Yang ditunggu sudah pulang, Beby dan Subhan
yang ada di Base mulai keluar, berjalan dilorong sekolah sampai akhirnya
mereka didepan. Menyetop sebuah taksi dan keduanyapun pergi, menuju
tempat yang diminta Subhan.
Taksi
warna Merah berstrip Putih itu berhenti di sebuah pusat perbelanjaan
gede yang ada di pusat kota Jogja, Subhan dan Beby memasuki tempat itu,
mereka terlihat seperti pasangan ABG-ABG yang sedang menjalin Cinta
Monyet, hendak menghabiskan waktu dan sisa uang jajan juga tabungan
sebulan mereka, untuk bermain dan makan di Mall itu. Keduanya mulai
mengitari Mall untuk mencari apa yang dicari, dan kembali. . . *Adminnya
dengan sengaja bikin scene Shania tidak sengaja melihat Beby dan Subhan
yang sedang berada di toko accesoris bola kristal.
Setelah
dijemput Ve, Shania tidak langsung dibawa pulang oleh kakaknya itu, tapi
di seret untuk menemaninya belanja dulu, dan akhirnya ketemu deh sama
Beby dan Subhan yang sedang memilah-milih dengan wajah mereka yang
tampak senang. Shania terlihat kesal, dan sepertinya merasa panas
melihat hal itu (ABG terserang syndrome Jelous :D). Cukup untuk Shania
melihat Beby dan Subhan kala itu, dia dengan cepat menarik tangan
kakaknya untuk keluar dari Mall.
"ayo pulang!" ucapnya dengan sedikit nada bentakan
"nanti aja kakak belum selesai!"
"Shania mau pulang sekarang, Ahh!" kembali berucap sambil memegang
pergelangan tangan kakaknya dan menyeretnya untuk keluar dari gedung
megah itu.
"Heii- kamu kenapa sih? Sampai nyeret-nyeret kakak segala, gak sopan tahu!" ucap Ve saat mereka sampai di depan Mall
"Shania mau pulang, lagian kakak di Mall lama banget sih! Dari tadi muter-muter gak jelas!!"
"bukan muter-muter gak jelas, emang yang kakak cari belum kakak
temuin! Suka seenaknya ya jadi anak!!" kesal Ve pada adiknya itu.
"jadi mau pulang gak nih?" tanya Shania dengan mukanya yang ditekuk
"kenapa jadi kamu yang marah? Yang diseret kan kakak! Harusnya kakak dong yang marah!!"
"nanti kakak bilangin sama Mama, kamu udah gak sopan sama kakak kamu sendiri!" ancam Ve tidak sungguh-sungguh
"bodo! Mama nya juga gak pernah ada di rumah!!" jawabnya dengan tangannya memanggil Taksi,
"idihh, ni anak kelakuannya. Cuaca adem gak panas, tapi tingkah kamu
barusan kayak kebakaran! Wajah ditekuk, amarah meletup, bibirnya manyun,
lengkap tu wajah... jeleknya!" Shania tidak menghiraukan kakaknya yang
masih ngedumel akan tingkahnya. Ve hanya bisa menghela nafas, kemudian
masuk kedalam taksi dan meninggalkan Mall itu.
---
Keesokan pagi... Beby seperti biasa, lebih dulu keluar rumah untuk
menghampiri Shania, hari ini Beby membawa sepeda.. sebuah sepeda mini
yang sudah bercat warna-warni persis seperti pelangi, dan di bagian
keranjangnya ada ada sebuah gambar pohon sakura, apa yang terlihat di
sepedanya kini adalah hasil pekerjaan ia dan Shania, dengan modal uang
yang mereka tabung sisa dari uang sakunya.
"Shaaaaaania..."
Panggil Beby begitu penuh semangat, ia menggerak-gerakan ujung telapak kakinya diaspal.
"Selamat pagiiiii, Shaniaaaaa... sekolah yuk!"
Wajah Beby terlihat begitu sumringah, beda dengan Beby yang kemarin pagi.
Beby tidak langsung masuk kerumah Shania. biasanya kalau tidak ada
jawaban dari Shania yang masih didalam, Beby langsung menerobos masuk
(serasa rumah sendiri :-D). Ia ingin sekali cepat sampai di sekolah,
karena sudah ada janji sama Subhan... sebelum bell masuk, mereka akan
melakukan pertemuan rahasia. Entah apa yang kemarin mereka bicarakan di
mall, setelah berputar-putar masuk satu toko keluar toko lainnya sampai
ada beberapa toko yang mereka masuki dan akhirnya mereka beristirahat di
foodcourt
"Shaaaaa..-"
"Masuk Beb, bukan teriak-teriak diluar kayak gitu! Biasanya juga langsung masuk!!"
