Matahari pagi menyinari seluruh area yangberada di
Indonesia bagian barat. Saat itu tepat pukul 06.15 WIB. Tampak
dikejauhan seorang gadis berambut panjang sebahu—terlihat panjang karena
adasedikit wave bending di kedua ujungsisi rambut—mengenakan
kacamata dan memakai seragam merah muda dengan lenganpanjang berawarna
putih, serta rok yang panjangnya tak sampai se-lutut. Dan kaus kaki
hitam kecoklatan panjang sampaibetis. Tentu saja juga mengenakan sepatu.
Dia nampak terburu-buru menuju kesekolahnya. SMAN48. Dimana sekolah
tersebut, semua muridnya adalah perempuan.Gerbang sekolah akan segera
ditutup olehsatpam yang bertugas. Terlambat seper sekian detik saja,
dia sudah tidakdiperbolehkan untuk masuk kedalam sekolah dan mengikuti
pelajaran yangbersangkutan. Dia masih berlari, menuju lorong sekolah
yang sudah sepi, hanyatampak 1, 2 orang Office Girls yangsedang
membersihkan ruang-ruang kelas yang kosong. Tak lama kemudian, tepat di
kelas XII A, langkah itu berhenti,terdengar suara ketukan pintu memecah
kesunyian kelas XII A yang sedangmelakukan kegiatan Belajar Mengajar.
Tepat saat itu adalah pelajaran IPA.Suasana sejenak menjadi hening.
“maaf, bu. Saya terlambat.” Kata gadiskelahiran Semarang ini.
“hmm.. kamu saya izinkan masuk, tapibersihkan kelas ini dulu.
“kata
Miss Takamina—Takahashi Minami—guru asal Negeri Sakura Jepang
bertinggisekitar 160 cm ini kepada Stella. Stella hanya menganggukkan
kepala untukmemberi isyarat kalimat ‘ya’. Yap, Stella Cornelia. Dia
adalah gadis yang baik,rajin, cantik dan pandai. Semangatnya yang selalu
ingin menjadi yang utama,mampu mengalahkan rasa-rasa negatif yang
membuat kacau pikirannya. Dia jugaadalah gadis yang tegas, kuat dalam
pendirian dan pekerja keras. Dia jugaadalah seorang kakak yang baik dan
dewasa, meskipun Stella juda ‘doyan’ menjahili adiknya
hinggamenangis. Sekalipun hal itu sering ia lakukan, ia adalah kakak
yang sayangterhadap adiknya, Sonia Natalia. Gadis cilik ini akrab di
sapa Wawa oleh temansebaya nya. Wawa, berumur 1 tahun lebih muda
daripada kakaknya. Wawa berumur 17tahun. Sedangkan Cici, panggilan akrab
Stella, berumur 18 tahun. Stella jugaseumuran dengan Gunung, teman
dekatnya yang lahir di Tangerang tapi sudah lamamenetap di Kota Bunga,
Malang. Bersama Stella dan Sonia yang juga baru pindahdari Semarang.
Mau tidak mau, Stella mengerjakannya.Kemudian, dia melangkahkan kaki
kanan nya memasuki kelas. Sorak sorai cemoohmenyambutnya, bak tim
Sepakbola yang bertamu ke kandang lawan, dan mendapaatsambutan kurang
menyenangkan dari kubu tuan rumah. Itulah yang dirasakan Cici.Dia
berusaha untuk tidak mengindahkan hal itu, dengan pandangan lurus,
iamenaruh tasnya di atas meja belajarnya di kelas. Ia tetap berjalan
untukmengambil sapu yang terletak di ujung kelas. Ghaida yang merupakan
ketua Gang di kelas. Mempunyai sifat keras,tegas dan berjiwa
laki-laki, meskipun secara harfiah dia adalah seorang anakgadis.
