"kak
Shania kok ngomongnya gitu? Kan bantuin orang lain gak ada salahnya
kak!" ujar Nabilah (dia bisa menyatu sama Ve dan merasa jadi part nya
Ve, meskipun dia tahu kisah bully an nya Ve pada Shania dulu)
"gitu gimana? Apa yang aku ucapkan barusan gak ada yang salah kok!
Nolongin orang juga emang gak salah, bener banget malah.. tapi,," Shania
berhenti sejenak "ya liat-liat dulu lah orang yang mau di tolongnya!"
Beby hanya menyimak ucapan Shania; Nabilah mengerutkan keningnya; Ve
merasa sangat amat bersalah "kalo orang nya kaya kak Ve sih, dia mana
pantas buat dapetin pertolongan! Dia aja dulu... boro-boro mau nolongin
yang ada malah jahatin! dan bukan cuma aku atau Beby, kayaknya udah
banyak murid di sekolah ini yang merasakan sakit hati sama tingkahnya!!"
Ve menggigit bibir bawahnya saat mendengar ucapan Shania.
"hemp!
Aku setuju sama Shania, kak Ve itu.. gak pantes dapetin pertolongan
kayak apapun!! Kamu udah lupa apa Nabilah, waktu dulu gimana kak Ve
bikin Shania malu di depan hampir semua murid?!" Beby bicara
mengingatkan pada kejadian beberapa minggu lalu saat Ve dengan congkak
nya menjatuhkan Shania di depan teman-temannya di lapangan basket
*Flash Back*
"Shania Junianatha! Hah (senyum sinis kek di sinetron-sinetron),
Hheeem.. gue heran? kenapa kepala sekolah masih ngijinin lu buat sekolah
disini!"
puluhan murid sudah berbaur (SMP, SMA) melihat Ve dan 3teman lainnya sedang menghakimi Shania (BULLY) di lapangan basket
"Apa kata orang-orang diluaran sana tentang sekolah kita... PUTRI
JAKARTA international school masih memberikan tempat untuk seorang anak
KO..RUP..TOR! sekolah disini!! ck, bisa anjlok nama sekolah kita!! ia
kan?" 3teman Ve mengangguk dan murid lainnya, tidak meng ia kan juga
tidak menolak perkataan Ve mereka hanya menonton. mata Shania terlihat
merah menahan tangis saat itu, dia tidak berkutik dengan yang di ucapkan
Ve.
Ayahnya Shania masuk dalam berita-berita baik di media
elektronik maupun media cetak, dia dikabarkan (baru di kabarkan ya!)
menjadi salah satu dari 4 terduga (bukan tersangka) korupsi dalam kasus
pembangunan wisma atlit.
"teman-teman, lihatlah.. hari ini ayahnya
yang jadi koruptor ngambil uang yang bukan haknya, tapi besok-besok
dimasa yang akan datang... bisa jadi Shania nya langsung yang menjadi
koruptor saat dia sudah kerja!!" senyum sinis menghiasi wajahnya Ve,
kali ini murid-murid yang menonton saling berbisik sambil mengangguk
seolah menyetujui apa yang di katakan Ve; Shania melihat Ve dengan dari
matanya begitu terpancar rasa benci
"eh, kak! Kalau ngomong tuh di
saring dulu!! Ayahnya Shania itu bukan koruptor!!!" Beby yang sahabatnya
Shania mencoba memberikan pembelaan
"heh! Anak kecil~ tahu dari
mana kamu, kalau Ayahnya si Shania itu bukan KO..RUPTOR! hah?" 3teman Ve
mengangguk-angguk (tu temen2 Ve gak bisa ngomong apa ya? ngangguk mulu
perasaan_-) "kamu gak punya tv dirumah? Atau kamu gak pernah baca apa di
media online? Jejaring sosial? Atau... koran lah koran, jangan yang
berbau internet! Secara~ di rumah kamu pasti gak ada jaringan kan buat
pasang internet! Hahaha" lanjut Ve dengan pongkahnya "di setiap media
yang baru-baru ini~ seeeemuanya membahas tentang kasus korupsi wisma
atlit dan Natha Prasetyo itu jadi salah satu di antara 4 orang yang
sedang menjalani pemeriksaan!! Kamu kan sahabatnya, kamu pasti tahu dong
siapa Natha Prasetyo (ayahnya Shania)"
Beby memasang tampang benci melihat Ve
"dan kamu~ apa kamu gak bisa baca atau denger tuh berita yang di tulis
ataupun di ucapkan, antara menjalani PEMERIKSAAN dan sudah jadi
TERSANGKA kayak yang tadi kamu koar-koar itu BEDA, ya!!" Beby kesal
dengan tingkah Ve sampai dia tidak menggunakan 'Kakak' saat bicara
dengan Ve yang adalah seniornya; Dan Shania... dia hanya menunduk sambil
menangis.