"Ehh.. Kak Ve
hehehee.. Beby buru-buru kak, makanya manggil Shania dari sini, biar
dia cepet keluar.. heheee" ... "maaf ya Kak, udah bikin berisik!" Jelas
Beby dengan wajah setengah malunya
"Hmm-- ya udah.. ayo sini masuk dulu, Shania lagi siap-siap kok!"
"Iya Kak, makasih.."
"Ada apa sih? Pagi-pagi udah rame!" Suara Shania muncul, dari belakang tubuh Ve.
"Tuhh, tuan putri udah siap Beb.." ... "kapan ni anak satu mau berubah?
Sekali-sekali kamu dong yang datengin Beby, buat berangkat kesekolah...
apalagi sebentar lagi kan kita mau pind,-" "Haaaaa---- cerewet amat si
nih punya Kakak!" Shania memotong ucapan Ve yang akan bilang pindah,
Beby mengerung sebentar... tapi dia sudah bisa menebak apa yang akan
diucapkan Ve.
"Mau pin... apa Kak?" Tanya Beby berpura-pura, ingin
melihat apa Shania akan bicara soal itu sekarang atau tetap membisukan
dirinnya.
"Pin... BB... iya itu maksud Kak Ve, pin BB," Beby hanya
bisa diam dalam kuncian mulutnya, namun dalam hati merasa kesal karena
Shania tidak mau jujur juga. "Maksudnya aku sama Kak Ve bentar lagi
bakal punya pin BB, jadi aku bisa BBM kamu kalo nanti aku udah siap buat
kesekolah... heheuheu.. itu, iyaaa.. itu!"
'Aduh Shaniaaa.. alasan apa yang sedang kamu buat di depan Beby, bego!' Kata hati Shania.
Beby hanya merespon 'Ohh' dan Ve menatap Shania, sepertinya Ve bisa
menebak apa yang ada dipikiran adiknya yang punya tinggi badan sama
tinggi dengannya itu.
"Yuk, Beb berangkat..." lanjut Shania dengan berpura-pura melihat jam ditangannya
"Eh ya kok tumben sih, pagi-pagi gini udah berangkat!" Tanya Shania
setelah mereka berpamitan pada Ve dan mulai meluncur di jalan beraspal
grey.
"Ada urusan sebelum bell masuk." Jawab singkat Beby dalam kayuhannya.
Shania mencoba membuat kemungkinan akan urusan Beby, dan tiba-tiba
pikirannya membuat alur kemarin dilorong sekolah dan di mall.
'Apa
Beby mau ketemu sama si Uchub?' Hatinya sambil melihat punggung Beby
'apa yang aku lihat kemarin disekolah sama di mall... apa jangan-jangan
mereka kemarin udah jadian?!' Terkanya ngelantur sana-sini
" urusan apa sih? Aku diajak gak?" Tanya Shania, memancing
"Adadehhhh, mau tahuuuu aja! Aku gak ngajak kamu, ini urusan ekskul
bas..ket" jawab Beby dengan senyum menghiasi wajahnya dan kembali
menggunakan excuse basket sebagai penyamaran.
" emm-- jadi mau rahasia-rahasiaan ni?"
"Kalo bikin keadaan baik-baik aja.. kenapa enggak, main rahasia! Lagian
kalo soal main rahasia-rahasiaan sama kamu... udah pasti aku kalah, iya
kan?" Jawaban Beby membuat Shania tertegun, Beby mengulaskan senyum
membayangkan wajah Shania setelah dia bicara seperti itu.
Detik berikutnya, Beby trus mengayuh tanpa ada lagi obrolan dari kedua
belah pihak. Dan akhirnya sepeda mini itupun sampai di sekolah setelah
29 menit lamanya, menyusuri aspal.
"Aku langsung ke base ya.. sampai ketemu dikelas nanti dadaahh" ucap Beby dengan memberikan lambaian pada Shania yang masih mengerung ditempat semula (tempat parkir sepeda)
"Aissss,, aku dikacangin ama si Beby! Kenapa si tu anak?" .... "aku
ikutin gak yah?" Shania bicara sendiri dengan nada pelan "tapi... kalo
Beby tahu aku ngikutin bisa-bisa dia marah lagi" ... "tapi lagi... aku
penasaran, si Beby beneran ke base ekskul atau ..." pikiran Shania
tertuju pada Subhan "kenapa jadi gak enak gini ya? .. akuuu..-"
"Aku kenapa?"
