“terus gimana, kak?” Tanya Yupii sambil mengusap air matanya.
“ini belum selesai kayanya, Yupii..” tanggap Rena.
“hu’umb.. ini belum kelar, masih ada lanjutan nya..” imbuh Shanju.
Kemudian, Shanju kembali melanjutkan ceritanya..
“..Stella pergi ke Jakarta untuk mengikuti Audisi disana. Ia dinyatakan lolos. Tapi, untuk bias menjadi member resmi JKT48, dia harus mengikuti pendidikan yang formal, supaya dari segi pembelajaran mereka tidak tertinggal dari sekolah-sekolah menengah atas pada umumnya. Di SMA48 ini, Stella bersama calon member lainnya akan di seleksi, untuk dikirim ke Jepang, menuju AKB48 akan mendapatkan penghargaan serta bea siswa sekolah di negeri matahari terbit tersebut. Siswa di bebaskan memilih mengambil bea siswa atau penghargaan dan masuk menjadi member AKB48., maupun Idol Group 48 yang lainnya di Jepang. Hal yang membuat Ghaida dan kolega-nya sering mem-bully Stella adalah, karena Stella sudah dipastikan akan masuk sebagai member AKB48! Dan akan diputuskan ia sesuai atau tidak masuk JKT48, karena di khawatirkan, Stella akan mengalami kebingungan untuk memilih JKT48 atau AKB48..” itulah cerita dan juga alas an, mengapa Stella di perlakukan secara tidak etis oleh Gang dari Ghaida dan kawan-kawannya—Panda, Dhike, Sendy dan Jeje—
Stella tampak duduk termenung sendiri di bangku sekolah, tepat dibawah pohon dekat pagar yang membatasi SMA48 dan SMA46. 2 Sekolah ini, dibatasi oleh pagar kawat bertinggi sekitar 6,5 meter dari permukaan tanah. Waktu menunjukkan pukul 10.05 WIB.hari itu memang sengaja tidak ada pelajaran, dikarenakan nanti siang, tepat pukul 13.00 WIB. Latihan untuk mempersiapkan diri guna masuk menjadi member AKB48. Aku melihat Stella duduk termenung, segeralah aku menghampirinya.
“itu kan cewe yang kemarin, samperin ah..” gumamku. Tak lama, aku sampai di pagar pembatas antara sekolahku dan sekolah Stella.
“hmm.. aku ngerasa, kaya aku nggak ada gunanya lagi.. semangatku udah luntur, aku capek dengan semua hal-hal seperti ini, apa yang musti ku perbuat?!” gumam Stella dalam hati. Stella merasa sangat sedih saat itu. Seolah semangatnya digerogoti oleh rasa putus asa akan tertutupnya pintu sukses dalam kehidupan nya. Padahal tidak! Ini hanyalah permulaan saja. Dan ini merupakan bantu sandungan agar setiap Stella jatuh, ia bangkit kembali dan menjadi semakin kuat. Maka dari itu, ini ialah salah satu jalan menuju kesuksesan Stella bersama Idol Group JKT48! Saat itu aku memanggil namanya. Tapi, dia tidak menghiraukan ku. Mungkin, suaraku kurang terdengar keras di telinganya. Aku kembali memanggil namanya untuk kedua kalinya. Tetap, dia tidak merasakan keberadaanku di dekatnya. “Stella..!!” teriakku lebih keras. Dan akhirnya ia pun menoleh ke arahku.
“hai.. Stella” sapaku sambil melambaikan tangan padanya.
