Selasa, 30 April 2013

-Journey- BabII -Beginning- #Chapter7



***
Hawa yang sejuk menyambut sabtu pagi, tebalnya kabut masih menutupi sebagian jalan. Selimut tebal masih menghangatkan tubuh kinal. "kaka,, bangun ka! ini udah jam setengah 6!" cindy menepuk-nepuk tubuh kinal yang bersembunyi dibalik selimut warna putih.
"entar aja jam 6 bangunin nya.." jawab kinal dengan suara seperti orang mengigau "iihh,, hari ini kan kaka di bagi raport. Masa ga mau siap-siap dulu ka!" ... "ia.. nanti aja jam6! cuma mau di bagi raport kan? bukan mau ke penghulu!" lagi suara kinal terdengar dari balik selimut. "ish, kaka lagi mimpi apa sih? pake bawa-bawa penghulu segala!" kata cindy seraya berjalan ke dekat jendela, dia buka jendela itu dan membiarkan udara pagi memenuhi kamar kakanya.

"arghhh, cindyy!! kaka bilang nanti jam 6 aja bangunin nya! masih ngantuk tau, nanggung mimpinya belum nyampe climax!" kinal melakukan protes pada adiknya yang sudah menarik selimutnya.
"cindy juga ga mau bangunin kaka! kalo bunda ga nyuruh, mana mau cindy bangunin kaka yang susah dibangunin!" jelas cindy,
"idih, yang susah dibangunin itu kamu! biasanya juga kaka yang bangunin kamu, karena kemarin cape aja makanya sekarang ngerasa beeerat banget buat bangun!" kinal berkilah, dengan tangannya mengucek kedua matanya.
"ah! gara-gara cindy nih! aku kan belum liat wajah cowo yang ngajak aku ke penghulu!!" kinal menggerutu sendiri, mengingat mimpinya semalam. "tapi... haha mimpi yang aneh, sudahlah!" kinal menggelengkan kepalanya seraya senyum-senyum sendiri, dia turun dari tempat tidurnya dan berjalan keluar.

Di meja makan terlihat ve sedang mengoles sehelai roti tawarnya, dengan papa duduk di seberangnya. "sayang, ngambil raport nanti.. tante siska ya, yang ngambilin! sekalian sama jeje. soalnya papa ada meeting sama orang bali!"
ucapan papa menghentikan ve saat akan menyuapkan roti isi selai kacangnya. "tante siska? tapi, aku sama jeje kan beda kelas pah! lagian ve ga enak sama tante siska, sama jeje juga." kata ve melihat ke arah papa "dibiasakan dari sekarang sayang, biar kamu juga nanti engga kaku sama tante siska! Yah.." ve hanya bisa mengangguk meng 'ia' kan ucapan papanya.
"tapi.. pulang nya nanti ve mau main sama kinal sama ghaida, ya pah?" ujar ve, "ajak jeje dong, biar kalian lebih akrab. Nanti kan akan satu rumah!" "ayolah pah, hari ini tuh di bagi raport! ve ada acara sama temen-teman ve. jeje juga pasti ada acara sama temen-temannya!" jawab ve, dengan raut muka memelas.
"ya sudah, pulang nya jangan malam-malam! besok pagi-pagi kamu harus sudah siap, jangan terlambat!" papa mengajukan persyaratan yang cukup mudah buat ve.
"siap.. papa ku sayang! mmuachh.." ve mencium pipi kanan papa nya seraya berjalan ke luar rumah bersiap pergi menyambut hari sabtu yang cerah.

Jeje berjalan sendirian setelah sarapan tadi, Jeje langsung pamit pada mama nya dia berangkat lebih dulu, mama nya nanti jam 9nan ke sekolah untuk mengambil raportnya dan juga raport ve. Jeje tahu jalan ke sekolah, dan dia juga tahu tujuan dia berjalan di atas trotoar pagi itu. Tapi, seperti orang yang tak memiliki tujuan. Jeje berjalan terlihat begitu lemas, sesekali kakinya menendang kerikil yang dia lihat.
Saat melintasi sebuah sekolah dasar, jeje melihat seorang anak perempuan diantar oleh kedua orangtuanya. anak itu terlihat bahagia dan ceria, seperti melihat dirinya dimasa lalu. Jeje terus memperhatikan anak itu sampai dia masuk ke sekolah dengan melambaikan tangannya pada kedua orangtuanya.
"kalau aja mama sama papa ga pisah! Haahhh.." jeje menghela nafas, dengan terus melanjutkan perjalanan. Sengaja jeje tidak naik taksi, ojeg, busway, metromini, bajaj, atau kendaraan apapun untuk pergi ke sekolah. Karena dia ingin lama sampai ke sekolahnya.

