-Journey- BabII -Beginning- #Chapter14
Melody merebahkan tubuhnya, melihat langit-langit kamarnya dia memejamkan matanya mengingat setiap tulisan di ke empat mawar yang sudah dia terima.
1 Maaf karena aku membuatmu penasaran
2 Kamu tidak pernah berubah, tetap melody yang aku kenal.
3 Aku hadir bukan untuk membuatmu sakit lagi
4 Aku kembali, seperti yang aku katakan 4th yang lalu.
Saat mengingat tulisan di mawar ke4 Melody menggumamkan akhir kalimat di mawar itu 'Aku akan kembali di bulan ke8' dan matanya yang tadi dia pejamkan, perlahan terbuka dengan bibirnya masih menggumam 'bulan yang sama saat aku harus pergi meninggalkan kamu dan kebersamaan kita' Melody melebarkan kedua matanya, ingatannya kini benar-benar tertuju pada rony. Sosok sahabat dekatnya saat SMP dulu. Melody membangunkan tubuhnya dari rebahan dengan mengambil semua mawar, Melody tersenyum sambil berbicara kecil pada dirinya sendiri "apa mungkin ini kamu?" ... "apa benar ini kamu?" wajahnya terlihat bahagia, tapi sudut matanya berair.
*tok, tok, tok!*
Suara ketukan pintu kamarnya membuat Melody melihat kearah pintu dengan mengeluarkan suara untuk mempersilahkan masuk orang yang ada di depan pintu kamarnya.
Nabilah masuk ke kamar Melody, dia memperhatikan kakaknya itu dengan tatapan heran.
"kakak... gak apa-apa?" tanya Nabilah semakin mendekat kearah Melody, namun gerakan dari Melody yang tiba-tiba seketika membuat Nabilah kaget.
"Deeek, dia balik lagi! aaaaa kakak senang banget!!"
teriak Melody sambil memeluk Nabilah yang terlihat tidak paham dengan apa yang dibicarakan kakaknya
"di-diaa, *ohok, ohok* k-kak.."
suara Nabilah tersendat-sendat karena dia kesulitan bernafas "Tuhan terima kasih... Hahaha" Melody masih memeluk erat Nabilah dengan kesenangannya, sementara Nabilah yang semakin merasa sesak memukul-mukul punggung kakaknya sebagai isyarat agar Melody melepaskannya dari eratnya pelukan.
"Ha! Ma-maaf.. Hhee Maafin kakak ya dek!"
ucap Melody melihat Nabilah yang terbatuk dengan memegangi dadanya "aduhh, maaf, maaf... maafin kak Melody ya dek!" lanjut Melody meminta maaf sambil memegang bahu Nabilah, Nabilah melambaikan tangannya di depan Melody dengan posisi badannya sedikit menunduk untuk mengambil nafas dengan suara batuknya "*uhuk, uhuk* heeeha *huk, huk* gak apa-apa kak! lagian kakak kenapa sih?! Kayak orang....." Nabilah tidak melanjutkan kata-katanya, Melody masih melihat Nabilah dengan senyum senang, hawatir bercampur jadi satu menghiasi wajahnya. "kak Melody abis dapet undian dari Detergent ya?!" tanya Nabilah, suaranya sudah terdengar normal.
"hahaha, undian detergent?! Kamu itu.. ada-ada aja! Ya gak lah!" jawab Melody "heem, kakak seneng banget dek! Dan besok.. kakak akan ketemu lagi sama dia" lanjut Melody dengan kedua tangannya dia simpan di dada dan matanya dia pejamkan membayangkan pertemuanya besok.
"dari tadi, dia...dia...dia! Dia siapa kak?"
Nabilah bertanya dengan matanya tidak dia alihkan dari wajah kakaknya yang terlihat begitu bahagia.
"dia itu, haaah! Besok aja deh kakak ceritanya!" ujar Melody, Nabilah hanya bisa mengangkat alis mata kanannya melihat sikap Melody.
"terserah kakak lah! Mau besok ke! mau besoknya setelah besok ke! mau besok, besok setelah besok ke! Mau besok, besok, besok, setelah beso,-" .. "heep! Besoknya kebanyakan tau!" kata Melody memotong kata-kata Nabilah dengan sambil memeluknya dari samping.