"itu emang beda, Beby Chaesara" Ve melihat bet nama
Beby "tapi... sekali lagi aku tanya sama kamu, apa kamu gak pernah
nonton?!! kalau kasus korupsi itu... yang menjalani pemeriksaan
ujung-ujungnya sudah pasti akan menjadi tersangka! which is, ayah dari
orang yang ada di sebelah kamu itu sudah pasti adalah ter...sang..ka!!
Hahaha" Beby mengepalkan tangannya mendengar ucapan kasar Ve untuk
Shania, belum Beby bicara menanggapi kata-kata Ve. Shania keburu lari
untuk pergi dari lapangan basket karena dia tidak tahan dengan apa yang
di ucapkan Ve.
"EeHHh! denger ya!!Suatu saat nanti, semuanya akan
terbukti!!! Ayahnya Shania bukan Koruptor, dan kamu... pasti akan dapat
balasan setimpal atas apa yang sudah sering kamu lakuin sama murid-murid
di sekolah ini, dan juga Shania!!!" ucap Beby dengan di akhir kalimat
seperti mendoakan Ve. Lalu Beby pun pergi dari lapangan untuk mengejar
Shania, Ve dan 3teman nya tertawa puas, murid-murid lain pun bubar.
Setelah kejadian hari itu, Shania selalu di pandang rendah oleh
murid-murid yang ada di gedung SMP dan saat bertemu dengan murid SMA dia
pasti mendengar kata-kata yang tidak enak masuk ke gendang telinganya
tentang ayahnya. Meskipun begitu, anggota Osis baik di SMP maupun SMA
tidak ada yang menghakimi Shania mereka tetap mengikut sertakan Shania
dan respect dengan gadis tinggi yang memiliki lesung di dekat bibirnya
saat dia tersenyum. Ayahnya masih menjalani serangkaian pemeriksaan
terkait kasus itu (Masih Saksi katanya).
satu minggu Shania
merasakan asing nya berada di sekolah sampai akhirnya KPK menetapkan
kalau Natha Prasetyo bukanlah tersangka untuk kasus suap wisma atlit
(lama bener kerjanya tu KPK_-).
*Selesai ah Flasbacknya*
Nabilah ingat dengan kejadian itu, karena dia pun melihat dan mendengar
bagaimana waktu itu Ve bicara dengan seenaknya. Ve hampir tidak bisa
memaafkan dirinya sendiri atas apa yang pernah dia perbuat pada adik
kelasnya itu wajahnya terlihat sangat penuh dengan penyesalan.
"Nabilah tahu kak, Nabilah tahu banget soal itu~ tapi.. kak Ve kan pasti
punya alasan kenapa dia dulu bersikap menyebalkan dan menjatuhkan orang
lain dengan seenaknya!!" Nabilah masih ingat dengan cerita Ve saat main
ke rumahnya Ve.