"cleo.." bisik jeje saat melihat cleo turun dari mobilnya, jeje berlari untuk menghampiri cleo. "cleo!!" panggil jeje, cleo menengok. Wajahnya begitu dingin melihat jeje yang memanggilnya.
"ada yang mau gue omongin!" kata jeje dengan terengah,
"ngomong aja!" jawab cleo, dengan ketusnya.
"gue mau,-" "Darrr," dhike memukul pundak jeje dan cleo dengan senyum manis dari wajahnya yang terlihat cantik.
"aduhh,, muka kalian pada kenapa? Serem! Yang satu dingin, yang satunya pucat!!" ujar dhike setelah melihat wajah jeje dan cleo yang dia temui di parkiran.
"eh ia je, lu mau naik ke panggung? Buat nerima piala entar! atau gue aja?" kata dhike dengan terlihat penuh semangat,
"lu aja!" jawab singkat jeje, cleo hanya melihat dhike terus ke jeje tanpa berkomentar apapun kemudian pergi.

Pembagian raport di SMA Pelita Nusa dilaksanakan jam 10, raport diambil langsung oleh orangtua atau wali murid. Sementara murid-muridnya sendiri, menunggu diluar kelas.

"ka stella ko belum berangkat?" tanya sonia yang melihat kakanya sudah berdandan rapih. stella hanya menghela nafas, kemudian berjalan dari tempat duduknya yang mengarah ke cermin.
"maafin sonia ya ka?" stella menatap heran "buat?"
"ga tau,, pokonya sonia mau minta maaf aja sama kaka!" jawab sonia, membuat sudut bibir stella tersenyum.
"udah ah, GaJe! Kaka mau berangkat dulu. Doain kaka yah, semoga nilai-nilai di raport nya memuaskan!"
"pasti!" jawab sonia begitu mantap dengan tersenyum.
Baru tahun ini saat pembagian raport nya dan belum lagi acara penting yaitu acara kelulusan sonia, orang tua stella tidak datang. ada rasa iri ketika mengingat teman-temannya yang pasti datang dengan ayah ataupun ibunya mereka. Tapi, stella tidak mau memperlihatkan kesedihannya di depan sonia. Stella hanya di bagi raport, sementara sonia waktu itu... dia di wisuda atas kelulusannya sebagai anak SMP. Kalaupun stella saat ini sedih sonia pasti lebih sedih dari dia.

Sementara itu, pagi ini menjadi awal yang baru untuk sendy, dia akan memulai masa perkuliahannya. Sendy menyunggingkan senyumnya saat akan memasuki kampus "ini yang seharusnya aku lakuin dari dulu.." ucapnya dalam hati. Saat sendy asik berjalan sendiri dengan kedua matanya bermain ditiap sudut kampus, sonya yang tiba dari arah kiri menyapanya.
"hai.. sendy..." sapa sonya
"eh, hai juga.. sonya!" sambut sendy, dia masih ingat betul dengan perempuan yang saat ini menyapanya.
"Sonya? Panda aja deh manggilnya!" tawar sonya atas sapaan sendy dengan senyumnya. sendy balas tersenyum dengan mengangguk kecil.

"ga sama riko?" pertanyaan sonya membuat sendy melihatnya dengan alis mata kanannya diangkat "ouuwhhh,, gue lupa!" tambah sonya semakin membuat sendy bingung
"lupa apanya?"
"ah! engga, ga apa-apa ko sendy! Eh ia, lu masuk fakultas mana?" sonya mengalihkan pembicaraan.
dia sudah janji pada riko untuk tidak mengatakan hal apapun yang menyangkut soal dirinya didepan sendy. Karena sendy tipikel orang yang pendiam, tertutup, tidak seperti cewe-cewe kebanyakan. Sendy tidak suka jika ada pertanyaan-pertanyaan yang tidak penting dari orang yang tidak akrab sama dia. jadi riko tidak ingin membuat sendy risih. Meskipun sonya menawarkan bantuan untuk riko biar bisa cepat jadian sama sendy, tapi riko menolak. Karena riko ingin dia mengungkapkan perasaanya tanpa campur tangan orang lain.

