Selasa, 30 April 2013

-Journey- BabII -Beginning- #Chapter9


"morning ikey!" sambut rena yang sudah duduk diatas meja makan, dengan ditemani orang tua dhike.
"morning too.." balas dhike.
"sepupu kamu saja sudah bangun dari tadi, kamu.. yang lebih besar malah baru bangun jam segini!" ucap papa, mama tersenyum. dan rena cukup bingung.
"aduh pah! ini liburan, ga usah terlalu pagi bangunnya!! Berbagi rezeki sama ayam dikit pah!" kata dhike
"kamu itu! Masih saja bercanda!" dhike tersenyum kearah papa nya, kemudian dia mengambil air putih dan meneguknya sebelum memasukan nasi ke perutnya.
"e, pah, jangan bicara pake bahasa indonesia! rena belum paham banget, ia kan ren?" tampang rena begitu bingung mendengar ucapan dhike
"your cousin said, 'dad, don't speak in indonesian language! cause you're not too understand of that language!'" ujar papa menjelaskan pada rena, rena tersenyum sambil mengangguk. wajahnya begitu terlihat manis saat rena tersenyum dengan sisa kebingungan sebelumnya.
Keluarga dhike dan juga rena, mereka menikmati sarapannya sambil berbincang santai sebelum mama dan papa berangkat kerja.


Nabilah turun dari kamarnya, dengan piyama yang masih melekat di badannya.
Nabilah masih menikmati hari liburnya. namun, beberapa hari kedepan nabilah siap dengan tantangan barunya sebagai anak SMA.
"papa sama mama lagi keluar kota, katanya sih mungkin akan ada seminggu mereka disana!" suara melody yang berjalan dari arah dapur membuat nabilah melihat kearahnya, melody melihat adiknya itu celingukan saat duduk di meja makan.
"oh, kapan berangkat nya ka?" .. "tadi pagi, jam 7an lah!" .. "mmm.." ..  "mama sempet ke kamar kamu tadi, tapi kamunya masih tidur. mama bilang sih 'ga mau bangunin kamu, soalnya kamu tidurnya keliatan nyenyak, ngumpet dalam selimut sambil meluk guling!'" melody menyimpan sepiring nasi goreng di depan nabilah, sementara nabilah dia tersenyum senang mendengar ucapan melody tentang mama nya.
"udah makan dulu sarapannya! eh makan siangnya deh.." ledek melody, karena memang nabilah bangun saat jam sudah menunjukan pukul 10 lebih.

"ka melody udah rapi banget, kaka mau ke kampus ya?" tanya nabilah disela-sela menikmati nasi gorengnya, melody menggelengkan kepalnya menjawab nabilah, nabilah mengerungkan dahinya, melody tersenyum lalu menjawab "kaka mau nemenin ka mova pergi buat nganterin beby ke rumah sakit untuk check rutin!" .. "ha!.." .. "ia, beby.. yang waktu itu kamu nemenin kaka ke rumah sakit ngeliat korban nya ka mova!" melody menjelaskan karena melihat ekspresi nabilah yang sepertinya lupa. "owh.. beby itu" kata nabilah, kemudian dia ingat sesuatu soal beby dan rumah sakit.
"ah! nabilah ikut boleh ga ka?" kata nabilah dengan tiba-tiba dan nada bicaranya begitu antusias,
"ya sudah kalau mau ikut, beresin makannya terus mandi sa,-" kata-kata melody terhenti, nabilah sudah beranjak dari tempat duduknya dengan setengah berlari menuju kamar mandi. "semangat banget tu anak!" ujar melody sambil menggeleng-geleng.
Nabilah ingin ikut karena dia ingin kembali memastikan apa yang dilihatnya dulu di rumah sakit, yang jatuh dari tas nya beby itu dompet mama nya atau bukan.