"Alasan? alasan apa sih Bil? Yang pasti si kak Ve
itu, ngelakuin semua kesewenangannya sama murid-murid disini! Itu untuk
kesenangannya, karena dia anak dari pemilik yayasan, jadi dia dengan
bangganya membuat murid lain terlihat sangat rendah di depan dia" jelas
Beby
"apa... itu artinya kalau Nabilah mau meninta maaf sama kak
Shania dan juga kak Beby atas nama kak Ve kalian gak akan maafin?"
Nabilah bertanya
"denger ya Bil, aku gak akan pernah lupain hari
itu.. saat kak Ve dengan enaknya bilang aku itu anak koruptor dan ayah
ku seorang koruptor dan~ ah udahlah, intinya aku.. gak akan mau maafin
DIA!!" kata Shania dengan tegasnya, Beby mengangguk "biarin aja si kak
Ve itu ngerasain balasan dari apa yang sudah dia perbuat!!" ujar Beby.
Nabila diam sejenak setelah mendengar ucapan Shania dan Beby, lalu "em~
Nabilah tahu pasti berat waktu itu ada di posisi kak Shania ataupun kak
Beby saat kak Ve bertingkah seenaknya pada kalian, tapi Nabilah cuma
mau bilang satu hal..." Nabilah diam sejenak melihat sekilas ke arah Ve
"semua orang bisa berbuat kesalahan, entah itu kecil ataupun besar!
Namun tidak semua orang yang dengan beraninya mau mengakui kesalahannya,
menyesalinya dan meminta maaf untuk apa yang sudah di perbuat, bahkan
saat dia sudah tidak berdaya dia akan terus berjuang untuk mendapatkan
maaf itu! Karena dia tahu itu salah!!" Nabilah bicara begitu terdengar
dewasa, Shania dan Beby melihat Nabilah dengan pikirannya mencerna
ucapan Nabilah.
*bell masuk bunyi*
"oh ya kak, orang besar itu
selalu mampu memaafkan kesalahan orang lain yang sudah di perbuat
padanya. Mereka tidak pernah menyimpan dendam, karena untuk mereka
dendam hanya membuat hati dan pikirannya tidak bisa bebas!! Dan akhirnya
mereka tidak pernah maju!!!" Nabilah berhenti dengan ucapannya dan
tersenyum manis "itu yang Nabilah baca di sebuah buku kak!" lalu Nabilah
pamit pada keduanya untuk masuk kelas, tanpa menghiraukan reaksi Shania
dan Beby karena dia sudah mendengar bell masuk. sementara itu, ke2
senior yang tadi begitu sinis hanya diam terpaku setelah mendengar
ucapan-ucapan Nabilah yang notaben nya adalah adik kelas mereka, tapi
begitu terdengar dewasa saat bicara barusan.
Ve melamun di sebelah
Nabilah, dia tidak bicara ataupun merubah ekspresi sedihnya karena
masih menyesali setiap tingkah lakunya yang sampai membuat semua orang
sebegitu membencinya.
"udah~ mukanya jangan ditekuk gitu! Udah
jelek karena pucat, di tambah nekuk... semakin jelek jadinya!!" kata
Nabilah sambil berjalan, Ve melihat Nabilah lalu bicara
"kalau
kesempatan itu bisa kakak dapetin (bangun dari komanya)" Ve berhenti
"kak Ve bakal datengin setiap murid di sekolah ini Bil!" Nabilah hanya
bisa menyimak "kakak bakal minta maaf langsung sama mereka dan kalau
perlu... kakak akan sujud depan mereka semua, gimanapun dan apapun
caranya agar mereka mau maafin kak Ve! Kakak akan lakuin itu!!" Nabilah
tersenyum (edisi ini terdengar sedikit serius).
