Beberapa menit lagi bus yang aku
tumpangi dengan keberangkatan ke Yogyakarta akan berangkat, dan aku menunggu
keberangkatan dengan earphone di telingaku dan handphone untuk memutar lagu.
Tidak beberapa lama bus yang aku naikipun berangkat dan akupun mulai terlelap
sesaat setelahnya. Tak terasa sekitar 4 jam berlalu karena aku yang tidur
terlalu lelap mungkin, akupun sampai di terminal Giwangan Yogyakarta untuk
selanjutnya mencari penginapan yang dekat dengan lokasi tempat tes berlangsung.
Karna di Jogja, aku bukan untuk bermain-main atau untuk sekedar liburan, aku
mengikuti tes seleksi untuk masuk perguruan tinnggi.
Setelah mencari beberapa lama bahakan sampai berputar-putar
di kota yang cukup besar itu, aku tidak menemukan penginapan yang pas untukku
bermalam. Dan akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke lokasi ujian dan coba untuk
meminta izin bermalam. Untuk sampai ke lokasi ujian aku menaiki angkutan umum
yang ada di sana yaitu Trans Jogja yang hampir mirip dengan Trans yang ada di
Jakarta. Sambil menunggu kedatangan bus, aku mulai memainkan musik player yang
ada di handphoneku. Saat itu juga tak kusangka seorang gadis cantik dengan
bawaan yang cukup banyak duduk disebelahku yang sepertinya dia juga sedang
menunggu bus. Hatikupun mulai bergejolak, ingin rasanya aku bisa berkenalan
dengannya. Tapi aku urungkan niatku itu karna memang aku tak punya cukup keberanian
untuk berkenalan dengannya.
Akhirnya setelah menunggu cukup
lama, bus yang akan kunaikipun datang. Langsung saja aku bergegas masuk agar
bisa mendapat tempat duduk yang nyaman. Lagi-lagi entah kebutalan atau apa,
gadis cantik tadi rupanya searah denganku dan diapun duduk disampingku untuk
kedua kalinya. “ini mimpi atau apa ya, ngga nyangka bisa 2 kali duduk sebelahan
sama cewe, cantik lagi” bisikku dalam hati. Dan untuk kali ini aku cuba untuk
kalahin rasa malu dan takutku untuk caba bisa kenalan sama cewe itu. Mengapa
perasaanku jadi berat begini sesaat aku akan mengucapkan sepatah kata
kepadanya. Dan lagi-lagi aku urungkan niatku itu karna memang aku ini tipe
orang yang pemalu, apalagi kalo didepan cewe.
Sambil menunggu pemberhentian
berikutnya gadis tadi justru memulai pembicaraan terlebih dulu dia bertanya
“Mas mas,
boleh nanya?” kata wanita itu sambil melihat ke arahku.
“Eh.. iya
iya boleh, mau nanya apa ya?” dengan agak terkejut aku menjawap pertanyaanya.
Rupanya pertanyaan gadis itu memecahkan lamunanku tentang dirinya.
“Ini mas,
ini bus berhenti di terminal condong caturkan?” lanjut pertanyaanya.
“Oh..
condong catur, iya berhenti disana kok nanti. Kebetulan aku juga mau kesana tuh..”
aku menjawab pertanyaanya. Walaupun aku tidak terlalu sering ke Jogja, tapi aku
tau beberapa tempat, berbekal pengalaman muter-muter nyari penginepan tadi. Dan
meskipun sebenarnya aku seharusnya berhenti di halte sebelum terminal itu, tapi
ngga papalah buat modus lumayankan bisa kenalan sama cewe, pikirku.
“Oh.. gitu
ya, makasih..” jawabnya singkat disertai dengan senyuman manis. Dengan dia
tersenyum seperti itu saja membuatku serasa melayang diudara menembus langgit
ketujuh tempatnya para dewa-dewa pada kumpul, ngga segitunya juga kali haha...
setelah jawaban terakhirnya tadi, seolah membuatku pupus harapan untuk bisa
sekedar berkenalan dengannya. Karna setelah itu aku tak punya kata-kata lagi
untukku katakan padanya.
Sesampainya di terminal condong
catur, gadis itu bergegas turun begitupun dengan aku. Gadis itu sepertinya
sedang menunggu seseorang yang akan menjemputnya. Dan kali ini aku coba
beranikan diri untuk memulai pembicaraan lebih dulu, karena jika aku biarkan
akan tetap sama, aku tak akan bisa kenal dengan gadis itu.
“Eh.. kalo
boleh tau kamu lagi nunggin siapa? Jemputan?” tanyaku sedikit ragu dan gugup.
“Iya, aku
lagi nunggu jemputan.” jawabnya singkat.