Perawakan yang manis, dengan rambut pendek ber-style Jepang. Selalu menjadi ciri khas nya. Meskipun terlihat sangar, dia termasuk gadis yang feminim.Dalam Gang yang
ia pimpin, diamengomandoi Jessica Vania Widjaja-Jeje—, Sonya
Pandarmawan—Panda—, RezkyWiranti Dhike—Dhike, Sendy
Ariani—Sendy—tiba-tiba mengganjal kaki Stella hinggaakhirnya ia
terjatuh. Kacamatanya pun lepas dari tempat dimana benda ituberada,
Stella hanya diam tanpa sepatah kata pun terlontar dari mulutnya.
“ouh.. kasian, ada yang jatuh. Huhuhu..” ejekGhaida.
“makanya, jalan liat-liat dong, non cantik..”sahut Dhike.
“ada apa ini ribut-ribut??” suara MissTakamina pun memecah kebisingan tersebut.
“Stella jatuh, bu! Tadi di jatuhin ma siKamen!” teriak Ve.
“iya, bu.. kita juga barusan liat, kok!Stella jatuh!”
“enak ja lu! Nuduh temen gue, orang Stellajatuh sendiri” cecar Panda.
Stella pun segera berdiri dan berkata..
“udah! Gue gak apa-apa, tadi cumin kesandungma ujung meja” elak Stella.
Sambil memegangi lutut kanannya yang memar karenaterbentur lantai.
Ghaida dan kolega-nya tertawa sinis melihat gadis yang jugaMilanisti
ini. Ve, yang merupakan salah satu sahabat Stella, yang bernamalengkap
Jessica Vania Tanumihardja. Ia lahir 19 tahun lalu di Bandung.
Gadiscantik ini memiliki tinggi kurang lebih 168 cm. dan hal yang paling
menarik,ialah kibasan rambutnya yang mirip bak iklan shampoo seperti
di layar kaca televise pada umumnya. Bersuahamembantu Stella untuk
berjalan. Tapi, hanya melambaikan tangan pada Ve yangberada di dekatnya.
“Cici, sini aku bantuin berdiri..” kata Vesambil mengulurkan tangan.
“udah, gue gak apa-apa, lu lanjutin pelajaranaja.” Kata Cici dengan nada halus.
“beneran kaga apa-apa lu, Ci?” imbuh Shania,yang akrab di sapa Njuu
ini. Dia berasal dari Kota Bakso, Solo. Gadis yangmemiliki tinggi kurang
lebih se Ve ini juga termasuk senpai –gadis yang populer—diSMA48.
Dia juga anggota OSIS, bersama Kinal, Stella, Ve, dan Beby. Kinal,
iaadalah ketua kelas XII-A. meskipun umurnya masih tergolong muda,
sekitar 19tahun, dia sudah mampu memimpin kelas XII-A ini. Gadis satu
ini memangmempunyai gaya bahasa dan tata cara bicara layaknya seorang
atasan di tingkatkemiliteran. Tak heran, kawan-kawannya banyak
memanggilnya dengan sebutan “Miss General” atau bu Jendral.
SementaraBeby, berumur 15 tahun. Gadis kelahiran Bandung ini, baru
merayakan ulangtahunnya yang ke-15 19 Maret lalu. Beby Chaesara Anadilla
itulah namalengkapnya. Dia sangat mahir dalam hal Dance.Keahlian dance-nya
juga turutmembawanya sebagai salah satu siswi yang berprestasi. Banyak
dariteman-temannya berguru padanya. Meskipun dia jago dalam hal
tersebut, ia samasekali tidak besar kepala. Dan selalu berkata “aku
tidak sejago Agnes Monicaatau Dancer-dancer kelas dunia lain.Aku masih butuh banyak belajar” mayoritas, memanggil Beby dengan sebutan “Queen” atau ratu, jika menilik bakat danskill dancing-nya yang memukau.