“hmm..hai” sapa balik Stella. Tetapi tidak melemparkan senyuman manis seperti saat kami pertama kali bertemu. “sepertinya dia lupa denganku, padahal kemarin baru ketemu” gumamku. “hmm.. siapa ya?” Stella keheranan. Saat itu mata kami saling menatap satu sama lain. Seolah aku terbawa oleh sebuah mesin waktu ketika ku tatap jauh kedalam kedua matanya. Aku merasa ada sesuatu yang membuatku ingat kan sesuatu. Kulihat gelang berwarna biru yang ku kenakan di pergelangan tangan kanan nya “itu sepertinya aku pernah mengenalnya..” gumamku dalam hati. Perlahan aku mulai ingat akan sesuatu, aku pernah bertemu seorang gadis cantik, berambut panjang, berponi dan mengenaan kacamata. Dia sangat cantik saat itu, hingga tubuh ini seakan tak berdaya dan lemas ketika memandang wajah cantiknya. Dan kau juga merasakan, sepertinya kau pernah melakukan sesuatu bersamanya. Yaitu, mengantarkannya membeli kacamata, menemaninya sewaktu di Rumah Sakit, mengobrol berdua dengannya, bertukar gelang, hingga puncaknya ia pergi meninggalkan ku dengan semua rasa kehilangan ini., itu sepeti Stella yang pernah ku temui dulu. Tapi, apakah itu benar-benar dia? Penampilannya berbeda sekali! Lagipula, jika ia mengenalku, pasti dia akan terkejut melihat bahkan menyadari keberadaanku. Memang, 3 tahun bukan waktu yang sebentar, tapi setidaknya. Jika itu Stella Cornelia yang dulu ku kenal, pasti dia akan merasakan apa yang kurasakan sekarang.
“halo?? Mas?? Kok diem aja, toh?? Stella berusaha membangunkan ku.
“Eh? Oh, maaf udah sampe dimana tadi??” tanyaku sambil menggaruk-garuk kepala bagian belakang.
“Shanghai..” katanya sedikit cuek.
“hmm.. tampaknya ini bukan saat yang tepat untuk mengobrol..” gumamku. Setelah itu aku beralasan untuk pergi ke kamar mandi. Dan itu salah satu caraku untuk pergi darinya. Stella menatap gelang berwarna merah muda yang kupakai. Kemudian, ia merasakan apa yang tadi aku rasakan. Dia perlahan mulai ingat akan sesuatu pengalaman yang tidak akan pernah ia lupakan. Tapi, ia masih ragu akan hal itu. Dia berusaha untuk tidak memikirkan hal itu dulu. Stella berusaha focus ke dalam dance-nya untuk meraih tiket menuju Idol Group JKT48. Dimana impiannya dipertaruhkan di atas panggung di Aula SMA48 nanti. Saat Grand Final Selection AKB48 and Grand Final Audition JKT48. Di saat Stella termenung sendirian, terlihat Kinal, Ve, Miss Melody, Achan, Shanju dan Naomi menghampiri Stella. Kinal, Misses General menepuk pundak Stella sebelah kanan dengan lembut dan penuh perasaan.
“hei.. Cici, napa kok sendirian aja, sih?” Tanya Kinal sambil tersenyum.
“iya, nih Cici.. murung terus..” Shanju duduk di sebelah kanan Stella dan berusaha menghiburnya dengan memegang kedua tanganya yang dilipat di pangkuannya.
“Ci.. kamu ada masalah apa? Cerita dong ke Miss..” Melody mendewasai.
Stella berusaha untuk tidak meneteskan air matanya. Tapi kesedihan itu tak lagi terbendung, hatinya menjerit kesakitan, menderita akan tekanan batin dari setiap virus rasisme dan vandalisme yang terjadi. Air matanya pun jatuh mengaliri kedua pipinya secara bergantian, wajah cantiknya sedikit ternodai oleh air mata kesedihan itu. Teman-temannya berusaha untuk menghiburnya.
“lho.. Cici kenapa kok nangis, sih?” Achan penasaran dengan apa yang terjadi dengan Stella.
“hmm.. aku tadi.. ketemu ma cowo yang kemarin..” Cici bercerita sambil menangis.
“cowo yang mana?” Tanya Kinal.