Suara dari Aji yang tiba-tiba datang membuat Shania terperanjat kaget
"woyy,, woles aja kali.. ini gue Aji, bukan Drakula! Pake sok kaget
segala lagi!"
"EeHhhh... AaaJJjii.. lu bisa gak sih gak
ngagetin orang? Kalo jantung gue tiba-tiba copot gimana? Mau tanggung
jawab lu!" Bentak Shania karena kaget
"Hahahaaaaa.. jantung lu copott? Disini? Ya... gue pungut lah, kan lumayan buat koleksian, huahahaa " jawab Aji seenak jidatnya.
"Lu pikir itu lucu? Muka lu tuh yang LUCU! Puas lu!"
"Galak amat si lu ama gue, nyantei aja kali... lagian lu, pagi-pagi
udah ngomong sendiri! UNas nya masih seminggu lagi, gilanya udah dari
sekrang? Hahaaa..." ledek Aji dengan penuh semangat
" luu! Bicara lagi gue sumpelin ni iket rambut ke mulut lu, biar bisa diem!" Ancam Shania.
"Ouuuhh,, takut! Shania mulai ngeluarin taring aslinya.. kabur ahh,
daripada kena lebih dalam, hahaaa" sahutnya dengan wajah gimik meledek
pada Shania. "Ampun Shan, gue takut sumpah deh!"
"Lu kenapa
sih..? Pagi-pagi udah bicara sendiri di parkiran! Ada masalah ya?"
tanyanya kemudian dengan ekspresi sedikit serius, Shania mengerung
melihat Aji yang sok care "eh, ya... si Beby mana Shan? Kok gue gak liat
dia sama lu sih?" Lalu si Aji celingukan
"Nih ya gue jawab,
gue gak kenapa-kenapa.. urusan gue ngomong sendiri disini itu bukan
urusan lu. Dan Beby... dia ke base basket, katanya ada kumpul sama
teman-temannya! Puas sama jawaban gue?" Aji diam memproses ucapan Shania
yang cepat "udah ahh, gue mau ke kelas! Sumpek liat muka lu pagi-pagi"
Shania mulai menggerakan kakinya
"Kumpret, pake bilang muka gue
sumpek segala! Kagak bilang kucel aja apa sekalian, biar lebih puas
gitu!!" Sahut Aji ditanggapi senyum lebar Shania.
"Tadi lu bilang
Beby ke base ekskul" Shania mengangguk, mereka berdua berjalan
beriringan menuju kelas "lu lagi ngebohongin gue? Gue kan juga anak
ekskul basket, seingat dan pastinya benar... pagi ini gak ada kumpul
sama anak-anak + pelatih juga!" Shania cukup kaget mendengar ucapan Aji.
"Lu yakin...?" Aji mengerung lalu mengangguk.
"Sangat, amat yakin! Cuma kemarin pas istirahat aja kita kumpul, sisanya nanti pas weekend.. sebelum kita UN!"
Shania memikirkan dalam ucapan yang dia dengar
'Beby emang lagi nyembunyiin sesuatu dari aku!' ... 'apa jangan-jangan tebakan aku benar, kalo Beby itu suka sama si Uchub!'
"Shan, jadi si Beby dimana?"
'Kok dia gitu sih, sekarang main belakang lagi!' Wajah Shania mengerung tajam, tidak menghiraukan kicauan si Aji
"Shan... wouyyyy Shaniaaaaaa!" Teriak Aji membuat Shania menatapnya begitu tajam dan dingin
"Apa si lu? Berisik tahu gak! Beby gak ada sama gue, kalo mau tahu cari
aja sana!!" Ucapnya dengan suara keras, lalu mempercepat langkahnya dan
meninggalkan Aji
"Busett, mau UN... kelakuannya pada aneh-aneh,
ckckck-- salut gue ama si Uchub, kok dia bisa suka ya? Sama cewek
cerewet + galak kaya si Shania!!" Celoteh Aji sendirian.
Shania sampai di kelas, dia melamun sendiri.. banyak yang sedang bermain
di pikirannya, tentang UN, pindahan, ditambah sekarang tingkah Beby
sama Subhan.