"Jadi, adik kak Melo yang cantik, manis, dan sedikit cadel ini! Mau ngapain ngetuk pintu kamar kakak siang-siang gini?! Hem.."
giliran Melody yang bertanya pada 'tamu' nya
"Nabilah di suruh sama mama buat manggil kakak, soalnya mama mau belanja dan minta ditemenin sama aku sama kakak juga!" "owh, ok! kak Melo siap-siap dulu! Bilangin sama mama ya, sayangku.." ucap Melody dengan kedua tangannya mencubit gemas pipi Nabilah
"iihhh, sakit tahu!!" protes Nabilah sambil menyeka pipinya, Melody tersenyum genit pada adiknya yang terlihat ngedumel dengan bibirnya dia tekuk.
Nabilah turun dan menghampiri mamanya yang sedang bersiap-siap mengecek semua dari list sampai dompet.
"Kak Melody nya mana sayang?"
tanya mama dengan matanya masih ada di tas
"lagi siap-siap dulu mah!"
"kamu sendiri udah siap?!"
kembali mama bertanya dan matanya masih tetap di tas
"udah, nabilah sih tinggal berangkat mah!"
mama melihat Nabilah dari bawah sampai atas
"saaaayang, masa kamu cuma pakai tshirt kedodoran sama celana pendek gini sih, hem!" ujar mama dengan tangannya mencomot tshirt warna abu yang melekat di tubuh Nabilah
"kan, cuma mau belanja mah! terus Nabilah harus berpakaian kayak gimana?!" jawab Nabilah, mama tersenyum mendengar jawaban anak bungsunya itu.
"mama ngajak kamu sama kak Melody gak cuma mau ke hypermarket aja!" Nabilah hanya melihat mamanya "tapi setelah itu kita makan malam di luar sayang! Dan... masa kamu mau masuk ke restoran yang sudah mama booking dengan pakaian kayak gini sih sayang!!" .. "he? Makan malam diluar? Aku, mama, sama kak Melody?!" ucap Nabilah heran
"ia! Mama sengaja mengajak kalian berdua untuk menemani mama belanja, dan setelah itu kita jalan-jalan. Mama sama kedua bidadari mama yang cantik!" jelas mama dengan senyum lembut di wajahnya
"makanya dek, kamu ganti baju dulu sana! Masa kamu mau jalan-jalan cuma pakai t-shirt yang kata mama kedodoran dengan celana jeans pendek yang udah lusuh itu!!" kata Melody menghampiri mama dan adiknya, Nabilah hanya bisa diam.
"loh, kok malah diam! Mau mama yang gantiin pakaian kamu disini?!" ucap mama, diikuti senyum dari Melody.
"eh?! n-nggak lah mah! Nabilah kan bisa ganti baju sendiri.. bentar ya Nabilah berubah dulu!!" ujar Nabilah sambil berlari menuju kamarnya. Mama melihat Melody dan Melody balas menatap mama nya.
"mama bahagia banget sayang, bisa melihat wajah adik kamu seperti itu!"
"Melody juga mah! Semenjak papa mulai luluh, Nabilah jadi begitu ceria, penuh semangat udah gitu begitu perhatian sama mama, sama papa dan sama Melody juga!" Melody dan mama nya melihat ke arah tangga tempat Nabilah tadi berlari menuju kamarnya "eh ya mah, kok tumben sih mama mau ngajak kita buat jalan-jalan? Dalam rangka apa mah?!" tanya Melody penasaran
"dalam rangka... mama ingin menghabiskan setengah hari ini sama kedua anak mama yang cantik! biar dunia iri pada kita, karena mama sama kedua putrinya begitu kompak!" terang mama membuat Melody menggodanya "cieee mama, bicaranya udah kayak pujangga aja! Hehehe" "kamu itu!" mama tersenyum ke arah anak sulungnya yang terlihat begitu cantik dalam balutan blazer coklat yang dipadukan dengan sehelai chiffone berwarna merah darah dan skiny jeans dengan warna selaras dengan blazer nya.
"selamat siang mbak, silahkan mau pesan apa?"
"mm, aku mau pesan..." shania mengitarkan matanya mencari yang akan dia masukan dalam perutnya "emmh, aku pesan.. nasinya setengah sama ayam sambal balado terus pake sayur sop dan.. tambah kentang goreng ya!"
"baik, mbak silahkan menunggu. Nanti kami antar!" shania tersenyum, saat akan mengambil posisi duduk di sebuah meja. Tiba-tiba suara seorang perempuan paruh baya memanggil namanya "shania!?" dengan nada percaya dan tidak jika nama yang dia ucapkan itu benar. Shania menoleh ke arah suara dan ... "buunda!" ucap shania dengan melebarkan bola matanya, dia segera menghampiri perempuan yang dia panggil bunda itu.
