Selasa, 23 April 2013

-Journey- BabI -Introducing- #Chapter3



"hai nabila ... Pake H" sapa seseorang, pada nabilah yang sedang menyandarkan kepalanya di meja "nabila ..." panggilnya, tapi nabilah tetap tidak menggubris. Dia hanya diam
"ko murung gitu sihh bil?" dia bertanya. Posisinya sudah sama dengan nabilah, menyandarkan kepala diatas meja.
Nabilah hanya menatapnya sekilas, kemudian memalingkan wajahnya. "iiii nabilah ko nyebelin sih!" keluh ayana.
Dia bangun dari meja dan memanggil nabilah, "nabilaaah ...." dengan suara cukup keras. "eehhh,, ada apa si ACHAN!" jawab Nabilah kesal, dia ikut bangun. "ada apa! Bukan aku yang ada apa, tapi kamu yang ada apa?" tanya ayana
"ga ada apa-apa!" jawab cepat nabilah "ga ada apa-apa (?)" dengan raut muka bingung ayana berucap pelan.

kemudian ayana berkata "kamu tau? Kata ibu aku 'saat kamu memutuskan untuk memilih seseorang sebagai sahabat kamu, maka kamu harus mau terbuka dengan sahabat kamu itu. Agar tidak ada kesalah pahaman.' kalau kamu diam seperti ini, aku jadi merasa bersalah. Karena aku tidak tau ada masalah apa dengan kamu." kata-kata ayana mampu membuat nabilah bangkit.
"ini... ga ada hubungannya dengan kamu ko achan." ucap nabilah, menggengam tangan ayana.
Kemudian, dia mulai bercerita pada ayana perihal perdebatan nya dengan sang ayah.
Ayana memeluk nabilah "kamu yang sabar ya, aku yakin pasti bakal ada jalan keluarnya ko. 'Tuhan ga akan ngasih cobaan, diluar kemampuan umatnya'"
ucap ayana, menenangkan nabilah yang mulai menangis.


Di sebuah Universitas ternama yang ada di tengah hiruk-pikuk kehidupan ibu kota. terlihat 2orang perempuan sedang duduk di satu kelas.
"kamu kenapa? Lemes banget!" tanya si perempuan satu, dengan mata tak lepas dari smartphone.
"aaaaaaaaa... Bego, bego, bego...! AH! Bego!" teriakannya yang tiba-tiba membuat si perempuan satu kaget, sampai smartphone-nya hampir jatuh dari genggamannya. "kamu, ga kenapa-kenapa kan melody?" tanya siperempuan dengan tangan disimpan dikeningnya melody "apaan sih Mova!" melody menghempaskan tangan mova.
"ya... abis kamu, ga ada angin, ga ada hujan, tiba-tiba teriak kayak orang gi,-" belum sempat mova menyelesaikan kata-katanya,
seseorang datang menyapa mereka
"pagiii...." dengan senyum manis tersungging di bibirnya.
"pagi (?) sejak kapan jam 11.20 menit itu PAGI!" jawab mova
"ya udah, aku ganti. Siang.... PUAS!" ucapnya, membuat mova melirik.

"kenapa aku bisa bego begini sih!" 1kalimat yang keluar dari mulut melody, membuat mova dan orang yang baru datang itu memandang heran.
"apa! Melody,, apa aku ga salah denger? Kamu yang jenius gitu masih bisa nganggep diri sendiri bego! Gimana yang bego beneran?" "panda..." tegur mova pada orang yang melemparkan pernyataan dan pertanyaan itu. Sonya hanya melirik ke arah mova.
"kamu, ada masalah ya? Dirumah? Atau,-" "pasti, papa sama ade kamu berdebat lagi ya?" sonya kembali memotong perkataan mova "Panda!!" ucap mova sambil mencubit tangan sonya "Auw, auww... aduhh... apa sih mova?" kata sonya dengan wajah meringis.
Melody menghela nafas "lagi-lagi, aku ga bisa bantuin nabilah." sesal melody. "kemarin nabila lagi-lagi debat sama papa untuk mendapatkan keinginannya." melody bercerita dengan tertunduk lesu "dan aku... Aku hanya bisa diam, tanpa tau harus berbicara apa. Aku mau, bantuin nabilah buat dapetin keinginannya masuk di Sekolah yang dia impikan." tutur melody, mova dan sonya memperhatikan setiap ucapan melody
"aku... Emang bukan kaka yang baik. Aku ga pernah bisa berbuat apapun untuk membantu nabilah." kalimat terakhir melody membuat bibir mova dengan cepat berucap, "heiii,, sayang... Ko ngomongnya gitu sih. Siapa bilang? Kamu bukan kaka yang baik(?) kamu bisa, kamu pasti bisa bantuin nabilah.
Karena kamu itu punya ini... Hati, hati yang tulus dalam menyayangi adik kamu." ujar mova
"kamu ga perlu ngeluh. Sekarang saatnya kamu bangkit, kalau kamu emang serius mau bantuin nabilah." lanjut mova memberikan semangat

"ya... Melody nurramdhani laksani yang kita kenal itu, bukan orang yang suka mengeluh." ucap sonya.
"ayoo melody... Kamu pasti bisa! Semangat Melodiest...." sonya ikut memberikan semangatnya.
Dari SMA persahabatan mereka terjalin, saling mengenal sifat dan karakter masing-masing.
Membuat ke3 nya begitu akrab dalam kekentalan persahabatan.


***
Malam ini, langit terlihat begitu gelap. Tanpa ada bintang ataupun bulan sebagai pendampingnya. Bunga-bunga yang cantik diantara terang temaram lampu taman, tampak membosankan untuknya. Semilir angin membelai halus wajahnya, gadis itu duduk sendirian termenung dengan menengadahkan kepalanya.

Entah apa yang sedang gadis dengan rambut panjang nan hitam itu pikirkan, sampai tidak di hiraukan suara seseorang yang sedari tadi memanggilnya. Karena tidak juga mendapat jawaban dari gadis yang menyembunyikan kedua mata indahnya dibalik kacamata itu. dia putuskan lebih mendekat, Sambil memegang bahunya kembali dia memanggil.
"Non,," ucapnya begitu lembut.
"mbo nah!" jawab si gadis yang memiliki tinggi 165cm ini, dengan suara yang terdengar sedikit serak.

..bersambung..

0 comments:

Posting Komentar