*teng...tong...teng...teng...teng...teng...tong...teng* (ceritanya suara bell masuk)
Beby masuk kelas, dia melemparkan senyum pada Shania yang melihat
kedatangannya, Shania membalasnya, namun saat melihat dibelakang Beby
muncul sosok lain yang tak asing... adalah Subhan, Senyum Shania jadi
diikuti kerungan kecil di dahinya, 'jadi bener... dia ketemu sama si
Uchub, bukan sama anak-anak eksul basket!' 'Apa yang sebenarnya sedang
terjadi nih? Si Beby gak ngomong lagi!' Kesal Shania dalam hati.
Karena rasa kesal yang sedang menjamah hati dan pikirannya, Shania
jadi tidak bercerewet ria pada Beby, dia diam.. dan Beby pun tidak ambil
pusing sepertinya, karena dia juga ikut diam, sampai pengajar pun
datang....
Masuk jam istirahat, Shania yang diajak Beby untuk
mencari makanan ke kantin menolak. Tidak biasa nya dia menolak ajakan
Beby!
"Ke kantin yuk? Aku gak bawa bekal nih!"
"Gak ah, aku kan udah bawa bekal!" sahut Shania rada ketus, Beby mengerung
"Hmm.. ya anterin dong, masa aku ke kantinnya sendirian! Mau ya?" Kembali Beby mengajak dan meminta
"Tadi pagi juga kamu ke BASE kan SENDIRIAN! Masa sekarang ke kantin
minta di temenin!!" Sindirnya dengan menekan kata Base dan Kantin
"Sendirian bisa kali, iya kan?!"
'Shania kenapa nih? Kok jawabnya ketus gitu!' Pikir Beby
"Ya udah kalo gak bisa nemenin, aku cari makan sendiri aja deh!" Ujar Beby dengan meninggalkan senyumnya.
Saat Beby berjalan dan beberapa inchi lagi akan keluar dari kelas,
tiba-tiba Subhan memanggilnya. Dan adegan yang sedang terjadi di dekat
pintu kelas itu sontak membuat Shania menjadi semakin dan semakin kesal.
"Beb, lu mau ke kantin?!" Beby mengangguk "bareng ya.. gue juga mau
nyari makan nih!" Kembali dia mengangguk dengan senyum lebarnya
"Weitsss, jangan gitu dong Chub. Kan gue yang lagi ngeceng Beby, masa
lu nyerobot bagian gue sih!" Celetuk Aji yang tadi berlari kecil untuk
menghampiri Beby dan Subhan.
"Apaan si lu.. lu pikir si Beby sasaran tembak, pake di keceng segala!"
"Emang, dia kan sasaran tembak.... hati gue.. hehehee" jawab Aji sambil cengengesan ke arah Beby.
"Hahahhaaa.. Beb, lu mau muntah gak? Kalo mau yuk gue temenin! Hahahaaa" ledek Subhan diikuti senyum Beby yang kalem
"Asemm lu Chub, bukannya bantuin.. malah ngeledek! Udahan ahh, yuk cabut ke kantin!!"
***
Waktu tak perlu di hitung, kalender tak perlu di tandai.. dia akan
datang dengan kisah berbeda ditiap harinya. Besok Ujian Nasional,
setelah kejadian lalu yang terjadi 2hari berturut-turut, ternyata
menjadi berlarut entah dengan judul apa, Beby dan Subhan terlihat sangat
amat akrab, jauh dari mereka yang dulu, sikap keduanya membuat Shania
menjadi kesal dalam kecemburuan yang tidak seharunya di rasakan, dia
jadi bersikap dingin pada Beby. Beby bukan tidak merasakan perubahan
Shania, tapi dia tidak tahu lagi harus bertanya seperti apa. Karena ia
sudah pernah bertanya beberapa kali dengan pertanyaan umum yang berakhir
dengan kediaman, bukan jawaban yang di dapat.
'kamu kenapa?'
Jawaban Shania 'aku gak apa-apa' terus sambung lagi dengan pertanyaan
kedua 'sikap kamu kok beda sih rasanya!' Dengan biasanya Shania menjawab
'masa sih? Biasa aja ah!' Dan setelah itu berakhir dalam diam.