“kemarin, pas gue pulang sekolah, gue di samperin ma cowo. Aku kaya pernah kenal dia, tapi gue lupa namanya.. kalo nggak salah namanya Mahendra.. Mahendra sapa gitu, gue lupa..” Cici berusaha mengingat namaku. Tapi Nampak kesulitan.
“Gunung, Ci?” sahut Naomi antusias.
“nah itu! Gunung..” Stella langsung mengangkat tangan dan telunjuknya. Senyum kembali terpancar dari wajah cantiknya.
“hmm.. emang kenapa, Ci dia?” Tanya Naomi yang pernah satu sekolah denganku itu.
“Mi, lu ngomong kaya lu pernah tau dia? ” retorik dari Cici.
“hmm.. dia tuh temen gue, sahabat gue pas SMP dulu, dia sih katanya pernah suka ma gue, tapi karena dia nggak pernah ngomong suka ke gue.. y ague gak respon apa-apa ke dia..” cerita Naomi.
“gitu, ya?” jawab Stella.
“iya, dia baik banget ma gue. And dia juga pernah bilang, dia suka ma cewe, rambutnya panjang lurus, ada poninya, trus.. make kacamata gitu” imbuh Naomi.
Satu kalimat terakhir dari Naomi yang menjelaskan ciri-ciri gadis yang disukai oleh Gunung. Stella merasakan sesuatu yang sulit hilang dari ingatan nya. Tapi, entah mengapa, Stella tak mampu mengingat nama dan siapa orang yang pernah memberikan kenangan manis padanya.
Gunung yang tadi beralasan menuju kamar mandi, berkumpul berasama para kolega-nya. Ja’far, Pandu, Adit, Bima, Iksan, Ivan, Banani, Ray dan Hendra.
“hei, you.. what’s up bro?” Pandu menyambutku sambil memberikan salam toast.
“I’m fine, bro.. how you doing people?” Tanyaku balik.
“we’re good, bro..” Ucap Pandu.
“yeah, great..” ucapku singkat membalas pernyataan dari Pandu.
“you, Gun.. gimana nih, cewe yang kemarin?
“iya, nih. Baru kenalan ma cewe, malah diem-dieman aja lu..” kata si jangkung, Hendra.
“yaah.. gada hal yang istimewa, kok..” ujarku.
“halaah.. bullshit, lu..” sahut Ivan.
“certain dong, gimana dianya..” sahut Bima yang paling kecil.
“ah, males gue..” sahutku.
“yah, lu mah.. apa-apa males, Gun..” Banani Joining Converstation.
“iya, dah.. certain aja lah..” imbuh Ivan.
“eh, iya.. lu baru jadian ma cewe kan, Pan?” aku berusaha mengalihkan topik pembicaraan.
“waah, ini.. PJ, sob.. PJ sob..” Adit tiba-tiba ikut dalam pembicaraan.
“PJ apaan??” Tanya Ivan kebingungan.
“Pajak Jadian, sob..” sahut Ray.
“oalah.. kirain..” Ivan mengangguk-anggukan kepala.
“yap, pajak jadian.. gue minta Photopack Yuko dah..” kata Adit dengan wajah Troll-nya
“ape, Yuko Yuko??” Banani langsung berdiri dari duduknya sambil menyisingkan lengan baju.
“yaah, mulai daah.. battle is begin to start..” aku menyahut sambil menggeleng-gelengkan kepala.
“lu pada ngomongin Yuko Oshima AKB48??” Tanya Ivan.
“iye, mereka kan oshimen-nya sama.. Tante Yuko” sahut Hendra.
“hahaha, gue aman.. gue oshimen Yukirin ma Paruru doang” aku tertawa melihat tingkah laku kawan-kawanku.
“lu pada mainstream.. gue dong.. oshimen cuman Takamina..” sahut Ja’far.
“Takamina mah, udah terlalu mainstream.. udah mau graduate dia..” troll Iksan.