"gue di fakultas Ilmu Komputer!" jawab sendy, mereka berdua berjalan beriringan menuju fakultasnya masing-masing.
"wihh, keren! Ngambil IT pasti?" tebak sonya, dibalas senyum oleh sendy. "lu sendiri?" "gue, di Fakultas Bisnis dan HI.. ngambil jurusan Manajemen Bisnis!" "oohh, anak bisnis!" jawab sendy.. Sonya terus mengajak sendy ngobrol, karena memang dasarnya sonya selalu ingin akrab dengan siapapun yang dia kenal. "kapan-kapan kalo ketemu sama gue, sapa aja ga usah malu, ok!" ucap sonya sambil tertawa kecil, sonya lebih dulu sampai di gedung fakultasnya. "ok, makasih ya.." kata sendy, kemudian meneruskan perjalanannya. Gedung FIK dan FBHI bersebelahan jadi tak lama sendy pun sampai ditempat tujuannya.

"ngobrol sama siapa panda? So asik banget!"
mova menyambut sonya, dia dan melody sudah sampai lebih dulu di kampus. Dari lantai 2, mova dan juga melody melihat sonya yang tadi ngobrol dengan sendy selama berjalan ke fakultas.
"mau tau aja! emangnya kenapa? Cemburu ya?" sahut sonya dengan memanyunkan bibirnya
"ihh, ga penting! Aku cuma kasian aja sama cewe yang tadi kamu ajak ngobrol!" "kasian kenapa?" tanya sonya heran,
"kasian.. telinganya bisa dapat gangguan soalnya ada polusi suara yang keluar dari mulut kamu! hahaha.."
jawab mova dengan tertawa puas.
Melody hanya tersenyum melihat tingkah mova dan sonya.
"ekspresi kamu tuh yang bikin polusi! kadang cerah kadang suram, kadang cerewet tiba-tiba pendiam! eh, bukan polusi deh.. tapi virus! hahaha,, wee.." sonya membalas ejekan mova.

Pembagian raport sudah selesai, seperti yang sudah-sudah. ve, kinal dan ghaida ada di 5besar kelasnya. sementara itu, jeje dan stella masuk di 5besar sedangkan cleo dan dhike di 10besar.
jeje, ve, dan juga mama jeje terlihat didekat lapangan basket tempat akan dilaksanakannya penutupan PORAK.
"makasih ya tante, udah mau repot ngambilin raport nya ve!" ucap ve pada mama nya jeje "kamu itu.. masih aja sungkan sama tante!" ve tersenyum dengan tangan kanannya memegang tangan kirinya didepan.
"itu.. si jeje sama nyokapnya kan?" dhike menunjuk kearah jeje, Cleo dan stella melihatnya. "terus... kenapa ada ve juga? udah gitu.. ko keliatan akrab ya?! aneh.." ... "ga usah aneh! bentar lagi mereka jadi saudara an!!" kata cleo, "HAH! lu bilang apa barusan cleo? sodara an?! maksudnya?" cleo tidak menghiraukan kebingungan dhike. "cleo beneran udah tahu.." batin stella sambil menatap cleo yang masih melihat kearah jeje, ve dan juga mama.

Anak-anak OSIS yang tergabung dalam kepanitian PORAK, sudah bersiap mengumumkan para pemenang lomba tahunan dari juara1 sampai juara3. mulai dari Futsal, Voli, Basket, Badminton, Accoustic perform, lomba Melukis, membuat Cerpen, dan menulis Puisi.

setelah mama nya pulang. jeje menghampiri cleo, dhike dan stella. Melihat jeje datang dengan segera cleo mengambil langkah, dia berjalan untuk menghindar. "cleo.. Gue belum ngerti sama ucapan lu yang tadi!" tanya dhike "tanyain aja sama dia langsung!" jawabnya tanpa menyebutkan nama jeje.

Sementara itu, ve bersiap dibelakang panggung untuk membacakan puisi yang dimenangkan oleh siswi kelas X-C

"cleo.." jeje berteriak memanggil cleo,
"cleo mau kemana stell, ikey?" dhike mengangkat kedua bahunya, "dia udah tahu je! sebaiknya lu sekarang kejar cleo!" kata stella dengan tangan kanannya memegang bahu jeje.
jeje segera berlari mengejar cleo; stella menceritakan pada dhike tentang jeje.

Setelah MC menyebutkan nama para pemenang 'menulis puisi' dan juara pertamanya.. kemudian MC yang merupakan anak kelas XI S 4 itu memanggil ve untuk membacakan puisi pemenang pertama. Dengan ditonton murid-murid lainnya dari kelas X sampai XII dan juga guru-guru yang sudah duduk manis, ve mendekat ke arah standing mic. Dia menarik nafasnya sejenak dan.... suaranya mulai menggema membacakan karya dari sang juara, yaitu siswi kelas X-C.

