Aku termenung ditepi pantai ini, tempat dimana dulu kita
menghabiskan waktu disini. “sudah berminggu – minggu aku mencarimu,
bertanya pada orang yang mungkin tahu keberadaanmu, Aku minta maaf
karena dulu aku pernah meninggalkanmu Mel, aku terpaksa melakukannya
demi kebaikan kita bersama Mel.” Pikirku. Langit sore sudah meremang,
tapi aku masih disini, berharap tiba – tiba kau datang padaku diam –
diam sambil mengejutkanku. “ Melody, datanglah, aku ingin menjelaskan
padamu alas an aku meninggalkanmu dan memintamu menungguku sampai waktu
yang tak terbatas. Kumohon datanglah”
Ckreek !
Tiba – tiba aku melihat kilatan lampu flash. Tampaknya
seseorang telah mengambil fotoku dari belakang tanpa sepengetahuanku.
Aku membelokkan badan dan teryata dugaanku benar. “Apa yang kamu
lakukan? Aku tidak suka kalau ada yang memotretku tanpa izin.” wanita
itu tidak memperdulikanku dan masih menatap kamera DSLRnya. ”ah maaf,
aku tidak sengaja kok, hanya saja kau terlihat begitu menyatu dengan
sekitar, makanya kupotret. Kalau kau tidak suka kau boleh menghapusnya
kok.” katanya sambil menyerahkan kameranya padaku. ” hapus saja
sendiri”ujarnya. Entah apa yang kupikirkan. Aku tidak suka dipotret
orang apalagi orang yang tidak kukenal. Aku ingin sekali menghapus fhoto
itu, tapi hatiku tidak memperbolehkanku melakukannya. ”Tidak usah,
kalau kau mau kau bisa menyimpannya”. Kataku. ”sungguh? Makasih ya.”
katanya senang. ”Friska” katanya sambil mengulurkan tangan dengan
senyuman yang indah. ” Galang” kataku membalas uluran tangannya. Tak
terasa malam ini kuhabiskan waktu bersama Friska sampai larut. Dan
selama itu aku sama sekali tidak memikirkan Melody. Kehadiran Friska
semakin membuatku merasa bersalah pada Melody. Bisa – bisanya aku
bersama wanita lain dan melupakannya. Aku tidak tahu, sungguh. Semua
mengalir begitu saja. Aku berharap kau tidak marah padaku Mel, aku hanya
mencintaimu seorang.
”Jadi kau pergi meninggalkan gadis itu karena terpaksa?” kata
Friska. ” Iya” kataku ”Kok bisa?” katanya agak bingung. ”Perusahaan
ayahku bangkrut karena ditipu orang. Kami terpaksa pindah kekota lain
utuk memulai kehidupan baru dari nol hingga seperti sekarang.”kataku
panjang lebar padanya. Ia hanya mengangguk – anggukkan kepala. Friska
adalah gadis yang manis, entah mengapa sorot matanya sama dengan sorot
mata Melody. Friska memegang bahuku. ”Lang, mendengar ceritamu aku jadi
iri pada gadis itu, meski aku tidak tahu siapa gadis itu tapi aku berani
taruhan dia adalah gadis yang beruntung.” katanya. ” Aku jalan – jalan
dulu ya, mau lanjut fhoto – fhoto.” katanya sambil berjalan
meninggalkanku.
” Galang, selamat tinggal, aku harap kamu bahagia bersamanya.
Terima kash untuk semua cinta yang kau ber.” suara itu lembut, tapi
masih jelas bagiku untuk memastikan bahwa itu suara Melody. Tapi aku
berpikir mungkin itu hanya ilusinasiku saja. Tak lama kemudian Friska
kembali, ”titip kameraku ya, aku mau kekamar kecil” katanya. Sambil
menunggu Friska kembali aku melihat fhoto – fhotonya, aku mencari
fhotoku tapi sebelum aku menemukannya Friska sudah kembali. ”Liat – liat
apa?”katanya.ah tidak kok,” kataku mengembalikan kameranya. Lang,
nagaimana kalau kita fhoto berdua? Aku nggak punya fhoto kamu.” katanya.
”untuk apa?” tanyaku ”untuk kenang – kenangan” ”ya udah” kataku.
Kamipun berfhoto bersama tak lama setelah itu kamipun pulang.