“hahaha.. kena lu!” sahut Ray yang juga tertawa terbahak-bahak. Ivan dan kawan-kawanku tertawa bersama-sama. Akhirnya topic pun berganti mengenai Ivan yang baru saja jadian dengan Adik kandung dari sahabatku semasa SMP Naomi, yaitu Sinka. Mereka baru menjalin hubungan lebihdari sebatas teman dimulai beberapa hari yang lalu. Tepat sehari sebelum CSS—Chelsea FC Soccer School—pembicaraan kami beralih dari yang akan membahas aku dan Stella, menjadi Ivan dan Sinka. Tak lama, Aldi, Hadi, Rahadian dan Zuhdi datang dan ikut nimbrung bersama kami. “Gun.. cewe yang loe samperin kemarin tuh sape namanye?” ujar Rahadian yang tiba-tiba ikut dalam pembicaraan. Ujar Rahadian yang menghampiriku dan menepuk pundakku. “cewe yang mana, Ian?” tanyaku sambil memalingkan pandanganku dari Rahdian dan menegok sekumpulan gadis di SMA48 yang tampak ada Stella, Ve, Shanju, Melody, Achan dan Naomi. “yang kemarin lu samperin deket sekola itu lho, Nung..” sahut Zuhdi. Aku berusaha tetap menutupi hal yang terjadi kemarin. Karena, aku merasakan sesuatu yang akan menjadi penghalang jalan ku untuk menguak misteri, apa benar gadis yang kutemui kemarin itu adalah Stella Cornelia yang dulu pernah bersamaku, menghabiskan waktu luang bersama, menyanyi, menggambar, mengobrol berdua dan bercanda bersama, dibawah pohon di Alun-alun Kota ditemani sinar matahari.
“oh, itu.. gue lupa namanya, brad..” elakku.
“hmm.. oke dah. Kalo udah kenal atau udah inget kasih tahu gue, ya..” Rahadian lalu pergi begitu saja. Sementara Aldi, Hadi dan Zuhdi, tinggal. “brad, lu tau kan Rahadian suka tuh cewe?” tanya Hadi. “iya sih, gue kerasa..” jawabku pelan. “lebih baik lu cepetan dapetin cewe yang kemarin tuh..” nasihat Aldi. “emang kenapa, brad?” aku keheranan. “dia kan sodaranya Ghaida. Dan yang gue denger tuh, dari sodara gue yang sekolah di SMA48, Shania. Cewe itu, yang lu temuin kemarin, sering di bully ma Ghaida and temen-temen nye!” cerita Aldi. “emang knapa, brad?” aku masih kebingungan. “what? Are you fuckin’ me, bro?”—apa kau bercanda, bro?—aku terkejut. “i tell the truth, bro..”—aku berkata yang sejujurnya— Aldi menjelaskan. Aku terdiam sejenak, mencerna apa yang dikatakan oelh Aldi. “yah, elu tau sendiri kan, apa yang gue maksud?” Aldi mengajukan kalimat tanya retorik padaku. “iye, sob.. gue tau..” aku mengetahui maksud dari perkataan Aldi. Rencana Ghaida dengan Rahadian mulai bisa ku sadari. Ghaida memnta bantuan dari saudaranya, Rahadian untuk berpacaran dengan Stella, supaya bisa melakukan serangan yang jauh lebih menyakitkan daripada sekedar serangan fisik, yaitu menyerang langsung ke hati dan perasaannya. Karena dirasa serangan fisik kurang ampuh. Dan Ghaida tentu berharap, hal itu mampu membuat down mental Stella agar tidak dapat berkonsentrasi menghadapi Audisi JKT48. Ghaida lah yang mampu meraih posisi terbaik dan juga imbalan dari Panitia Audisi Idol Group JKT48. Bel pun berbunyi. Kami pun beranjak dari tempat dimana kami berada dan segera berjalan memasuki ruang kelas masing-masing
Stella yang masih belum bisa mengingat siapa sosok bernama Gunung sebenarnya., tetap di support oleh teman-temannya untuk tidak larut dalam kesedihan. Karena beberapa jam kemudian, Audisi akan segera dihelat.