“Emang ada
acara apa ke Jogja?” tanyaku lagi.
“Ya ngga
papakan, cuma main aja kesini, disini aku ke rumah saudaraku.” Terangnya.
Jawaban terakhirnya membuatku
sedikit putus asa, karena aku mulai speachless dan bingung akan bertanya apa
lagi padanya. Kemudian ketika aku bingung mau basa-basi apa lagi, dia mulai
bertanya padaku,
“Kalo kamu
ngapain ke Jogja? Aku tau kamu juga bukan orang sinikan?” tanya dia padaku.
“Tau aja
kalo aku bukan orang Jogja, aku kesini mau ikut seleksi perguruan tinggi, nah
tesnya disini.”
“Oh gitu,
yaudah semoga bisa diterima ya.”
“Iya
makasih ya.”
“Yaudah
aku duluan ya, aku udah dijemput tuh, makasih ya udah mau nemenin..”
“Santai
kali, yaudah sanah entar jemputanmu nunggu kelamaan lagi..”
Gadis itupun akhirnya pergi, dan
akupun harus melanjutkan perjalanan ke lokasi ujian berlangsung untuk sekedar
menginap dan beristirahat. Aku memutuskan untuk menggunakan taxi untuk kesana.
Di dalam taxi aku baru ingat, “aduh.. aku lupa nanya siapa namanya, ah emang
sial.” Kataku sedikit kecewa. Sesampai di lokasi, hal yang pertama aku lakukan
adalah mencari Masjid untukku beribadah dan berencana untuk bermalam di dalam
Masjid, dan rupanya ngga sedikit orang yang memutuskan untuk bermalam di masjid
itu juga.
Malam telah berlalu dengan aku yang
ngga bisa tidur gara-gara kepikiran sama gadis di terminal kemarin. Waktu sudah
menunjukan pukul 07.00 itu berarti aku sebentar lagi akan melaksanakan ujian.
Pada pukul 11.00 ujian ku telah berakhir, setelah ujian itu yang ada
dipikiranku cuma jalan-jalan ke Malioboro, mumpung lagi di Jogja. Setelah
sampai, aku turun dari bus kota dan langsung mencari beberapa barang yang aku
inginkan. Setelah dapet beberapa, tiba-tiba aku liat gadis itu lagi.
“Kayak
ngga asing sama tu cewek..” Kataku penasaran. Lalu aku mendekat, dan rupanya
memang benar, dia adalah gadis yang kemarin di terminal. Langsung aja aku sapa.
“Hai..
inget aku ngga?” tanyaku mencoba untuk akrab.
“Kamu yang di terminal kemarinkan?”
tanyanya sekaligus menjawab pertanyaanku.
“Haha..
iya, masih inget juga, eh kamu mau kemana?” sambungku lagi, walaupun masih
sedikit canggung tapi aku coba untuk keliatan santai.
“Mau
jalan-jalan aja kesini, tadinya aku bareng sama saudara-saudaraku tapi aku
malah misah sendiri, jadi kaya orang ilang gini..” Ia menjawab pertanyaanku, sepertinya
dia sudah mulai terbiasa denganku.
“Nyasar
ya? Haha, mau aku temenin? Sambil nyari sodara kamu..” sambil sedikit
menggodanya.
“Boleh,
buat yang kemarin sekali lagi makasih ya, udah mau nemenin.”
“Iya
santai kali, cuma nemenin doang aja kok, eh kita ngobrol-ngobrol gini tapi aku
belum tau nama kamu, kalo boleh tau nama kamu siapa?” akhirnya aku menanyakan
namanya.
“Oh.. iya
ya kita udah akrab gini, tapi belum tau nama masing-masing, aku Nabilah, kalo
kamu?” menanyakan balik namaku.
“Aku Dias,
yaudah kita langsung aja cari yuk.”
Sambil berjalan dan mencari saudara
Nabilah kami menjadi semakin akrab karena obrolan dan candaan-candaan di
perjalanan itu. Walaupun obrolan kami lebih banyak didominasi sama Nabilah,
karena emang dia orangnya yang ceerewet tapi justri itu yang malah buat aku
menjadi suka sama dia. Cukup lama kami menyusuri jalan di Malioboro tapi kami
tetap tidak bertemu dengan saudara-saudara Nabilah. Lelah mencari aku
memutuskan untuk mengajaknya makan di sekitar emperan jalan Malioboro.
“Eh Bil,
kita makan aja dulu yuk, kamu juga belum makan siangkan dari tadi.”
“Iya si,
yaudah ayo.”
“Kita
makan deket halte itu aja ya, buat kali ini aku yang bayarin dah.”
“Loh, kok
jadi kamu yang bayarin?”