Setelah membersihkan kelas, kurang lebih 13menit, Cici sudah
diperbolehkan duduk di tempatnya. Dan mulai mengikutipelajaran. Stella
mengikuti pelajaran dengan semangat dan antusias. Begitupundengan siswi
yang lainnya. Beralih sejenak ke kelas XI A, terdapat
AyanaShahab—Achan—, Frieska Anastasia Laksani—Mpriss—, Nabilah Ratna
AyuAzalia—Biyah—, Sonia Natalia—Wawa—, Cindy Christina Gulla—Cigull—,
RenaNozawa—Rena—, Sinka Juliani—Sinka—Cindy Yuvia—Yupii—, dan 10 orang
siswilainnya. Ayana dan Rena sama-sama lahir di Jepang. Yang membedakan
ialah, Ayanaadalah keturunan Arab-Jepang. Sedangkan Rena, ialah produk
asli Negeri MatahariTerbit tersebut. Mereka berdua sering berkomunikasi
menggunakan Bahasa Jepang,tapi juga terkadang menggunakan Bahasa
Indonesia. Ayana, yang biasa di panggilAchan ini, selalu tertidur di
kelas, setelah mengerjakan PR di pagi hari, dandisaat istirahat
kebiasaannya ini menimbulkan kesan bak seorang putri tidur,dan
teman-temannya tak ragu untuk memanggilnya dengan sebutan Sleepy Head.
Rena. Sahabat si adik kecilAyana ini, memiliki tinggi kurang lebihse
Veranda. Rena ini juga sering kesulitan dalam membangunkan si Sleepy Head.
Walaupun selalu kesulitandalam membangunkan Achan, hal tersebut tidak
menyurutkan semangatnya untukmembangunkannya. Hingga akhirnya gadis
kecil manis bermata sayu ini punterbangun.
“Achan.. ayo ke kantin.” Ajak Rena.
“hmm.. sekarang, Ren?” Tanya Achan yangberusaha membuka mata.
“iya.. ayo, ayo buruan! Keburu terlambatnanti..” seru Rena sembari
menarik-narik tangan Achan. Kebetulan, saat itukelas XI-A di perbolehkan
istirahat terlebih dulu, dikarenakan mereka jugasedang free setelah mengikuti UjianTengah Semester.
“oke.. oke.. aku bangun dulu nih..”. jawab Miss Typo ini. Achan juga di juluki miss Typo,
karena kebiasaan nya yangsering salah dalam mengerik sesuatu, terutama
status di media-media sosial.Mereka pun akhirnya pergi berdua ke kantin.
Melewati kelas XII-A yang sedangada pelajaran IPA, dan di pimpin oleh
Miss Takahashi Minami, a.k.a. MissTakamina. Salah seorang guru favorit
Stella. Miss Takamina mengajar IPA,setelah ditunjuk oleh kepala sekolah
untuk menggantikan posisi dari Miss MelodyNurramdhani Laksani yang
sakit. Miss Melody juga kakak kandung dari Frieska.Miss Takamina juga
tidak mengalami kesulitan dalam bahasa. Karena ia menguasai3 bahasa
berbeda. Antara lain, English, Indonesia dan Japanesse tentunya.
Guruberumur 21 tahun ini berangkat ke Indonesia, ditemani oleh beberapa
guru ataupun teman-temannya yang juga memberdari AKB48. Salah satu Idol Groupdari
Jepang. Teman-teman dari Miss Takamina ini, antara lain adalah
MissKashiwagi Yuki, guru bahasa Jepang, Miss Kojima Haruna, guru bahasa
Inggris,Miss Haruka Shimazaki, guru Penjaskes—Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan—, MissWatanabe Mayu sebagai guru Matematika dan Kesenian,
sementara guru terakhir,ialah Miss Juju, atau Matsui Jurina.