“Ci.. kita lebih baik fokus dulu aja ke Audisi, jangan mikirin hal-hal diluar itu dulu, ini peluang kita, apa kamu bakal nglepasin kesempatan berarga ini gitu aja?” Miss Melody yang berumur 3 tahun lebih tua daripada Stella ini menasehati muridnya agar tetap bisa menjaga peak mood-nya. Miss Melody ini juga di agendakan menjadi Leader Team J—Generasi 1 yang akan di bentuk setelah seleksi dilakukan pukul 13.00 WIB nanti—Stella mengangguk, tada ia memahami setiap jengkal kata-kata yang dilontarkan oleh gadis kelahiran Bandung, 24 Maret 1992 tersebut.
“Ci.. semangat yah! Ganbatte!” Shania mengepalkan tangan untuk memberikan semangat pada Stella.
“Stella, kita pasti bisa kok lolos! Gue yakin itu!” imbuh Ve. Untuk membangkitkan api semangat yang redup dalam diri Stella. Stella pun mesapi kata-kata dari Ve.
“kita kan team.. pasti kita lolos bareng-bareng, kok..” Ujar Kinal semangat. Achan yang dari awal tadi hanya memperhatikan percakapan mereka berlima hanya tersenyum. Lalu Miss Melody mengajak mereka menyatukan tangan menjadi satu—mereka membentuk lingkaran kecil—dan meneriakkan slogan JKT48, yaitu..
“J, Joyfull.. K, Kawaii.. T, Try To Be The Best..! Jeketi 48.. Yeii!” sorak mereka bersamaan. Menunjukkan kekompakan mereka. Beberapa saat setelah itu, terlihat Miss Jurina, Miss Takamina, Miss Yukirin, Miss Wataabe dan Miss Yuko, berjalan menuju aula sekolah. Diikuti beberapa siswi, antara lain, Rena, Frieska, Delima, Rica, Sendy, Sonya, Jeje, Dhike, Thalia, Noella, Viny, Della, Sinka, Yupii, Ayen, Yona, Nichan dan Octi. Sinka yang melihat kakaknya. Dia berlari, rambutnya tertiup angin, dia tampak manis nan cantik pantas saja, Ivan menaruh hati para gadis yang berusia setahun lebih muda dari Ivan, yaitu 16 tahun. Sinka akhirnya sampai di tempat kakaknya.
“guys.. audisinya udah mulai.. Ayo ke aula!” Sinka terengah-engah.
“sekarang, dek?” tanya sang kakak.
“iya, kak.. guru-guru yang jadi juri, udah pada ke Aula!” tambah Sinka.
“oke.. sekarang kita kesana, yuk! Buruan” seru Miss Melody, yang akrab disapa Teh Melo ini. Akhirnya, mereka ber-enam menuju ke Aula. Disana sudah berkumpul para gadis calon member JKT48. Sebelum dimulainya audisi tahap ke-2. Miss Yuko kembali naik ke atas mimbar, untuk menjelaskan mekanisme Audisi yang direncanakan akan di pandu oleh Executive Producer 48 Family, Mr Yasushi Akimoto yang baru datang dari Jepang, dan sekarang perjalanan menuju ke sekolah SMA48.
“anak-anak.. harap tenang..” Miss Yukirin membuka pembicaraan. Sejenak kemudian, kegaduhan berangsur hilang.
“kepala sekolah kita akan memberikan pesan kepada.. kalian semua. harap diperhatikan dengan baik. Kepada.. Miss Yuko, dipersilahkan. Arigatou gozaimasu..” itula petikan kalimat dari Miss Yukirin yang masuk jajaran “senpai” member AKB48 ini.