*'Impian...

Ketika ilusi mimpi menjamah hati yang sepi,
aku termenung sendiri, Impian itu kini mati.

tersakiti karena mimpi, karena aku hanya seorang yang kerdil! Mungkin.. mimpi itu hanya sebuah mimpi untuk ku.

Tapi, entah apa itu?
aku merasakan dorongan yang begitu kuat di dalam hatiku
ketika aku mengingat bagaimana aku terlahir, dan keyakinanku pada pemikiran bahwa setiap orang itu adalah Pemula.
perasaan itu terus dan terus menyeretku

Sampai akhirnya...

Aku kembali berdiri menata mimpi
yang sempat mati, mimpi yang pernah aku miliki.

Malam panjang kini telah menjadi fajar mentari pagi..
Aku siap kembali melangkah, meski harus ku tertatih
ataupun terjatuh.
aku siap! karena aku punya mimpi,
aku siap! Meski harus memulai dari awal.

Aku percaya, suatu hari nanti.
impian itu.. Akan menjadi kenyataan, meski tidak mudah
tapi aku percaya usaha keras tidak akan pernah menghianati.
peluhku, air mataku, rasa sakit ku. Akan terganti dengan mimpi yang akan kudapatkan suatu hari nanti.
Mimpi yang indah yang akan berubah menjadi suatu Kenyataan!'*

Jeje berhasil mengejar cleo yang sudah berada di dekat parkiran. Dengan semilir angin yang tiba-tiba berhembus, jeje memegang tangan cleo. "gue emang salah, gue minta maaf cleo! gue ga ngasih tahu lu, dhike dan juga stella. Soal pernikahan mama sama papa nya ve" tutur jeje tanpa basa-basi
"terus, sekarang mau lu apa?" jawab cleo dengan begitu ketusnya. "gue mau minta maaf, gue benar-benar minta maaf cleo, gue ga mau lu musuhin gue atau jauhin gue!" ucap jeje.
sifat cleo yang memang egois membuat dia tidak mau memikirkan bagaimana perasaan orang lain saat dia mengalami kekecewaan. saat dia merasa kecewa, yang dia lakukan pasti memusuhi orang itu. tanpa dia berpikir lebih dalam dan melihat lebih jauh tentang kebenaran dan alasan yang diungkapkan.

"lu tahu gimana gue! itu ga mungkin je!" kata cleo.
jeje dan cleo saling menatap,
"gue mohon cleo, gue ga ada maksud apapun menyembunyikan ini dari kalian! gue cuma.. gue cuma takut kalo akhirnya bakal kayak gini!" Stella dan Dhike sudah berdiri tidak jauh dari jeje dan cleo yang terlihat masih bersitegang.
"gue bisa maafin lu, dan kita tetap sahabatan! Jika nyokap lu ga nikah sama bokap nya ve!!"
suara cleo membuat jeje menelan ludahnya sendiri. Bukan hanya jeje yang kaget atas apa yang diucapkan cleo, tapi stella dan dhike ikut terkejut tidak menyangka akan apa yang keluar dari mulutnya cleo.

"cleo! Lu keterlaluan!!" stella dan dhike sudah berdiri didekat mereka "lu ga berhak ngomong kayak gitu sama sahabat lu sendiri! lu tega ngerusak kebahagiaan mama nya jeje?!" lagi stella mengungkapkan kekesalannya atas apa yang diucapkan cleo.
jeje melihat stella dengan matanya yang sudah berkaca; dhike hanya bisa diam dengan ekspresi sedih melihat sahabat-sahabatnya.
"lu ngebelain jeje, stell?" tanya cleo
"gue ga ngebalain siapapun! engga lu ataupun jeje!" tegas Stella, "gue cuma ga suka sama ucapan lu, lu terlalu egois cleo! lu ga bisa gini terus!!" stella memegang tangan cleo
"gue pernah ada diposisi jeje! gue nyembuyiin tentang kerjaan gue sama kalian,-" "ini ga sama stell!" potong cleo menatap stella, "intinya sama! jeje menyembunyikan hal yang harusnya bisa dia share dari awal, pandangan lu yang beda! mungkin.. kalau mama nya jeje nikahnya sama orang lain bukan sama papa nya ve, lu pasti ga akan semarah ini kan?"
Cleo mengernyitkan dahinya, tatapannya pada stella begitu tajam. "yang nikah itu mama nya! meskipun jeje nantinya satu rumah sama ve, bukan berarti dia menghianati lu cleo! kebencian lu sama ve ga seharusnya bikin lu ngehalangin kebahagiaan sahabat lu sendiri!! kebahagiaan dari ibu sahabat lu sendiri!!"
diluar dugaan, stella bersikap begitu tegas pada cleo. dia mencoba bersikap netral dan menyadarkan cleo atas sikapnya yang egois. "dan lu juga je! saat di cafe dulu.. kita udah janji. ga ada rahasia, ga ada yang ditutup-tutupin, harusnya waktu itu lu bilang!" stella beralih pada jeje; dhike masih melihat mereka ber tiga dengan raut wajahnya masing-masing yang berbeda.
"alah udahlah! gue sumpek disini, terserah kalian aja!!"
ucap cleo dia berjalan mendekati mobilnya,
stella menahan tangan jeje yang akan bersiap menghentikan cleo. Dia menggelengkan kepalanya, mengisyaratkan pada jeje untuk tidak mengejar cleo dan membiarkan cleo pergi untuk menenangkan dirinya dan merenungkan sikapnya.
"lu yang sabar ya je! cleo pasti bakal baik lagi ko.." suara dhike baru terdengar, dia menenangkan jeje.
"kenapa sikap lu harus kayak gitu cleo!"
bisik hati stella begitu kecewa.