"dan kesempatan
itu pasti akan kakak dapetin, karena kesempatan bukan datang tapi
diciptakan kak!!" giliran Ve yang tersenyum "Nabilah akan bantuin kak Ve
untuk menciptakan kesempatan itu..." mereka berdua saling melihat
dengan senyum menghiasi wajahnya (padahal tadi Shania sama Beby tidak
mau maafin Ve, tapi mereka bisa akrab dan seperti tanpa beban saat tidak
menerima kata memaafkan)
~Pulang Sekolah~
Saat Nabilah
akan keluar dari gerbang (Ayana dan Gaby belum pulang, mereka ikut
ekskul dulu) dia melihat Ghaida dan Nisa dan... ada satu murid lagi yang
berjalan di sebelah Nisa.
"itu kak Ghaida sama kak Nisa.." tunjuk Nabilah, Ve melihat lalu mengangguk sambil bicara "ada kak Diasta juga!" kata Ve
"kita bisa minta maaf dan ngembaliin cosplay nya sama mereka bertiga
langsung kak?! Kalau tadi pagi kan cuma berdua!!" Ve mengangguk dan
bilang 'emm!' Nabilah ditemani Ve menghampiri mereka.
"kak Ghaida~ kak Nisa~ kak Diasta~ selamat siang kak!" Nabilah membungkuk di depan mereka bertiga
"kamu laagi..." ucap Nisa menyambut sapaan Nabilah, tapi kali ini
dengan kepala dingin Nabilah menanggapi tone menyebalkannya Nisa dengan
senyum
"ada apa... Nabilah!" lalu Ghaida bicara sambil menyebutkan nama Nabilah (biasa dari bet nama yang di sebelah kanan)
"dia siapa Ghaida?" tanya Diasta yang bingung karena disapa anak SMP
"yang tadi saat di ruangan aku sama Nichan ceritain" Ghaida menjelaskan,
"yang bicara sendiri setelah adu mulut sama Nichan?" Diasta mencoba menegaskan, Ghaida dan Nisa mengangguk.
"Nabilah minta maaf untuk yang tadi pagi kak!" senyum Nabilah saat mendengar Diasta begitu gamblang mengucapkan kalimatnya
"dia lebih manis ya, daripada tadi pagi kak!" bisik Nisa pada Ghaida,
melihat sikap Nabilah yang tidak nyolot atau sewot. Ve tersenyum
mendengar bisikan Nisa pada Ghaida
"sebenarnya, Nabilah tadi pagi
menghalangi jalannya kak Ghaida sama kak Nisa itu karena mau..." Nabilah
menyodorkan tangan kanannya dengan sebuah big paper bag ada di
genggamannya "ngasihin ini kak!" Ghaida dan Nisa saling bertukar
pandang, Diasta ikut bingung "ini... barang milik kak Ghaida, kak Nisa
sama kak Diasta juga!!" ke 3 nya mengangkat ke 2alis mata mereka kaget
mendengar 'barang milik', Nisa mengambil paper bag nya dan membuka. Saat
melihat isinya mulut Nisa menganga
"isinya apaan Nichan?" tanya Ghaida penasaran apalagi melihat ekspresi Nisa, Diasta tak kalah penasaran.
"Co...s...pl..ay.. Kak!" Nisa terbata karena tak percaya kalau costume
play nya yang hilang 2minggu lalu ada di depan matanya. Ghaida segera
mengambil paper bag dari Nisa dan mengeluarkan isinya "kamu dapat dari
mana barang ini?" tanya Ghaida pada Nabilah; barang-barang sudah di
tangan pemiliknya.
"mm- itu... itu Nabilah dapat dari... dari kak Ve, kak!"
Nisa, Ghaida dan Diasta terbelalak
"tuh kan kak Ghaida, kak Diasta.. apa Nichan bilang waktu itu! Emang
bener kan yang ngambil costume kita itu kak Ve!!" kata Nisa mengingat
kejadian 2minggu lalu.