“konichiwa, minna san.. siang hari, seleksi dan audisi AKB48 dan JKT48 akan segera dimulai.. untuk seleksi AKB48, kalian akan dipandu oleh Miss Yukirin, Miss Watanabe dan Miss Jurina. Sementara untuk audisi tahap 2 JKT48, kalian akan dipandu oleh Miss Takamina, Miss Melody, Miss Shimazaki. Mr Yasushi Akimoto akan memberikan keputusan Final , siapa saja yang lolos menuju AKB48”. Itulah pidato singkat dari Kouchou—kepala sekolah—Miss Yuko. Kemudian, Miss Watanabe menyebutkan daftar nama yang akan ikut seleksi di AKB48 maupun audisi JKT48.
“kali ini.. saya akan mengumumkan, siswi-siswi yang akan mengikuti audisi JKT48, Stella Cornelia, Ghaida Farisya, Sendy Ariani, Rezky Dhike, Nabilah Ayu, Beby Chaesara, Devi Kinal, Melody Laksani, Shinta Naomi, Thalia Ivanka, Sinka Juliani, Frieska Anastasia, Rica Leyona, Jessica Vania, Jessica Veranda, Cindy Gulla, Cindy Yuvia, Viviyona, Rona Anggraeni, Annisa Athia, Noella Sisterina, Delima Rizky, Sinka Juliani, Ayana Shahab, Rena Nozawa, Sonia Natalia, Shania Junianatha, Haruka Nakagawa, Aki Takajo, Sonya Pandarmawan, Gaby Margareth, Ratu Vinny, Della Delilla, Jennifer Hana, Cleopatra Djapri, Neneng Roesediana dan Allisa Galiamova”. Itula segelintir nama-nama yang akan mengikuti audisi JKT48. Dan untuk audisi AKB48, Miss Shimazaki yang akan mengumumkan.
“bagi yang.. mengikuti seleksi Road To AKB48, akan saya sebutkan.. nama-nama.. pesertanya, sebagai berikut : Stella Cornelia, Beby Chaesara, Ayana Shahab, Rena Nozawa, Nabilah Ayu, Ghaida Farisya, Rezky Wiranti Dhike, Shinta Naomi, Shania Junianatha, Melody Laksani, Jessica Vania, Jessica Veranda dan Devi Kinal.” Miss Shimazaki masih belum terbiasa mengucapkan kalimat-kalimat dalam bentuk Bahasa Indonesia. Dan cenderung terbata-bata. Sehubungan dengan selesainya penyebutan nama-naman tersebut. Mr. Akimoto Yasushi menginjakkan kakinya di SMA48—sekolah Dance bertajuk 48Family bentukan Mr. Akimoto—beiau segera menuju ke aula tempat audisi akan dimulai, beserta beberapa kolega-nya di dalam Management 48Family. Beliau bersama 3 perwakilan masing-masing Idol Group yaitu SKE48, HKT48 dan NMB48. Beliau disambut dengan hangat dan ramah ketika masuk melalui gerbang utama sekolah, hingga pintu aula. Terdapat banner-banner penyambutan Executive Director 48Family dan ketiga kolega-nya. Karpet merah pun tertata rapi memanjang melintasi aula, diantara kursi-kursi yang digunakan peserta audisi maupun seleksi AKB48 dan JKT48—kursi-kursi yang digunakan calon member itu, nantinya akan dipindahkan, untuk memberi tempat bagi ke-24 calon member Team J atau Generasi 1—dan dilanjutkan dengan Generasi 2—cikal bakal Team K—dan Generasi 3—untuk Team T—untuk saat ini, hanya dilakukan 2 audisi. Yaitu, untuk Team J, yang sudah terpilih saat seleksi tahap 1 di kota masing-masing. Dan Team K yang baru dipilih melalui seleksi di Jakarta beberapa waktu lalu, dan kini mereka berkumpul di Kota Malang ini. Untuk ujian sebenarnya, guna mempersiapkan diri menjadi seorang entertrainer profesional. Tapi, setelah ini, masih ada Final Audition di Jepang. Ini semua dilakukan, untuk mewujudkan industri musik 