“Ya.. ngga
papakan, itung-itung buat salam perkenalan dari aku aja.”
“Ah ngga
usah la, ngga enak juga sama kamu, kamu udah baik banget sama aku.”
“Udah ngga
papa santai aja kali, jarang-jarang nih aku mau bayarin orang. Soalnya aku yang
biasa di bayarin orang haha..” jawabku meyakinkan Nabilah.
Tanpa sadar sepertinya aku mulai
jatuh cinta kepada gadis yang pertama kali aku temui di halte kemarin. Dengan
pikiran seenaknya, aku memikirkan hal seperti itu. Ngga lama setelah kami
selesai makan, Nabilah mendapat sms dari saudaranya yang katanya juga mencari
Nabilah, karena ngga ketemu juga jadi mereka pikir kalau Nabilah sudah pulang
duluan jadi saudara-saudaranya segera menyusulnya kerumah.
“Trus gimana? Mau pulang sekarang?” aku
bertanya padanya
“Udah
nanti aja lah, lagian aku juga udah tau kalau meraka udah sampai rumah, aku
masih mau jalan-jalan di sini, temenin aku ya.”
“Yaudah
terserah kamu aja dah, aku mah ngikut aja.”
Tidak terasa makin lama, aku dan
Nabilah menjadi semakin akrab dan aku bisa kenal Nabilah lebih deket, tapi
waktu yang ngga ngijinin aku untuk bisa lebih lama lagi bersama Nabilah. Karena
aku juga harus pulang ke kota asalku
“Yaudah Yas,
kita pulang yuk udah sore nih.”
“Ya ayo,
aku anter kamu ya, udah mau gelap gini takutnya ada apa-apa.”
“Oke,
maksih ya.”
Kami berdua pergi ke halte terdekat
dan menunggu bus ke terminal condong catur.
“Eh Yas, sekali lagi makasih ya, udah baik
banget sama aku gini, aku jadi ngga enak sama kamu, padahal kita baru aja
kenal, tapi kok kaya aku udah kenal kamu lama ya..” Nabilah mengatakan itu
kepadaku sambil tersenyum
Aku hanya bisa tersenyum sendiri
salah tingkah, sambil berbisik “senyummu itu memang sangat manis Nabilah”
“Apa? Kamu
bilang apa tadi?”
“Hah? Aku
ngga bilang apa-apa kok..” aku yang terkejut rupanya dia mendengar aku berbisik
tadi. Nabilah yang merasa sangat penasaran terus saja memojokanku untuk mengatakannya
lagi, dan aku hanya diam dan coba untuk mengalihkan pembicaraan. Setelah sampai
di terminal aku terpaksa mengantarnya lagi sampai ke rumah saudaranya dengan
berjalan kaki karena kendaraan yang dipakai saudaranya untuk menjemput Nabilah masih
dipakai pamannya bekerja.
“Masih kuat jalan ngga?”
“Aduh, cape
juga jalan-jalan seharian.”
“Yaudah
sini aku gendong, kasian anak manis kecapean ya.” Godaku.
“Yee..
siapa yang kecapean, aku masih kuat jalan kali..”
Tiba-tiba kaki Nabilah terkilir dan
terpaksa aku harus menggendongnya sampai rumah. Walaupun memang aku juga merasa
sangat lelah.
“Dias,
maaf ya jadi sering ngrepotin kamu terus kaya gini.”
“Udah ngga
papa slow, kapan lagi bisa gendong cewe cantik kaya gini haha..”
“Ohh
dasar, cari-cari kesempatan juga ternyata ya, jewer nih..” kata Nabilah sambil
menarik kupingku. Tak berapa lama kemudian sampailah di rumah saudara Nabilah.
“Eh Nab,
bentar lagikan aku pulang ke rumah nih, aku boleh minta no. Handphone kamu
ngga? Ya buat komunikasi aja sama kamu kalo lagi kangen hehe..”
“Oh iya
boleh, nih catet.”
Setelah aku mencatat no. yang
diberikan Nabilah, sambil melambaikan tangan dan mengucap salam perpisahan aku
langsung bergegas ke terminal Giwangan supaya tidak terlalu larut, soalnya kalo
kemaleman ngga ada kendaraan buat aku pulang ke rumah nantinya. Dan akupun
pulang ke kota asalku dengan kenangan yang tak akan mungkin bisa ku lupakan
begitu saja. Karena bersama dirimu saja I’m so satisfied.
“Bisa
menjadi teman dekat Nabilah adalah hal terbaik kedua dalam perjalanan
pertemananku. Bertemu dengannya adalah yang pertama..”
Read more: http://www.jkt48fans.com/
0 comments:
Posting Komentar