"jadi benar, kamu shania!"
"ia lah bunda, ini aku shania!" jawab shania lalu mencium tangan bunda "bunda apa kabar?" lanjutnya dengan mengajukan pertanyaan
"bunda, baik.. gimana kamu, hemm.. Pergi gak pamit-pamit lagi sama bunda sama kinal dan yang lainnya" bunda memegang tangan shania sambil menjawab dan bertanya pada anak gadis yang ada di hadapannya ini. Sebelum shania menjawab pertanyaan bunda, shania mengajak bunda untuk duduk di sebuah meja bersamanya
"duduk di sana yuk bun, bunda lagi sibuk gak?"
"jam istirahat sudah selesai, bunda juga masak nya sudah beres,-" "jadi bisa dong, bunda duduk temenin shania disana!" potong shania pada ucapan bunda dengan senyum senang. Bunda membalas senyum shania dengan sedikit ucapan bercanda "kalo bunda gak bisa nemenin kamu, nanti bunda juga gak bisa lagi masak di kantin ini dong!" "iiihhh, bunda apaan sih?" bunda tersenyum melihat shania yang sedikit memanyunkan bibirnya.
Bunda dan shania duduk di sebuah meja
"shania gak nyangka kalo shania bisa ketemu bunda disini! Perasaan dulu kalo shania makan disini, shania gak pernah liat bunda deh!!" bunda tersenyum lembut
"masa? Bunda suka kok, liat kamu. Pesan makan dengan wajah jutek terus makan makanannya dengan muka ditekuk!!" shania terkejut dan juga malu akan apa yang diucapkan bunda "belum lagi kalo handphone kamu sudah berdering, wajahnya pasti semakin muram, terus ninggalin makanan gitu aja! Ia kan?!" lanjut bunda dengan menggoda, shania semakin tersipu malu tapi ada sedih juga di dalam dirinya.
"kok, shania gak sadar ya.. kalo ada seorang ibu yang sedang memperhatikan shania?"
"karena kamu terlalu dikuasai amarah, sayang... makanya kamu gak sadar kalo ada orang lain yang memperhatikn kamu!"
saat sedang berbincang, seorang pramusaji datang mengantarkan pesanan shania "silahkan mbak!" "makasih ya mbak!" balas shania dengan senyumnya "mau makan bunda?" shania menawarkan, bunda menggeleng "kamu saja, bunda tadi sudah makan!" kata bunda "kalau sekarang, makannya jangan sambil nekuk muka ya?!" lanjut bunda menggoda shania, shania berbicara manja pada bundanya kinal itu.
Shania terlihat senang makan siang nya yang terlambat itu ada yang menemani, dia terus bercerita pada bunda soal alasannya dia pulang ke jepang tanpa memberi kabar pada bunda, kinal, cindy dan lainnya yang sudah dia anggap keluarga itu. Dan bunda menyambut setiap cerita shania dengan sesekali menggoda si gadis yang memiliki tubuh begitu tinggi ini. "bunda! ingat ya.. jangan kasih tahu dulu kinal sama cindy, kalo aku udah balik lagi ke sini!"
"ia,, ia.. bunda tahu sayang! Ayo teruskan makannya, dari tadi bicara terus! Makannya jadi gak habis-habis" shania tertawa kecil mendengar ucapan bunda.
"Sendy!"
mova memanggil sendy yang sedang berjalan menuju tempat parkir, sendy menoleh melihat siapa yang memanggilnya.
"ia, ada apa ya?" tanya sendy setelah mova berdiri di depannya, sebelum berbicara mova menghirup udara terlebih dahulu untuk mengisi paru-parunya yang baru saja dia pekerjakan saat dia berlari menuju sendy "ada yang mau aku tanyakan sama kamu!" "tentang?" jawab cepat sendy dengan wajah datar
"banyak hal!" sendy mengerungkan wajahnya mendengar jawaban mova "bisa gak, kita makan dulu, dimana gitu! Biar enak ngobrolnya!" tawar mova, sendy melihat jam tangannya.
"emm, tapi aku gak bisa lama-lama!" "gak apa-apa kok! Bentar
juga gak jadi masalah buat aku!" mova merespon dengan cepat "kalo gitu, ke kantin aja gimana?" sendy menangguk menyetujui keinginan mova.
..bersambung..
0 comments:
Posting Komentar