Di SMA48 ini, juga terdapat ekstrakulikuler dance, yang berdasarkan konsep dari Idol Group AKB48 di Jepang. Sistem inidigunakan untuk memotivasi siswi yang memiliki bakat dalam dance, menyanyi dan modeling.Nilai plus diberikan, apabila siswi yang berprestasi bias memiliki keunggulandi dunia acting. Semua siswidiwajibkan mengikuti eksul ini, siapapun, berapapun umurnya.
Bel pulang sekoah berbunyi. Semua siswi SMA48ini tampak bahagia dan
bersorak ria. Karena ini adalah hari sabtu, akhir pekan,dimana besok
adalah hari minggu. Dimana semua elemen masyarakat dapatberistirahat.
Kecuali pemerintah. Miss Takamina pun memperbolehkan siswinyauntuk
berkemas dan bersiap meninggalkan kelas. Terlihat Stella
kebingungan.Tampaknya dia kehilangan sesuatu!
“handphone-kudimana, ya?” gumam Stella dalam hati.
“kenapa, Ci?” Tanya Shanju.
“eee.. HP gue ilang deh..” curhat Stella.
“terakhir lu taruh dimana?” sahut Rica.
“tadi, gue taruh di tas gue, disini..” ujarStella sambil beberapa kali membongkar-bongkar isi tasnya.
“emang HP lu kaya gimana, Ci?” Tanya ShanjuGadis kelahiran Solo ini.
Karena kebingungan, Stella tidak menghiraukankalimat yang terucap dari
Shania. Melihat Stella yang kebingungan, Sendytertawa sinis ditemani
oleh Ghaida dan Jeje. Tampaknya, mereka sengajamenyembunyikan handphone milikStella. Tampak tangan Jeje mengenggam handphoneStella
yang berwarna merah muda. Hal ini dilakukan dengan motivasi
supayaStella tidak bias pulang ke rumahnya yang terletak cukup jauh dari
sekolahnyaini. Sekitar 3 Km! diluar kelas, Sonia sudah menanti
kedatangan sang kakak.Tiba-tiba, Ghaida yang berjalan menghampiri Stella
yang sedang berkumpul denganRica, Ve, Shanju, Kinal dan Beby menabrak
Stella dari belakang dengan sengaja.Dan Sonia pun ikut nimbrung bersamamereka.
“oops.. sakit, yah? Sorry gue gak liat lu berdiri di situ” kata Ghaida sambil berkacapinggang.
“makanya kalo lagi ngerumpi jangan ditengahjalan dong, woy!” sergah
Jeje. Gadis berkulit putih yang juga keturunanTionghoa ini, lahir 17
tahun yang lalu dan baru berulang tahun bulan Januarilalu. Dia juga
biasa di panggil Cici Bakpau. Karena melihat pipinya yangmengembang
seperti bakpau saat tersenyum, maupun tertawa.
“lu bisa nggak sih, gak ngganguin Cici??”bentak Rica.
Panda mendorong Rica dan menatap mata Ricadalam-dalam.
“masalah buat loe? Emang loe siapanya Cici?”sahut Panda Sinis.
“Gue..” belum selesai Rica bicara, Cicilangsung berdiri di tengah-tengah Panda dan Rica.
“lu berdua, bisa nggak sih dewasa dikit?Udahan lah..! yuk, kita pergi
aja, cumin nambah-nambah dosa doang kita disini!”kata Cici dengan nada
sedikit geram dan berjalan menjauhi Ghaida dankolega-nya. Diikuti dengan
teman-temannya. Kemudian, secara mendadak terlontarkata-kata dari
Ghaida yang berdiri diantara Jeje dan Panda.
“hei.. Stella! Berani lu ngacir gitu aja darimuka gue?” kata Ghaida sinis.
“pengecut lu ya?? Huuftt..” Panda menghelanafas.
Cici yang merasa terusik, mulai menghentikanlangkah kakinya. Dia
terdiam sejenak. Teman-temannya heran. Apa yang terjadidengan Stella?
