berat Stella
bicara dengan wajahnya hanya terpaut 4cm pada wajah Nabilah
Bersambung lagi.. ^_^
Aku tunggu kicauannya ya.. Arigatou :)
Maaf Kalau membosankan + Maaf sudah membuat kalian menunggu!! ^_^a
0 comments:
Posting Komentar