48Family yang bermutu dan berkualitas. Dan tidak hanya menjadi imitater belaka. Seperti mayoritas Girl Band-girl band di tanah air. Calon-calon member pun dipersilahkan untuk mengganti pakaian yang dirasa nyaman untuk digunakan dance. Supaya tidak menggangu performance bagi para dancer tersebut. Khusus untuk Haruka Nakagawa dan Aki Takajo. Mereka dipersilahkan mengikuti Audisi JKT48 itu, tapi juga diperbolekan untuk tidak mengikuti. Mereka adalah member dari AKB48, yang sengaja di transfer menuju JKT48, untuk mengikuti regulasi dari management 48 Family, yaitu member dapat di transfer atapun di exchange—ditukar—ditujukan untu membagikan ilmu, sharing-sharing banyak hal, culture, study tour maupun hanya untuk kepentingan entertainment. Hal ini dipilih secara acak terhadap semua member. Haruka yang bisa juga dipanggil Harugon ini mengaku bila dirinya senang bisa ikut bergabung dengan member-member Idol Group pertama diluar Jepang. Walaupun itu belum resmi dibentuk, karena calon member JKT48 harus mengikuti beberapa tahapan dahulu untuk nanti siap untuk di launching ke public. Salah satu tahapannya adalah melalui pendidikan di SMA48 ini. Dia juga mengaku siap untuk membimbing adik-adiknya dan berbagi ilmu bagaimana menjadi seorang Idol yang baik dan bermanfaat bagi orang-orang di sekitarnya. Bai itu sesama member JKT48, Management JKT48, terlebih fans. Karena moto dari Idol roup yang berimbuhan angka 48 di setiap singkatan nama masng-masing Ido Group itu berasal adalah ”IDOL YOU CAN MEET & GROW UP WITH FANS”
Setelah berganti pakaian, calon member pun diberi nomor untuk menentukan siapa yang telebih dahulu masuk ke dalam aula SMA48 untuk menjalani Audisi Tahap 2. Di dalam ruangan itu, Mr. Akimoto dan 3 kolega-nya telah duduk menanti peserta satu-persatu. Dan ada beberapa crew tv loal maupun internasional yang ikut shooting jalannya audisi. Setiap peserta, diberi waktu minimal 5-10 menit untuk menunjukkan bakat terbaiknya. Ada sekitar 96 peserta yang ikut—termasuk tokoh pembantu yang tidak disebutkan namanya. Stella mendapat nomor urut 33, dan Naomi mendapat nomor urut 17.
Ghaida dan gang-nya tiba-tiba melancarkan psy war kepada Stella. Kebencian Ghaida dan kolega-nya terhadap Stella jelas karena yang terkenal berprestasi di SMA48 ini setelah pindah dari Semarang, banyak di idolakan oleh calon-calon member yang lain. Banyak guru maupun calon member memuji kepribadian Stella. Dan tidak bisa dipungkiri, paa lelaki pasti juga tertarik kepada Stella, tak terkecuali Gunung. Meskipun Stella lupa terhadap Gunung. Gunung tetap setia menanti Stella. Tapi, penantian itu juga akan menjadi boomerang baginya. Dia juga mendapat rival dalam hal ini. Rahadian, dia menjadi musuh utama mempertahankan Stella.
“ngapain lu disini, Stell?” ganggu Ghaida,
“huu.. si gadis periang yang tadi murung.. ckckckck.. kasian..” ejek Jeje.
“lu berlima gak capek apa?! Gangguin Cici melulu?!” Naomi geram.
“ga ada urusan nya ma elu..!!” sahut Sendy.
“resek lu jadi orang ya..!” Naomi meladeni perkataan Sendy.
“Mi.. udah, gak usah diladenin anak-anak kaya gini..” Stella menjadi penengah.