Dia berdiri terdiam tanpa kata ditengah lorong kelas yang sepi,dan
disinari sinar matahari siang yang terik.
“lu bertiga, bisa diem kaga?” kata Cici yangmenundukkan kepala.
“ouh, mulai songong nih anak ternyata..”sahut Cici Bakpau.
“tau tuh, udah punya nyali gede keliatannya”imbuh Panda.
Ghaida hanya tersenyum sambil menatap Stelladengan pandangan penuh
kebencian, kedengkian dan rasa dendam. Sonia pun tampakheran. Apa yang
terjadi dengan kakak kandungnya itu.
“aduh, kakak gue kenapa lagi ini..” gumamSonia dalam hati.
“Sonia, kenapa tuh kakak loe?” Tanya si Dancing Queen, Beby.
“gue juga nggak tau, Beb. Biasanya kakak gakgini deh”. Kata Sonia dengan sedikit pucat wajahnya.
“kalo loe berani.. sini kita selesain pakecara cepet..” tantang Ghaida.
Stella yang dari pagi sudah merasa gregetan,segera menileh sedikit,
sekitar 45° ke kiri menghadap jendela yang terkenapancaran sinar
matahari. Lalu ia berlari dengan cukup kuat dan cepat hinggadaun-daun
kering yang berguguran diluar sekolah, seakan terkena efek darikecepatan
lari Stella hingga bertebaran di udara. Dalam sekejap, tangan kananCici
yang mengepal, sudah berada tepat di depan wajah Ghaida yang
bercucurankeringat di kedua sisinya secara bergantian. Stella mempunyai
kemampuan gerakreflek tubuh yang luar biasa. Dan, seketika suasana
hening..
“hmm.. kenapa? Gak berani lo ngehajar gue?”tantang Ghaida.
Cici terdiam sejenak, dan perlahan iaberkata..
“kita liat aja, apa yang bakal terjadiberikutnya..” kata Cici dingin.
“Ghaida..” sahut Panda.
“Kak Stella..” kata Sonia sambil menggengamkedua tangan nya di depan dada.
“Ci, udahan! Ayo kita pulang! Teriak Shania.
Tangan Cici yang sudah bersiap mendarat dipipi Ghaida, tertunda karena
ajakan dari sahabat karibnya, Shania. Ia punmengurungkan niatnya itu.
Tangan Cici yang bergetar karena emosi yang sudahmeluap-luap turun
perlahan. Ia memutar badan, membelakangi Ghaida. Kibasanrambutnya bak
iklan shampoo yang erlibas di depan wajah manis Ghaida.
Stella dan kawan-kawan berjalan menjauhimereka bertiga. Mereka berusaha menengangkan Stella.
“kakak.. udah ya, jangan marah lagi..” ujarSonia berusaha menenangkan Stella.
“hmm.. iya, dek. Makasih ya”. Stella berjalan bersama teman-teman
sebaya nya.Sementara Ve, Shanju, Beby dan Rica sudah pulang terlebih
dahulu yang sudahditunggu masing-masing oleh keluarganya yang sudah
menunggu di depan gerbangsekolah.
“Cici, gue pulang dulu ya ma Kak Ve n Bebyyah..” mereka bertiga
melambaikan tangan ke Stella dan Sonia. Matahari yangtadinya terik,
mulai mengurangi intensitas cahaya panasnya. Stella yang handphone-nya masih belum ditemukan,masih tampak kebingungan. Sonia, kemudian melihat jam yang berada dipergelangan tangan kirinya.
“jam berapa, dek?” Tanya Stella.
“jam.. 02.15 AM, kak.. laper nih”. CurhatSonia.
“hmm.. bentar lagi ya, abis ini mungkin papanyusul, kok..” Stella
berusaha menghibur adiknya itu dengan mengelus-elusrambutnya.