Pertanyaan Beby ulangi, tapi kembali hanya dapat jawaban santai nan
dingin dari Shania. Mungkin inilah fase terberat yang dijumpai kedua
sahabat karib itu, perasaan yang masih banyak dikuasai kelabilan, dari
sebuah rahasia pindahan keluarga, lalu rahasia hati, yang sebenarnya
tidak perlu menjadi rumit kalau saja keduanya bisa saling jujur dalam
keterbukaan. Namun itulah keduanya, maksud hati tidak ingin memberi
kesedihan pada sahabatnya.. ujung-ujungnya malah jadi saling menyakiti
dalam kerudung rahasia.
UN hari pertama mulai, Beby
berjalan ke rumah Shania.. tapi kali ini, untuk yang ke4 kalinya secara
berturut-turut, Beby tidak lagi bareng sama Shania. Dia sudah berangkat
ke sekolah lebih dulu.
"Kalian lagi kenapa? Kok beberapa hari
ini kak Ve perhatikan, Shania suka berangkat lebih dulu ke sekolah,
dan... kakak juga jarang liat kamu main kemari!? Tanya Ve pada Beby
diteras depan.
Beby menggeleng dengan wajah berpikir "gak ada
apa-apa kak! Mungkin... Shania ada urusan dulu kali di sekolah, makanya
dia suka berangkat duluan!" Jawab Beby dengan sedikit penjelasan "hari
ini kan kita UN, jadi ya... Beby sibuk belajar kak, biar UN nya
maksimal!" Lanjutnya untuk menjawab pertanyaan kedua Ve.
"Yakin! Gak ada apa-apa?" Telisik Ve
Beby menggeleng pasti
"Hmm-- ya sudahlah, kalian udah pada mau remaja.. pasti bisa tahu
gimana cara jaga hubungan persahabatan kalian, tanpa dibalut perasaan
labil iya kan?!" Ucap Ve,
Beby hanya menyunggingkan senyum, lalu pamit pada Ve yang sudah dia anggap kakak kandungnya.
---
"Aku tadi ke rumah kamu loh.. tapi kata kak Ve kamu udah berangkat!"
Keluh Beby pada Shania, masih ada beberapa menit sebelum UN dimulai,
Beby menghampiri Shania keruangannya, sebelum iya masuk keruangannya
sendiri. Mereka berdua terpisah ruangan sesuai absensi namanya.
"Aku buru-buru, ada yang harus aku tanyain sama pak Arsyi (wali kelasnya)" singkat Shania dengan wajah datarnya.
"Ohh.." mulut Beby 'Dia lagi kesal sama apa sih sebenarnya? Kayaknya
dalem banget!' Telusur Beby dalam hati, dia sama sekali tidak kepikiran
soal tingkahnya dengan Subhan yang menurut sahabatnya itu ada yang Wah
diantara mereka berdua.
"Shania.." panggil Beby, Shania menoleh "kamu marah sama aku ya?" Kerung Shania menanggapi tanya Beby
"kenapa aku harus marah sama kamu?" tuturnya.
"Tingkah kamu akhir-akhir ini.. aku rasa beda!" Jelas Beby "dimananya?
Tingkah ku biasa aja, gak ada yang beda! Tingkah kamu aja kali yang
beda!" Sahutnya dengan diakhiri sindiran.
"Aku.. (nunjuk diri
sendiri)... apanya yang beda? justru aku heran sama kamu, setiap kali
aku ajak ke kantin kamu selalu cari alasan buat nolak. setiap aku
cerita, kamu nanggepin acuh tak acuh. Pas aku ngajak buat belajar
bareng.. kamu nolak juga. Aku ngerasa, kamu kayak lagi nyiptain dinding
buat aku bisa bersentuhan sama kamu! Ada apa sih sebenarnya?" Panjang
lebar Beby demi mendapat jawaban dari keheranannya.
"Aku udah selalu bilang.. Gak Ada Apa-Apa! Apa itu kurang jelas!?" Dengan ketusnya Shania menjawab.
"Kayak gini gak ada apa-apa? Gimana kalo ada apa-apa? Aku bukan cuma
dicuekin, tapi di bunuh juga kayaknya!" Tanggap Beby dengan sedikit
emosi meletup "dari awal.. #eh, salah. aku gak tahu kapan awalnya itu...
kamu emang udah ada apa-apa sama aku, selama ini aku diam bukan berarti
gak tahu! Mungkin kamu emang gak mau liat senyum aku, tapi kesedihan
aku. karena tidak mendapat kejelasan dari sahabat aku sendiri yang
ternyata akan pi-" letupan emosi Beby terhenti karena bell masuk
berbunyi, dan tandanya... Ujian Nasional akan segera dimulai. Shania
mengerung untuk menebak ucapan Beby yang terpotong.