***
"cieeee.. uhuk liburan dirumah nih! hehehe.." kata ochi di depan beby "terus ngeledek! enak ya!!" sahut beby dengan tangan kirinya memegang tongkat.
saat insiden tabrakan dengan mobilnya mova, kaki kirinya tertindih sepeda sampai membuat kakinya bengkak karena ternyata ada salah satu saraf di bagian kakinya yang terjepit. dan dokter bilang untuk waktu satu sampai dua minggu kakinya beby harus di gips. selama beberapa waktu beby menggunakan 2tongkat untuk mebantunya berjalan, tapi sekarang-sekarang dia mulai melepas satu pegangannya.
"ihh, marah.." kata ochi dengan gaya bercandanya,
beby melirikkan matanya.
"aduh bebeb jangan marah dong? kan ada ochi yang nemenin kamu liburan.." ochi tersenyum dengan membelo kan kedua matanya. "Hah! Bukannya dari sekolah kamu pada liburan ke Jogja? dan kamu juga udah daftar kan?" beby heran dengan pernyataan ochi
"masalah gampang itu.. aku bilang sama ibu, biar ibu bilangin ke bapak kepala sekolahnya. kalo aku batal ikut liburan soalnya aku tiba-tiba sakit.." "waahh! seriusan chi? terus kamu ngelakuin itu buat aku?!" tanya beby begitu senang, ochi mengerungkan mukanya memasang tampang aneh melihat beby.
"engga! kata siapa buat kamu?" "oochiiii... menyebalkan! tadi kamu bilang mau nemenin aku liburan dirumah!" "kapan ochi bilang gitu?" beby memanyunkan bibirnya membuat ochi tertawa
"haha.. ga usah monyong-monyong gitu! udah keliatan monyong ko biasa juga! ahahahaha" ledek ochi, beby mengangkat tongkat penyangganya "ahhh, aku tembak nih.. Biar nyaho!!" ucapnya,
"wadouhh, efek main PB tuh! pake tembak-tembak segala.." jawab ochi, beby tersenyum. mereka berdua tertawa dalam canda di teras belakang rumah beby. beby merasa senang sekali karena ternyata ochi membatalkan ikut liburan dari sekolahnya demi menemani dirinya yang juga batal liburan.

Sepulangnya dari toko kelontongan yang tidak jauh dari rumahnya, nabilah memperhatikan seorang pria yang duduk diatas motor sport warna putih. Sudah beberapa kali nabilah melihat pria itu parkir di seberang rumahnya, duduk diatas tunggangannya. sesekali terlihat, dia melihat kearah rumah nabilah kemudian ke hp nya terus mengitari jalan dengan matanya. Karena rasa penasaran akhirnya nabilah memeberanikan diri menyapa pria itu, dengan setelan kaos longgar bergambar spongebob dan celana selutut serta sendal jepit dengan motif warna-warni dan ditangannya kantong keresek warna hitam. nabilah menghampiri pria itu "maaf, kaka lagi cari seseorang?" suara nabilah membuat pria itu kaget, karena dia sedang melihat kelantai 2 rumah yang bergaya minimalis modern itu. "ah! hah! eee.. kamu siapa?" tanya nya gelagapan.

..bersambung..

0 comments:

Posting Komentar