“ooo.. mentang-mentang udah pasti lolos.. belagu lu ya!” Dhike memanaskan suasana.
“gue gak mau cari masalah disini ma kalian semua..” Stella mulai lelah.
“ciih.. sok suci loe..” imbuh Panda.
“daripada banyak nge-bullshit nih cewe.. mending diginiin aja..” tiba-tiba Ghaida melompat dan mendaratkan kaki kanannya di pipi kanan Stella. Stella pun jelas terjatuh. Darah mengalir dari sisi kanan bibir Stella. Naomi berusaha melawan Ghaida dan gang-gang nya, tapi apa daya, mereka lebih pandai dalam sen bela diri. Naomi, berlari menghampiri Ghaida. Tangan kanan nya ia arahkan ke wajah Ghaida, tapi dengan sigap Sendy menahan laju tangan kanan Naomi yang sudah mengepal. Naomi sontak terkejut.
“mau apa lu?” Sendy tertawa sinis.
“haah..” Naomi hanya tidak bisa berkata-kata. Sendy langsung memandang gadis cantik ini hingga jatuh tersungkur bersama Stella. Calon member yang lain tertegun melihat hal semacam ini shanju yang juga mulai geram dengan kekuatan lainnya, menghampiri Sendy dan akhirnya wajah cantik Sendy, terkena ‘kiss’ dari sepatu ber-merk Nike milik Shanju. Shanju mengusap keringat di dahinya, Ghaida hanya berdiri terpaku melihat aksi Shanju tadi. Jeje berusaha membalas, terjadilah pertarungan sengit antara keduanya.—seperti adegan di film AKB48, Majisuka Gakuen—Shanju hampir kalah saat itu. Tapi, Ve dan Kinal sigap membantu. Mereka bertarung 1 lawan 1. Naomi pun ikut membantu pula. Dan pada akhirnya, yang baik adalah pemenang nya. Sendy dan Jeje berhasil dilukai oleh Shanju dan Kinal. Sementara Naomi, berhasil melukai pemimpin mereka, meskipun si Ghaida hanya menderita luka memar di wajahnya. Sedangkan Ve, ia mampu melumpuhkan Dhike. Setelah kejadian itu, Naomi, Ve, Kinal dan Shanju berlari menghampiri Stella yang terjatuh di atas meja. Kakinya tampak terkilir, dan tangan kirinya tidak dapat digerakkan. Nampaknya terjadi cedera serius pada Stella yang mendapat bad memory ever dari si Kamen Ghaida. Tendangan keras ke kaki kanan Stella itu mengakibatkan dia terjatuh untuk kedua kalinya! Dan kali ini lebih parah, dia terjatuh di atas meja yang seharusnya menjadi tempat bagi para paparazi—wartawan atau pers—yang hendak meliput jalannya audisi. Beruntung, wajah cantik gadis berusia 18 tahun ini tidak mengalami masalah serius. Hanya memar sedikit dan bibir sebelah kirinya berdarah. Sementara kacamatanya patah, dan tidak dapat digunakan lagi. Gelang yang dulu kuberikan, talinya terputus, dan besi yang terpatri inisial ‘G’ sedikit retak dan cenderung hampir hancur. Stella tidak menangis. Dia dibantu berdiri oleh teman-temannya. Audisi tetap berjalan, tapi tak lama, Miss Kojiharu lewat di depan mereka berlima. Shanju mengadu ada Miss Kojiharu. Tapi, mereka melupakan 1 hal. Miss Kojiharu belum memahami Bahasa Indonesia. Dan situasi pun menjadi semakin kompleks. Di satu sisi, Stella mengalami cedera yang cukup mengakibatkan halangan baginya untuk mengikuti audisi, dan Shanju yang tidak mengerti bahasa Jepang, harus berbicara dengan Miss Kojiharu..
To Be Continued..
0 comments:
Posting Komentar