*tok, tok.* "hei, jordy.. sini masuk de" ve menyambut adik tirinya itu dengan hangat. Jordy melangkah masuk kekamar ve. "ada apa?"
"ka ve, main game yu?" ajak jordy, tangannya sudah memegang tangan ve. melihat wajahnya yang meminta dengan mimik memelas membuat ve mencubit gemas pipi adiknya dengan tangan kanannya yang bebas dari peganangan jordy "kamu mau main game apa? hemm" ucap ve dengan senyumnya
"main nintendo wii ka, ayoo kita perang-perangan!" jawab jordy begitu rame, ve memainkan kedua bola matanya, melihat ke arah jordy kemudian ke atas langit-langit kamar dengan telunjuk tangan kanan dia mainkan di dagu. "emmm, gimana kalau mainnya di tempat teman kaka!" ve mendapat ide setelah berpikir sejenak, jordy mengerungkan keningnya
"udah, pokonya adiknya temen kaka itu jago deh mainnya, dia pasti ga akan kalah cepat sama kamu! ga kayak ka ve!" jelas ve dengan senyum dan matanya dibulatkan. "adiknya temen kaka cowo ya?" tanya jordy, ve menggeleng cepat "dia cewe, sekarang mau masuk SMA, tapi dia jago loh kalo soal main game! namanya cindy" terang ve, "benarkah? Jordy jadi penasaran ka, emang ka cindy beneran jago main game?!"
"jadi.. mau nih, ketemu adiknya temen ka ve?" jordy mengangguk cepat,

ve dan jordy pun bersiap untuk pergi ke rumah kinal. Jordy sudah memasukan nintendo wii nya, ve menelpon papa dan mamanya yang sedang ada di kantor untuk minta ijin mengajak jordy main. Mereka pun berangkat... dari balik tirai di kamarnya yang baru, jeje melihat mobil sedan hitam ve keluar dari gerbang. mereka sudah satu rumah, tapi seperti yang diprediksi sebelumnya, jeje memang tidak akan mungkin bisa dekat dengan ve. jeje membuka kunci hp nya dan mengetikan pesan singkat *ikey, gue mau main ya kerumah lu. boleh ga?* kemudian jeje menekan tombol send, selang 3menit kemudian dhike membalas pesan jeje *ya udah, kesini aja! aku ada dirumah ko! :D * jeje menutup pesan masuk, dia ambil jaketnya dan turun dari kamarnya untuk pergi ke rumah dhike.


"siang ka mova.." nabilah tersenyum lebar pada mova,
"ni anak pengen ikut, katanya sih dari pada bt di rumah ga ada kerjaan mending ikut nemenin kita ke rumah beby!"
melody menjelaskan pada mova sambil melirik nabilah, mova tersenyum
"bagus dong, jadi kan rame.. ga cuma kita berdua!" Kata mova melihat nabilah yang duduk dibelakang, pernyataan mova membuat nabilah tersenyum senang.. Mereka pun meluncur dengan ditemani musik dari audio mobil nya mova...

Sesampainya di rumah beby. Mova yang ditemani melody dan nabilah, menekan bel rumah yang terlihat asri dengan berbagai macam tanaman menghiasi rumah yang tanpa pagar itu.
"eeeh, nak mova, nak melody" sambut ibunya beby yang membukakan pintu, melody dan mova tersenyum dengan menganggukan kepalanya.
"mari masuk nak, beby sedang siap-siap!" kata ibu mempersilahkan melody dan mova masuk.
Ibu tahu akan kedatangan mereka untuk mengantar beby check rutin ke RS. Mova melakukan hal ini adalah sebagai bentuk rasa tanggung jawabnya karena sudah menjadi penyebab sakitnya beby. Meskipun orang tua beby bahkan beby sendiri menolak hal itu, namun mova tetap kekeh ingin melakukannya, karena jika tidak maka mova akan merasa sangat bersalah.
"ohh, .. ini nabilah tante, adik aku!" ucap melody memperkenalkan adiknya, sebelum mereka masuk ke rumah, melody melihat ibunya beby menatap nabilah dengan wajah penuh tanya "ooohh, adiknya nak melody, cantik ya!" kata ibu tersenyum ke arah nabilah, nabilah tersenyum balik sambil setengah membungkuk ke arah ibu.
"tante merasa ga enak sama kalian, beby sudah merepotkan kalian seperti ini!" ujar ibu saat jalan masuk ke rumah
"tante, tante jangan bicara seperti itu.. kita ga repot ko! malah kalau tante, om, atau beby tidak mengijinkan mova melakukan ini.. mova jadi ngerasa ga enak!" kata mova, ibunya beby tersenyum.. "duduk dulu, ibu buatkan minum.. Kalian mu minum apa?" .. "eh! Jangan tante, ga usah repot-repot! kita jadi ga enak sama tante!" melody segera menjawab tawaran ibunya beby, "masa ada tamu tante ga layanin, ya sudah tante tinggal dulu ya.."