Kriingg..! terdengar suara bel pulang sekolahdari SMA46 yang terletak
di sebelah sekolah yang di komandoi oleh kepalasekolah Miss Oshima Yuko
ini. Tampak beberapa siswa laki-laki beredar menuju keluar sekolah yang
di seberang jalan adataman yang asri dan terdapat air mancur di
tengah-tengah area taman. Beberapa siswa SMA46 yang mengenakan jersey sepakbola berwarna biru-birulengkap dengan sepatu bola beserta kaus kakinya. Jersey yang mereka kenakan tidak lain tidak bukan ialah, jersey dari klub asal Ibukota Inggris,London. Tepatnya London barat, yaitu Chelsea FC. Mereka adalah anggota dari Chelsea FC Soccer School
Indonesia. Yangbercabang di kota-kota besar di Indonesia, salah satunya
adalah Kota Bunga,Malang ini. Tampak anak-anak laki laki ini berjalan
dalam satu kesatuan. Merekaadakah siswa yang mengikuti seleksi klub
milik Roman Abramovich, seorang taipanasal Rusia. Mereka berjalan menuju
lapangan di sebelah timur taman. Disanatampak seorang pelatih yang
mengenakan topi berinisialkan RD. di lapangan itupula tampak beberapa
siswa SMA46 yang sudah berkumpul terlebih dahulu dammelakukan warming up. Terlihat
Gaung,Ray, Pandu, Adit, Hendra, Bima, Hadi dan Bangkit. Sedang
melakukan larimengelilingi lapangan sebanyak 5x. di bawah asuhan
assistanceallenatore—assisten pelatih—Djoko Susilo yang juga assisten
pelatih di timArema Indonesia FC. Aku dan Stella saling menatap satu
sama lain. Awalnyamemang tidak ada kesan berarti. Tapi aku merasa, aku
pernah bertemu dengannya,mengenalnya, tapi aku tidak mengetahui siapa
sebenarnya gadis yang menatapku.
“Gun.. loe bengon aja, ayo buruan jalan nye!”sahut Iksan.
“oh, oke..oke.. sabar napa??” jawabkusingkat.
“ayo! Rebut aja ku berdua!” sergah Zuhdy.
Tiba-tiba terdengar suara pembicaraan dibelakang gerbang sekolah SMA48.
Dan suara itu pun terdengar semakin keras.Tampak Ghaida, Jeje Dhike,
Panda dan Sendy. Sendy dan Panda tampak sedang asyikmemainkan handphone milik Stella.
“ou.. ou.. ou.. ada si Cici disini..” kataGhaida yang baru menoleh kea
rah kiri ketika menginjakkan kaki keluar darisekolah.
“hehehe.. rupanya ada bidadari kampungandisini..” imbuh Sendy yang sedang melempar-lemparkan handphone ke udara.
“ngapain lagi kalian kesini? Bisanya cumannggangu kakak gue aja!”
sergah Sonia yang sudah menahan emosi sedari tadi.
“tau apa lo, bocah?” sahut Jeje.
“huuh.. awas loe ya!” Sonia menggengam tangankanannya, dan tampak ingin
menghajar Jeje, tapi, dengan sigap Stella menahanlajunya dengan
menghalangi menggunakan tangan kanan nya.
“preet.. setan loe!” tambah Jeje lagi dengangaya meremehkan.
“ngapain, loe belum pulang, Stell?” Ghaidamenghampiri Stella.
“bukan urusan loe!” jawab Cici singkat.
“hmm.. mulai belagu lu ya!” Ghaida sudahberada tepat di depan Stella.
Menatap tajam ke dalam mata Stella. Tak lama,tangan kanannya diangkat,
dan mulai menuju dagu Stella.
“heeh.. mo ngapain loe??” Cici mulai resahdengan perlakuan Ghaida.
“gak suka loe gue giniin?” Ghaida menatapStella.
“lepasin, gak tangan loe dari gue?!” tantangStella.
“so?What you gonna do? Screaming to looking for a helps, huh?” ujar Ghaida.