"Pulang ujian aku mau bicara sama kamu! Aku harap kamu mau" pinta Beby sebelum keluar ruangan.
Hening.. Hening sekali suasana di setiap sudut ruangan SMP Shakusi
Jogja pagi itu, semua murid tingkat akhir sedang bergelut dengan
soal-soal yang sudah disiapkan oleh pemerintah dari jauh-jauh hari
sebelumnya. Katanya sih soal-soal yang sekarang sedang dikerjakan oleh
semua murid tingkat menengah pertama itu adalah alat untuk mereka bisa
melepas seragam mereka kini, dan masuk ketingkat selanjutnya. Tapi kalo
dipikir... ah sudahlah tidak usah dipikirkan, tidak akan habis jika
terus dipikirkan !
Ujian hari pertama dengan mata pelajaran Bhs. Indonesia selesai, semua
murid keluar dari ruangan, Shania membereskan peralatan tempurnya dan
mulai berdiri dari tempat duduknya, dia yang paling terakhir keluar dari
ruangan itu. Saat Shania berjalan.. dia melihat keluar pintu dimana
Beby sudah menunggunya, dan... dia juga melihat Subhan yang satu ruangan
dengannya sedang berbincang dengan Beby, wajah Shania kembali
memperlihatkan kekesalannya 'sahabat macam apa dia!?' 'Udah tahu
sahabatnya sendiri suka sama cowok itu, ehh malah dia yang gencar
deketin! Dasar muna!!' Gerutunya dalam hati. Shania yang awalnya memang
enggan memenuhi permintaan Beby untuk bicara, menjadi semakin enggan
saja. Dia enggan bicara dengan Beby karena dia takut akan kenyataan
kalau saja Beby bicara tentang dirinya dan Subhan, apalagi pemandangan
didepannya kini membuat Shania semakin kuat mensugesti dirinya sendiri
kalau alur dari pembicaraannya nanti dengan Beby akan menyangkut soal
Subhan.
Tanpa melihat Beby dan Subhan, Shania berjalan melewati keduanya..
"Shania.." Subhan melihat kearah Beby yang menyebutkan nama Shania.
Tanpa permisi atau basa-basi apapun, Beby berlari menghampiri Shania; Subhan hanya bisa diam ditempat.
"Shan.. Shania..." Shania tidak menoleh ataupun berhenti, Beby
mendengus kesal "Shania.. Shanju!" Akhirnya Beby bisa mengejar Shania
dan menghentikan laju kakinya.
"Kamu kok main pergi aja sih? Aku barusan nunggu kamu depan ruangan kamu!" Protes Beby
"Ngapain kamu nungguin aku? Bukannya kamu lagi nungguin dia!" Jawab
Shania sambil melihat sekilas kearah Subhan, Beby mengerung "dia?
Uchub?!" Kata Beby "tahu deh, iya kali!" Dengan nada kesalnya Shania
berucap singkat. Beby berpikir sejenak lalu... dia malah tertawa,
padahal sikap Shania padanya begitu ketus dan dingin.
"Hahahaaa.. kamu... kamu cemburu ya?" Setengah teriak Beby menggoda Shania
"Gak lucu! Siapa juga yang cemburu!?" Jawabnya masih masang tampang
dinginnya. Shania kembali berjalan untuk meninggalkan Beby yang malah
terkikih sendiri memikirkan wajah manyunnya Shania yang akhir-akhir ini
Terpampang nyata menaungi wajah "dewasa" nya Shania.
"Shanju,
tunggu..!" Beby berjalan dibelakang shania untuk kembali mengejar
sahabatnya yang cerewet tapi begitu sensitif. "Maaf... Maaf.... gak ada
maksud apa-apa kok yang barusan!"
"Ok, Stop disini!" Beby
merentangkan tangannya didepan Shania untuk menghentikan laju cepat
langkah Shania "aku mau beresin kesalahpahaman ini, sebelum semakin
dalam dan membuat kamu menarik diri semakin jauh dari aku!" Shania
merapatkan alis matanya
"tadinya aku hanya bisa menebak-nebak
tentang tingkah kamu yang akhir-akhir ini berubah dingin sama aku, tapi
sekarang aku akhirnya ngerti... bodoh memang karena aku kurang peka
terhadap kedinginan kamu!" Beby mulai bercerita; Shania menyimak. "Aku
gak tahu apa saja yang sudah kamu lihat antara aku sama Uchub, mmm--
mungkin beberapa kali kamu mergokin aku ngobrol seru sama dia, berduaan
sama dia dengan sebelumnya aku excuse sama kamu dengan alasan lain,
atau... ada mungkin scene yang parah yang sampai akhirnya membuat kamu
benar-benar menarik diri menjauhi aku!" Senyum Beby melihat wajah Shania
kini.