Setelah menyuguhkan minuman untuk mova, melody dan nabilah. ibu pergi ke kamar beby untuk memanggilnya.
tak lama beby pun terlihat berjalan dengan satu tongkat yang membantunya berjalan.
"beby!" ibu memanggil dari belakang, beby menengok
"ini.. Dompetnya ketinggalan sayang!" kata ibu sambil mengacungkan dompet berwarna hitam.
Mova, melody, dan nabilah yang mendengar suara ibunya beby, melihat ke arah ibu dan anak itu.
Mova berdiri dari tempatnya lalu berjalan menghampiri beby untuk membantunya, melody dan nabilah ikut berdiri namun tetap diam di tempat.
beda dengan melody yang melihat dengan tatapan biasa saja, nabilah melihat ke arah ibunya beby dengan matanya terbelalak tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Dompet itu mengunci pandangan nabilah, dia menatapnya begitu lekat "itu... emang punya mama!" bisik nabilah dalam hati begitu pasti.
"tapi, kenapa ada sama dia? apa mungkin beby yang menjambret mama waktu itu.. ahhh nabilah! apa sih yang kamu pikirin! mana mungkin beby ngelakuin itu!!" perang batin nabilah membuat dia terlihat begitu menghayati lamunannya.

"jangan mah.. itu, emang sengaja beby tinggal di kamar!" ucap beby
"loh, terus kamu ga bawa dompet?" tanya ibu sudah ada didekat beby, dan begitupun mova.
"beby bawa mah, dompet itu... simpan aja lagi mah di meja kamar beby, soalnya itu bukan dompet punya beby mah!"
ucapan terakhir beby membuat nabilah dengan refleks mengeluarkan suara yang mendahului suara ibunya beby saat akan menanyakan dompet milik siapa itu pada beby "tante.. Nabilah boleh liat dompetnya?" dengan kedua bola matanya tak lepas dari dompet "de! kamu apaan sih, ga sopan tau!" melody menegur adiknya yang terlihat begitu ingin tahu dompet yang di pegang ibunya beby.
Beby melihat nabilah dengan mengerutkan dahinya, beby masih ingat dengan nabilah yang waktu itu ada di rumah sakit
dengan melody dan sonya untuk melihatnya.
"maaf tante... adik saya sudah lancang!" ujar melody sambil membungkuk, kemudian melihat ke arah nabilah.
"boleh ga tante? nabilah melihat dompetnya?!" "Nabilah!!" melody setengah menahan suaranya untuk menegur nabilah dengan bentakan,
"tapi, ka nabilah cuma mau masti,-" "cukup! nabilah, kamu mau bikin kakak sama ka mova malu apa?!" potong melody atas ke keras kepalaan yang ditunjukan nabilah "kalau kamu masih mau ngeliat dompet itu dan ga bisa diem! sebaiknya kamu pulang.. naik taksi sana, ga usah ikut kaka sama ka mova!!" melody terlihat benar-benar kesal, "sekarang kamu minta maaf, sama mama nya beby dan juga beby!" melody menyuruh nabilah dengan nada serius...


Sendy sedang membaca buku 'KONSEP DASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK' ditaman kampus, ditemani cemilan dan musik yang mengalun dari mp4 player nya. Ketika matanya sibuk menjamah setiap kata dalam buku, dan tangan kanannya akan mengambil cemilan untuk kembali dia setorkan kedalam mulut, dahinya mengkerut, tangannya meraba-raba di sekitar bangku tempatnya kini duduk, mencari cemilan yang tiba-tiba tidak bisa dia jangkau. saat sedang meraba, sendy mengangkat kedua alis matanya kaget, karena tangannya merasakan sesuatu yang kasar, refleks setelah itu kedua bola mata sendy mengarah pada tangannya dan.. dia tersentak kaget, dengan cepat sendy menarik tangannya dan menatap heran objek yang tadi sempat dia sentuh.
"hah! Kamu.... "  ucap sendy, melihat seseorang yang sedang menyeringai padanya dengan tangannya memegang cemilan dan mulutnya mengunyah.

..bersambung..

1 comments: