CERITA SONYA part 1
Aku berdiri disebuah papan nisan yang tertulis nama seseorang yang selama ini aku sayang. Aku terus bertahan untuk berdiri walaupun perasaan ini tidak mampu untuk menerimanya, kenapa harus dia orang yang sangat aku cintai. Sonya Pandawarman wanita yang selalu hadir dalam kehidupanku selama satu tahun terakhir ini, dia wanita yang sangat sempurna untukku walaupun kenyataannya kehidupannya tidak sempurna.
Aku mengenal dia saat pertemuan pertamaku disebuah toko buku yang cukup terkenal, keseriusanku di beberapa novel tiba-tiba terhenti pada sosoknya yang anggun. Perasaanku terpanah, mataku seakan terkunci dan ingin terus menatapnya. Tanpa sadar matanya bertemu denganku dia tersenyum layaknya bidadari dari surga walaupun sejujurnya aku tidak tahu bidadari seperti apa, tapi bagiku senyum dia melebihi senyum bidadari. Kumelihat kebelakang, mungkin saja dia tersenyum bukan untukku tetapi untuk orang lain. Tapi, ternyata dugaanku salah di belakangku tidak ada siapapun, mungkinkah senyuman itu untukku. Aku takut salah jikaku membalas senyumannya, aku hanya diam.
Tidak lama dia menghampiri kearahku, aku semakin gugup dalam hati semoga saja dia hanya lewat kearahku. Dan ternyata… lagi-lagi dugaanku salah dia berhenti tepat disebelahku, wajahnya semakin jelas cantiknya. Jantungku benar-benar tidak bisa berhenti “Hei…” ujarnya suaranya sangat lembut terdengar ditelingaku aku masih diam kaku tidak membalas jawabannya
“Kenapa diam saja ? terus kenapa dari tadi ngeliatin aku ?” tanyanya “Akh… eng… enggak koq” jawabku kelabakan dia tertawa melihat tingkahku yang aneh “Kenalin aku Sonya… Sonya Pandawarman” ujarnya yang sembari menjulurkan tangannya “Langit. Alfiandi Langit” jawabku yang membalas perkenalan Sonya
“Nama yang bagus. Langit” ujarnya, “Kamu suka baca novel juga yaaa ?” matanya kini beralih pada beberapa novel yang terpajang didepanku...
Hari itu adalah pertemuan pertamaku dengannya, hari yang sangat singkat bertemu dengan wanita seperti dia, aku mengenal dirinya bagaikan angin yang berhembus kedalam pori-poriku angin yang menusuk ragaku. Hari itu aku tidak sanggup untuk melepaskan mataku untuk memandanginya, aku benar-benar jatuh hati padanya.
Beberapa hari kemudian ….
Aku menunggu Sonya disebuah taman yang tidak jauh dari rumah Sonya, entah kenapa setiap aku ingin bertemu dengannya Sonya lebih memilih ditaman yang bagiku tidak terlalu indah. Dari semua bangku taman yang ada, Sonya lebih memilih pada sebuah batu besar dan sebatang pohon besar yang sudah ditebang. Kulihat bunga angrek putih yang terjajar pada halaman yang cukup luas, aku teringat Sonya pernah bilang padaku bahwa dia sangat suka dengan anggrek putih. Mungkin inikah kenapa dia lebih memilih bertemu disini, karena dia ingin melihat bunga angrek putih kesukaanya.
Dari kejauhan kulihat sosok wanita cantik, anggun tersenyum padaku. Kubalas senyuman itu dengan lebih indah dari dirinya walaupun nyatanya hanya senyumannyalah yang termanis yang pernah aku lihat. Kulihat dia menggandeng seorang gadis perempuan tubuhnya hampir semampai dengan Sonya. “Hallo kamu udah lama nunggu yaa ?” tanya Sonya “Gak juga” jawabku singkat mataku beralih pada gadis disebelah Sonya “Ini siapa ?” tanyaku “oooh ya ini Nabilah, dia adikku” jawab Sonya sambil menyuruh adiknya bersalaman denganku “Nabilah ini kak Langit yang kakak sering ceritain sama kamu” jelas Sonya pada gadis itu
aku terpaku melihat mereka berdua, benarkah Sonya mempunyai adik secantik itu. Batinku benar-benar mereka-reka ternyata adik dan kakak sama-sama cantiknya “Hai Nabilah… aku kak Langit temannya kak Sonya. Ternyata kamu cantik yaaa sama seperti kakak kamu” rayuku “Halo... kak Panda sering cerita tentang kak Langit” jawabnya agak malu “Kak Panda ?” ucapku mengulang perkataan Nabilah “Iya kak Panda. Pacarnya Kak Lang…” belum selesai Nabilah bicara mulutnya langsung dibekap oleh Sonya “Eeeh jangan didengerin Ngit… adik aku agak resek” bela Sonya aku hanya tertawa melihat ulah kakak beradik ini “Iyaaah gak apa-apa koq” ujarku “Ngit… aku anterin adikku les dulu yaaa. Gak jauh koq, nanti kita ketemuan lagi disini” pamit Sonya “Nya, aku ikut yaaa” pintaku pada Sonya awalnya Sonya hanya diam dan sesekali melirik adiknya Nabilah “Yasudah kalau kamu mau ikut” jawabnya.
Kamipun pergi untuk mengantarkan Nabilah ketempat lesnya yang tidak jauh dari taman. Sepanjang jalan mataku hanya tertuju pada Sonya, tidak sanggup aku melepaskan pandanganku dari dirinya sampai-sampai aku tidak sadar sudah tiba di tempat les Nabilah “Kak Panda, aku masuk dulu yaaa” ujar Nabilah
Sonya tersenyum, lagi-lagi senyumannya membuat jantungku berdebar “Iya. Kamu hati-hati yaa. Kak Panda sama kak Langit pulang dulu” pamit Sonya
“Daaah kakak” Nabilah masuk ketempat lesnya
“Sekarang kita kemana ?” pertanyaannya kini tertuju padaku,
aku bingung harus menjawab apa “Ehmmm….”
“Iiih Langit koq diam?” ujarnya yang sedikit kesal pikiranku berhenti disuatu tempat saat aku memikirkan ingin mengajak Sonya pergi kemana “Ikut aku yuk !!!” ujarku yang langsung menarik pelan tangan Sonya.
Beberapa menit kemudian kami tiba disebuah gedung dilantai paling atas. Ini adalah tempat kesukaanku, tidak ada kehidupan lain selain aku. Aku bisa bebas merasakan luasnya langit yang terbentang, melihat dunia yang megah, merasakan hiruk pikuk angin yang merasuk kelapisan epidermisku dan ini kali pertamanya aku mengajak seseorang ketempat ini, apalagi orang itu adalah wanita yang sangat aku sukai sejak akhir-akhir lalu.
Bersambung....
continue part 2
0 comments:
Posting Komentar