Hari ini, 05 November 2012 tepat setahun. Hari dimana dia menyatakan cintanya padaku. Ternyata dia memendam rasa padaku. Begitu pula denganku.
Sebenarnya sih, dia cowok temenku. Temenku namanya adalah Cindy. Aku sering sekali diajak Cindy untuk menemani bertemu dengan Mas Dian. Terkadang aku jadi obat nyamuk. Kesana-kesini dan begitulah.
Aku pernah ngerjain mereka. Waktu itu aku diajak Cindy ke Taman. Tapi aku bilang kalau aku lagi ada urusan. Padahal aku mau ngerjain mereka.
Mereka pun berangkat ke Taman tanpa aku. Aku berpura-pura pulang duluan. Padahal aku bersembunyi di balik pos keamanan sekolah.
Sekitar sepuluh menitan merka bercanda. Aku sudah mengikuti mereka dari tadi. Aku sekarang bersembunyi di balik pohon.
“Ehmmm.... Ehmmmm.....” aku bersuara menirukan suara laki-laki.
Sepertinya mereka terkejut. Dan menolah kanan kiri depan belakang. Tapi mereka menghiraukannya. Atau mungkin mereka berpikir ada orang tua yang lewat dan berdehem.
Aku mengambil batu kecil dan aku lemparkan di depan mereka. Dan sepertinya mereka agak ketakutan.
Aku menahan suaraku agar tidak tertawa. Nanti malh ketauan. Walaupun sebenanya sudah dari tadi aku pengen tertawan melihat wajah mereka yang kebingungan.
“Aaa... Aszeeek...... ” godaku dengan tiba-tiba berasa di belakang mereka.
“Aaaah... ngagetin aja. ” Mereka berkata barengan. Seperti sudah direncanakan saja.
“Aszeeeeek... kompak lagi nih, jawabnya barengan mulu.
“Katanya..... “ belum selesai mereka ngomong kami bertiga tertawa. Bagaimana tidak, ketiga kalinya mereka barengan ngomongnya.
“Aszeeeekkk... aszeeeeek... “ godaku lagi.
Mereka berdua tersipu malu seperti yang ada di tipi-tipi itu loh...
“Katanya kamu balik Chi..???” lanjut Cindy yang tadi sempat berjenti
“Mmmmm... aku Cuma mau ngerjain kalian kok.. hahahaha” ejekku
“Oh, Neneng jaill..” ejek Mas Dian
“Aaaaa.. jangan panggil Neneng donk mas, Ochi.” Jawabku kesal
“Iya bawel” balas Mas Dian
Sebenarnya aku memang ada rasa sam Mas Dian. Tapi aku sadar kalau itu adalah cowok temenku sendiri masa aku embat. Tapi aku juga senang kok asal Cindy dan Mas Dian seneng.
11 Maret 2011 aku dan Mas Dian sangat sedih sekali. Bagaimana tidak, sudah lebih dari 2 tahun kita bersahabat. Aku , Cindy dan Mas Dian. Kini harus kehilangan Cindy.
Cindy harus kembali ke Amerika. Dimana dia dilahirkan. Memang Cindy berdarah Amerika dan Indonesia. Ibunya dari Amerika dan Ayahnya dari Indonesia. Cindy harus meneruskan sekolah disana.
Karena Ibunya Cindy ingin anaknya berada di Amerika jika sudah umur 15 tahun. Cindy juga sudah dijodohkan dengan orang Amerika.
Sebelum Cindy pergi, dia berpamitan pada kami. Aku kaget sekali dan sangat sedih mendengar itu. Cindy memegang tanganku dan tangan Mas Dian. Cindy ingin kalau aku mau jadi pengganti nya di hati Mas Dian.
Aku seneng sih karena itulah yang dari dulu aku inginkan. Jadian sama Mas Dian. Tapi aku juga sangat sedih karena harus kehilangan sahabatku Cindy. Mas Dian sangat sedih sekali. Aku bisa merasakannya.
Tepat tanggal 05 November Mas Dian menyatakan cintanya padaku. Sebenarnya Mas Dian sudah dari dulu suka dengan aku. Waktu pertama kali bertemu. Tapi Mas Dian lebih kenal dulu dengan Cindy.
Awalnya belum ada perasaaan sama sekali dengan Cindy. Tapi lama kelamaan mulai ada rasa yang tumbuh. Kini Cindy sudah pergi dan dia tidak akan kembali. Lagipula juga sudah dijodoin disana. `Mas Dian mulai melupakannya.