"Dan Kamu... cemburu sama kedekatan aku sama si Uchub
kan?" Ucapan Beby kini membuat Shania terperanjat "aku bisa lihat dari
gesture kamu barusan (Beby mengulaskan senyum).. benarkah, kamu cemburu
dengan semua kedekatan aku sama Uchub!?" Kembali Beby memastikan, Shania
masih bungkam. "ya udah kalo kamu gak mau terus terang, aku juga gak
akan ngasih tahu kamu apa status aku sama si Uchub!" Ancam Beby dengan
wajah serius, mereka berdua saling diam, posisinya tidak jauh dari
gerbang sekolah. Beby menunggu Shania bicara; Shania ingin sekali bicara
'ya' tapi dia tidak tahu bagaimana cara memulai kalimatnya.
"Okey, kamu gak mau ngakuin ataupun menyangkal pertanyaan aku, jadi...
biar aku aja deh yang ngalah dan memperjelas semuanya!" Kata Beby,
Shania menatap sahabatnya. "Sebenarnya... dari waktu Uchub nawarin aku
buat main ke mall, mungkin kamu tahu soal itu, Karena aku ngerasain
sesuatu yang beda setelah hari itu! Aku merasa senang, sangat senang
malah.. disana dia ngajak aku berputar-putar mencari sesuatu, terus.."
Shania merasa mulai panas, dia mengingat lagi apa yang dia lihat di mall
"dia ajak aku buat makan siang, dan disana.. kita ngobrol sana-sini
sambil bercanda, ya... serulah pokoknya!" ... "terus lagi.. setelah
kejadian itu, tanpa kita sadari kita malah jadi dekat! Dia selalu ngirim
aku sms untuk bisa bertemu di dekat lapangan basket. Hanya untuk
sekedar mendengar cerita dia yang berlanjut jadi saling cerita satu sama
lain" kenang Beby, dan Shania menjadi semakin panas, apalagi dia pernah
lihat Subhan merangkul Beby dari samping dengan tangan kirinya dan
tangan kanannya menyeka air mata Beby. "Uchub sosok yang bisa diajak
becanda dan juga bisa jadi dewasa saat aku bercerita tentang kesedihan
yang aku rasakan. Dan aku suka itu!" Ungkap Beby.
"Cukup!" Teriak Shania yang tidak mau lagi mendengar cerita Beby
"Aku belum selesai!" Kata Beby menatap Shania
"Aku gak mau denger lagi! Terserah kamu mau cerita apalagi soal si
Uchub!! Simpan aja cerita bahagia kalian!!!" Jengkel Shania sambil
melangkahkan kakinya untuk menjauhi Beby.
Beby tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Shania yang begitu marah padanya,
"kamu yakin? Gak mau lagi denger lanjutan cerita aku sama Uchub!?"
Shania tidak menggubris, dia terus berjalan kesal "apa kamu gak mau
tahu.. apa yang Uchub ceritakan sama aku? Apa yang banyak kita bahas
saat kita ketemu diam-diam!?" Shania semakin mempercepat langkahnya,
Beby terus mencoba untuk lebih dekat ke Shania dan ucapannya kali ini
akhirnya bisa juga membuat Shania berhenti melangkah. "Cerita itu
tentang kamu.... Shania!" Beby ikut berhenti "apa yang selalu Uchub
ceritakan... itu semua tentang kamu! Cewek yang dia sukai!!" Jelas Beby,
perasaan Shania kini campur aduk.
"Dari awal.. yang Uchub bahas
itu.. kamu, dia ngajak aku ke mall juga cuma buat kamu, apapun yang
pernah kamu lihat... semuanya tentang kamu, yang dia cari tahu lewat
aku!" Beby berjalan, dia kini ada di depan Shania. "(Beby tersenyum)
aku tahu kamu cemburu.. aku juga tahu kalo kamu itu suka sama Uchub!