"Nabilah dapat costume itu di rumah kak Ve,
costume nya masih sama kok! Gak ada yang rusak atau cacat atau
luntur!!" Nabilah menjelaskan
"kamu kenal sama Ve? Kamu siapanya dia?" Ghaida bertanya
"Nabilah~ Nabilah adik sepupunya kak Ve, kak!" kembali Nabilah
menggunakan alasan adik sepupu "dan Nabilah ngembaliin cotume itu sama
kakak-kakak, sekalian mau bilang..." Nabilah berhenti dan melihat mereka
satu-persatu "maaf, Nabilah atas nama kak Ve mau minta maaf sama kak
Ghaida, kak Diasta dan juga kak Nisa!!"
"buat apa kamu minta maaf atas nama kakak sepupu kamu?" tanya Diasta
"Nabilah cuma, gak mau melihat kak Ve gak berdaya kayak sekarang! Dia gak bisa meninggal tapi gak bisa hidup juga!!"
"maksudnya?" Nisa heran, Ghaida dan Diasta menyimak karena pertanyaannya sudah di tanyakan Nisa
"yaa, kan kakak semua tahu kalau kak Ve itu lagi koma.. dan Nabilah
pikir dengan semua tingkah laku tidak menyenangkannya kak Ve pada kakak
semua dan kakak lainnya di sekolah kita, kak Ve jadi gak bisa meninggal
gak bisa hidup juga! Dia ada diantara dua dunia tanpa bisa melakukan
apapun!! Nabilah berharap dengan Nabilah meminta maaf atas nama kak Ve
dan kalian mau maafin kak Ve, kak Ve di kasih kemudahan oleh Tuhan untuk
hidupnya. Apa dia akan selesai atau masih ada season selanjutnya di
perjalanan hidupnya yang masih singkat ini!!!" Nabilah memainkan
bibirnya "gak kayak sekarang kak, kak Ve gak hidup tapi gak meninggal
juga!!" Nabilah mendesah mengakhiri kalimatnya.
Nisa, Ghaida, dan
Diasta berpikir sejenak akan tingkahnya Ve di masa lalu (belum lama lah
LALU nya). kemudian... Diasta yang lebih dewasa dari Ghaida dan Nisa pun
bicara
"apa yang kamu katakan memang benar, kasian Ve.. dia gak
bisa hidup tapi gak bisa meninggal juga! Hmm~ sebenarnya... kak Nyash
(panggilan Diasta) gak pernah dendam sama kak Ve, ya emang sih sempat
ada kesal juga tapi kakak gak pernah sampe nyimpen itu dalam hati!" ~
"jadi, kak Nyash (karena dengar Diasta nyebut namanya sendiri 'Nyash',
jadi Nabilah sok akrab dengan nyebut namanya Diasta jadi Nyash) mau
maafin kak Ve?" Diasta mengangguk dengan senyumnya pada Nabilah, Ve ikut
tersenyum melihat scene itu.
Ghaida dan Nisa pun angkat bicara,
setelah mengemukakan kekesalannya di hari yang lalu pada Ve, mereka
akhirnya memaafkan si queen witch. Nabilah, terlebih Ve tersenyum
gembira mendengar ucapan 'memaafkan' dari ketiga cosplayer PUTRI JAKARTA
itu. Seperti sebelumnya Nabilah kembali membungkuk mengucapkan terima
kasih karena mereka mau memaafkan Ve.
Di lain jarak yang tidak
begitu jauh dari ke 4 murid itu berdiri, Shania dan Beby melihat adegan
itu dan sayup-sayup mendengar percakapan mereka. Setelah Ghaida, Diasta
dan Nisa pergi meninggalkan Nabilah, Shania dan Beby menghampiri
Nabilah.
"Nabilah~" Beby memanggil Nabilah
"kak Beby, kak Shania~" gumam Nabilah, lalu dia menatap Ve dan Ve balas tatapan itu. Shania dan Beby sudah dekat
"kita mau ngomong sama kamu!" Nabilah mulai menerka apa yang akan di
bicarakan kedua orang yang saat istirahat tadi sempat bicara dengannya.
Bersambung lagi.. ^_^
Aku tunggu kicauannya ya.. Arigatou :)
Maaf Kalau membosankan!! ^_^a
0 comments:
Posting Komentar