“Ghaida gimana nih handphone butut di tangan Sendy?” Dhike ikut dalam pembicaraan.
“buang aja.. buat apa juga, kita nyimpengituan” imbuh Panda.
Sendy dan Panda yang memainkan handphone Stella, dengan sengajamenjatuhkannya. Praakkk! Handphone Stellayang terlihat masih bagus itu pun mulai tak beraturan. Baterai, LCD dan komponen-komponen yang lainberserakan. Kraakk! Bunyi itu seolah memecah keramaian adu mulut antar senpai—member atasan yang populer—SMA48 ini.
“oops,sorry, hape lu gue injek..” Dhike membuka obrolan.
“uu.. kacian, hape masih bagus dah ancur”imbuh Sendy yang juga bisa bernanyi dengan music dangdut ini.
“padahal.. gue mau ambil tuh hape, kanlumayan bisa kita jual terus
duitnya buat makan-makan” Panda merunduk melihatkondisi handphone Stella
yang hancurtak berbentuk. Ghaida menoleh sejenak kea rah
teman-temannya, dan tertawasinis. Tangan kiri Ghaida perlahan membelai
rambut Stella yang terurai lembut.Sementara tangan kanan nya masih
berada di bawah dagu Stella.
“Je, Ghaida ngapain sih?” Dhike penasaran,dia bertanya pada Jeje dengan suara yang relativekecil.
“hmm.. biasa. Kaya lu gak pernah kenal Ghaidaaja.” Jawab Jeje sambil
melipat kedua tangannya di depan dada. Sambil berlagakseperti seorang
bos yang menunggui anakbuahnya bekerja. Stella hanya bisa termenung
diam melihat tingkah Jeje, Sendydan Dhike yang menghancurkan handphone Stella.Sonia
yang sudah tidak bisa berbuat apa-apa, perlahan meneteskan air mata,
diamerasa bersalah, karena hanya bisa diam tak berkutik melihat salah
satu bendakesayangan kakaknya itu hancur. Sendy melihat jam yang berada
di tangankirinya. “guys, udah jam 14.15!gimana kalo kita cabut?”
ajak Sendy. “kemana, Send?” Tanya Dhike. “pulang kerumah lah, disini
panas, gerah gue..” jawab Sendy sambil mengkipasi dirinyadengan kipas
yang baru ia ambil dari tasnya. Ghaida terdiam sejenak. Mendengarajakan
teman-temannya. Kemudian, tangan kanan Ghaida yang berada di bawah
daguStella, ia lepaskan dengan sedikit sentuhan lembut. Stella merasakan
sesuatuyang membuatnya tidak nyaman akan hal itu. Stella menatap Ghaida
dengan tatapankosong, mulut sedikit terbuka, seolah-olah Stella
terhipnotis oleh Ghaida.
“yuk, kita pulang guys.. kita tinggalin bidadari gembel ini” kata Ghaida dengansinis.
“yups! Gue udah laper nih!” sahut Pandasambil memegangi perutnya.
“perasaan, tadi lu dah makan deh, Onya..”kata Jeje sambil menatap ke Panda dengan wajah keheranan.
“apaan, Je? Gue cumin makan dikit bangettadi” elak Panda.
“udah, rebut amat sih! Udah gerah nih gue,pengen cepet-cepet berendam
di kolam renang gue di rumah.” Sahut Sendy. Merekaounperlahan
membalikkan badan, kecuali Ghaida yang terakhir memutar badan disaat
teman-temannya berada cukup jauh darinya.
“adios,senorita..” salam Ghaida yang berarti sampai jumpa,
nona. Ghaida mengucapkankata-kata tersebut dengan senyuman sinis
merendahkan. Perlahan Ghaida berjalanmenjauhi Stella yang sedang
menunduk kemudian mengambil serpihan-serpihan handphone-nya, ditemani oleh Sonia yangmasih shock akan kejadian itu. Halitu terlihat cukup jelas, karena air masih membasahi pipi gadis berusia 17tahun ini.