Elakan kamu waktu di kelas itu.. cuma cara kamu menutupi rasa malu kamu
atas apa yang kamu rasakan sama dia, iya kan?" ... "bicaralah.. apa yang
aku ucapkan, benar kan?" Pinta Beby pada Shania yang wajahnya kini
terlihat lebih tenang
"Haaah... Iya!" Jawab pelan Shania
"Apa? Aku gak denger?"
"Aku bilang.. iiya!"
"Apa-apa? Iya apa?" Beby menggoda Shania yang terlihat menahan malu
"Iya.. apa yang kamu ucapkan itu Iya... iya benar, semuanya benar!"
Beby tersenyum tipis "aku emang cemburu sama kedekatan kalian
akhir-akhir ini, aku kesal ngeliat tingkah kamu yang bilang A buat
keluar tapi tahunya malah ketemuan sama si Uchub, aku ... aku gak suka
ngeliat semuanya!" Jelas Shania yang dapat senyum lebar dari Beby
sebagai tanggapannya. "Kenapa senyum gitu? Biasa aja!" Dengan
memanyunkan bibirnya Shania berucap
"Gak usah manyun-manyun
juga kali, ngomongnya! Hahahaa" ledek Beby " kamu suka sama si Uchub
dan.. dia juga suka sama kamu! Tugas aku bercerita tentang kamu sama dia
selesai, tinggal lihat bagaimana pergerakan si Uchub buat dapetin kamu,
heheheee"
"Apa sih Beby... ihh!" Dengan wajah merah meronanya Shania menanggapi ucapan Beby
"Apanya yang apa? Yang aku bilang benar kan?"
"Udah ahh- bikin wajah aku gak ke kontrol aja nihh!"
"Hahahaaaa..." tawa Beby
"Eh tapi bentar.. tadi kamu bilang kamu suka sama sosok Uchub yang bisa
diajak bercanda dan juga bisa jadi sosok dewasa? Maksudnya suka disana
itu apa? Apa kamu.."
"Masih aja cemburu! Semuanya udah jelas kali!!
Uchub Subhan itu suka sama kamu, dan apa yang aku katakan tadi.. rasa
suka sebagai sosok kakak, bukan rasa cinta yang disimpan di hati utama,
seperti suka kamu ke dia! Puass?" Shania tersenyum begitu sumringah,
beda sekali dengan Shania yang tadi sebelum mendengar kalimat-kalimat
terakhir Beby "biasa aja senyumnya.. gak perlu selebar itu... ntar daun
yang gugur masuk ke mulut kamu!"
"Ish, Beby.. gitu banget sama sahabatnya sendiri!" Tukas Shania
"Deuhhh.. sahabat! Kemana aja kemarin-kemarin? Makanya non... kalo
ada yang dirasa gak enak itu... di omongin, bukan di pendam dan malah
jadi amarah tersembunyi! Bikin gak enak pemandangan tahu gak?"
"Iyadeh.. maaf--- kan aku malu Beb!"
"Malu tuh ada 4, masukin aja ke saku seragam!" Canda garing Beby
"jadi udahan nih.. wajah masam kamu sama aku!? Wajah dingin dengan suara kesal yang ditahan buat aku?!" Ledek Beby
"Hmm-- masih aja ngeledek, terus aja terus... sampai kamu puasss!" Kata shania, Beby tersenyum puas.
Kedua sahabat itu kembali saling akrab, apa yang sempat menjadi masalah
akhirnya bisa di selesaikan. Komunikasi memang hal utama dalam setiap
jalinan, apapun jalinannya.. komunikasilah tihang penguatnya
Ujian Nasional yang tinggal menyisakan 2hari lagi.. akan bisa dengan
mudah Shania lewati, karena apa yang sempat membuatnya susah belajar
sudah bisa terselesaikan. Tapi tetap.. dia masih punya satu hutang pada
Beby, tentang pindahannya. Shania masih memikirkan bagaimana dia
menyampaikan berita itu. Dan Beby dengan sengajanya tidak memberitahukan
kalau dia sudah tahu tentang rencana keluarga Shania, karena dia ingin
agar Shania bicara langsung padanya. Setidaknya, dia masih bisa dengar
pernyataan langsung Shania tanpa dia harus mendorongnya secara frontal
untuk Shania jujur, seperti tentang masalah Subhan.
Bersambung lagi..
maaf kalau membosankan ^_^a
Copyright: Cemistri JKT48
0 comments:
Posting Komentar