Aku kaget mendengar hal itu. Aku pun juga bilang kalau aku juga ada rasa ketika pertama kali bertemu. Tapi aku tidak mau menyakiti hati Cindy. Aku dan Mas Dian berdoa agar Cindy bahagia di Amerika sana.
Kami menjalani kehidupan baru tanpa Cindy dengan kesedihan. Namun lama-lama kami mulai merasa bahagia. Aku seperti merasa bersalah karena merebut cowok orang. Tapi dia sendiri yang memberikannya padaku. Kami berjanji tidak akan melupakan Cindy sampai kapanpun.
Hari demi hari kita lewati bersama, bercandaria, suka maupun duka. Sampai suatu hari. Aku mendengar Mas Dian telepon dengan seseorang. Aku berusaha untuk tidak mendekat agar dia tidak tau kalau aku memperhatikannya.
Aku mendengar dalam percakapan seperti ada kata “Beb”. Bukankah itu panggilan untuk seorang kekasih, cinta, sayang atau apalah.
“Apa dia selingkuh? Apa yang semua dikatakan waktu itu hanya omong kosong?” pikirku
Aku mendengar sebuah kalimat yang samar-samar seperti
“Yaudah Beb, nanti malam jam tujuh aku temenin kamu ke Perpustakaan Umun.” Suara Mas Dian
Aku mencoba menyelidiki. Setelah selesai telepon, aku datang ke Mas Dian. Aku ngajak dia keluar nanti malam jam tujuh.Tapi dia menolak. Katanya ada urusan keluarga. Dia minta maaf padaku. Aku semakin curiga padanya.
Jam tujuh malam aku dengan sembunyi-sembunyi pergi ke tempat yang dia dengar saat telepon tadi. Aku mencoba menaci Mas Dian.
“Apa dia ada disini atau benar memang ada urusan keluarga.” Pikirku dalam hati
Setelah aku cari ternyata tidak ada. Aku keluar dai tempat itu. Tiba-tiba aku melihat seorang cewek yang sepertinya aku pernah melihatnya. Benar, dia anak baru di kelas 8A. Tunggu, siapa cowok yang bersamanya. Mas Dian. Benar kecurigaanku. Dia selingkuh, dasar cewek gatel. Anak baru udah ngrebut cowok orang
Aku mencoba untuk tidak nyamperin mereka. Lebih baik besok aja di sekolah sekarang aku foto aja dulu. Aku pulang dengan persaaan sedih, kecewa , kesal setelah melihat kejadian tadi.
Esoknya aku temui anak baru itu. Aku dorong anak itu.
“Eh, lu anak baru “ bentakku kesal
“Ada apa ini ? Kamu siapa? “ tanyanya bingung mungkin
“Jangan pura-pura nggak tau lu” jawabku dengan nada kesal
“Emang aku salah apa??” tanyanya lagi
“Apa maksudmu rebut cowok orang, anak baru juga..” kataku singkat
“Emang siapa cowok kamu??” tanyanya heran
“Mas Dia” jawabku singkat
“Oh, sebenarnya Mas Dian itu...
Belum selesai dia bicara aku potong perkataannya.
“Hallah, jangan banyak alasan lu !!!” seruku
Mas Dian tau-tau datang dan melerai kami.
“Ada apa ini??? “ tanya Mas Dian penasaran
“Ini dia, lihat apa ini??” aku menunjukkan foto yang kemarin
“Hahahahaha...” Mas Dian malah tertawa
“Sudah ketahuan selinghkuh ketawa lagi.” Kataku kesal
“Oh sayangku, cintaku, kekasihku, pujaaan hatiku, kemarin aku ke Perpustakaan Umum buat cari buku. Karena dia baru pindah. Dia itu sepupu aku dari Jakarta. Kami kesana setelah acara keluarga dan bla bla bla bla....” Kata Mas Dian menjelaskan panjang lebar
“Tapi kemari aku denger Mas Dian panggil dia Beb ..????” tanyaku kesal
“ Namanya Beby Chaesara Anadila. Aku biasanya manggil Beby. Kalu singkat ya Beb aja.”terangnya
“Oh, ternyata begitu ya?? Maafin aku ya Beby?? Aku tidak tau...” kataku memelas campur malu
“Iya, gapapa kok. Jadi kamu ya yang namanya Ochi yang membuat hari-hari Mas Dian berwarna.” Katanya
“Aszeeeekkk....” jawabku senang
Itu ceritaku apa ceritamu ???
Iksan Kurniawan
@nustqiew
0 comments:
Posting Komentar