“kak, maafin adek ya..” Sonia berusahamenghibur kakaknya.
“minta maaf? Buat apa, dek? Kamu kan nggaksalah apa-apa” Cici berusaha
mendewasai dan menasehati adiknya secara tersirat.
“aku nggak bisa ngapa-ngapain tadi, pas kakakdi jahilin ma mereka”
curhat gadis yang akrab di sapa Wawa ini.
“hmm.. nggak apa-apa, dek. Tenang aja. Merekaya emang gitu. Mau diapain
lagi? Kakak cumin bisa berdoa aja, semoga merekasadar, kalo selama ini
mereka mengambil jalan kehidupan yang salah”. KataStella dengan nada
rendah dan halus.
“iya, kakak..” seru Sonia sambilterisak-isak.
Di lapangan dekat taman yang tak jauh daritempat Stella dan Sonia,
tampak para gladiator lapangan hijau tengah berjibakuuntuk mendapatkan
tempat terbaik di tim inti Chelsea U-21. Yang tengahdipersiapkan
menghadapi NextGen Series 2012—UEFA Champions League-nyaU-21—Tahap kali
ini masih berupaseleksi. Allenatore Rahmad Darmawan,Nampak serius mengawasi aku dan teman-temanku melakukan warming up.
Karena hal ini dinilai sebagai salah satu aspek yangmenentukan bahwa
pemain itu siap bermain selama 90 menit atau turun sebagaipemain
pengganti. Setelah melakukan warmingup kurang lebih 15 menit, Coachasal
Metro Lampung ini segera menginstruksikan anak asuhnya untuk membentuk
2tim. Tim J dan Tim K. aku masuk Team J bersama Banani, Hendra, Adit,
Iksan,Ivan, Amirul, Adi, Candra, Pandu dan Bangkit. Sementara untuk Tim
K, terdiridari Rahadian, Zuhdy, Bima K, Puguh, Etsa, Hadi, Ray, Drain,
Ja’far, Gaung danNawandaru.
Berikut ini adalah Line Up Team J :
GK : Amirul .M ©
CB : M. Banani
CB : Pandu Aji P.
LB : Bangkit Andika C.
RB : Adi Hakim R.
DMF : Iksan K.
CMF : Candra P.
OMF : Ivan E.
RMF : Gunung M.
LMF : Aditya H.
CF : Hendra W.
Berikut ini adalah Line Up Team K :
GK : Etsa Kurnia
CB : Hadi ‘Dies’
CB : M. Ja’far S.
LB : Nanta ‘Drain’ ©
RB : Bima Kurniawan
DMF : Puguh Dwi W.
OMF : Gaung Adzaning J.
RMF : Ray Prayoga
LMF : Rahadian M.
CF : Nawandaru R.
CF : Zuhdy A.
Sementara teamT yang dijadwalkan akan datang, mengalami delayakibat cuaca buruk yang terjadi di London saat ini. Tim T ini, berisikanpemain-pemain asli Chelsea Academy. Dan akan diadakan Sparring Partner
antara Tim J Vs Tim T, dan Tim K Vs Tim T. hal inidilakukan guna menuju
panggung kehormatan berlaga bersama Chelsea U-21 diStadion Stamford
Bridge. Menapakkan kaki disana dengan ekspresi wajah ceria,kepala
mengadah ke atas, perasaan optimis, dan semangat membara.
Ketikamerasakan atmosfer di stadion kebanggaan para Trueblue tersebut.
Kick Off pun dimulai, sementara tampak Stelladan Somia
berbincang-bncang dengan Rena, Achan, Naomi, Yupii dam Sinka. Tentusaja
aku tidak tau apa yang sedang mereka bicarakan..
~To Be Continue..
Gunung Mahendra
@GunungCornelia
0 comments:
Posting Komentar