Beberapa hari ini aku tidak bertemu dengan Friska, aku mencoba
mencari informasi tentang Melody. Sampai secara tak sengaja aku
menemukan informasi tentang keluarga Melody dari seorang teman lama.
Segera kumelesat menuju alamatnya. Didepan rumah itu, rumah keluarga
Melody aku menaruh sejuta harap. Keketuk pintu rumahnya, keluar
perempuan yang mungkin berusia 40an. Aku bertanya padanya tentang Melody
tapi jawabannya membuat hatiku hancur. Ia mengabarkan bahwa Melody
telah meninggal dunia. Dia memberi tahukan tempat dimana Melody
dikuburkan. Segera kubergegas menuju tempat itu. Disana aku menemukan
seseorang yang mungkin kukenal sedang berziarah dikuburan Melody.
”Siapa kamu sebenarnya?” kataku pada gadis itu. Gadis itu
terkejut dan membalikkan badan. ”Galang? Kenapa kamu disini?” kata
Friska. Ya gadis itu adalah Friska. ”apa hubungan kamu dengan
Melody.Fris?” kataku menyelidik. ” Dia Kakakku, kau belum menjawab
pertanyaanku, kenapa kamu disini?” katanya heran. ” Friska, tahukah kau
orang yang selama ini kucari? Dia adalah kakakmu Fris, Melody.” kataku
padanya. Dia seperti ytak percaya bahwa gadis yang selama ini
kuceritakan padanya adalah kakaknya. Setelah selesai berziarah
diperistirahatan terakhir Melody, aku mengantar Friska pulang. ”Fris,
kau tahu penyebab kematian Melody?” kataku ” Dia kecelakaan mobil,
Lang.” katanya sedih. Aku juga sedih. Kuputuskan untuk tidak bertanya
lebih banyak. Aku tak ingin membuatnya lebih sedih.
Beberapa hari kemudian.....
Aku tersentak bangun dari tidurku ketika ponselku berbunyi,
kuangkat telponnya tanpa melihat siapa yang menelepon. ”Galang, kamu
dirumahkan sekarang?” suara Friska. ”Hoeeemmm... Iya...” kataku dengan
nada khas orang baru bangun tidur. ”Woy, sudah jam 9 nih, masa belum
bangun sih? Aku lagi di studio nih, mau nyetak photo kamukemarin. Entar
siang aku kasih photonya kekamu ya?” katanya. ”tapi kamu mandi dulu. Aku
gak mau ada hawa gak sedap kalau aku kerumahmu nanti.” katanya lagi.
”Iya cerewet” kataku. Setelah menutup telponnya, aku langsung kekamar
mandi. Tak lama kemudian Friska datang.
”Hey Fris, mana photonya?” kataku. Dia agak bingung, lalu
mencari sesuatu ditasnya. Dia mengeluarkan dua lembar photo dan
memberikannya padaku. “aku sama sekali gak tahu tentang photo ini Lang,
aku sama sekali tidak mengeditnya.” katanya. Kpandangi photo itu yang
satu wajar, photoku bersama Friska beberapa hari yang lalu. Dan yang
satunya membuatku tersentak kaget dan nyaris jantungan. Itu photo
pertamaku yang diambil Friska tanpa izin. Diphoto itu, terlihat aku
sedang duduk dan ada sebentuk bayangan tipis disampingku. Seperti
Melody. ”Bilang padaku kamu mengeditnya Fris,!” kataku tak percaya. ”
Aku sungguh sama sekali tidak mengedinya. Aku berani sumpah. Katanya
”Galang, Friska benar. Dia sama sekali tidak mengeditnya. Aku
benar ada disana waktu itu, menemanimu. Friska adalah gadis yang baik,
dia pantas untukmu Lang. Aku mohon padamu jangan mengharapkanku lagi.
Kita sudah berada didunia berbeda.” suara itu terdengar lagi, suara
Melody. ”Kau dengar suara itu Fris?” tanyaku. ”Suara apa? Aku tidak
mendengar suara apapun dari tadi. Jangan menakutiku.” Friska terlihat
agak takut. ”Tak apa Fris, mungkin Cuma perasaanku.” kataku
Setelah kejadian itu, aku dan Friska makin dekat, dan kamipun
jadian. Pelan – pelan aku bisa melupakan Melody. ”Mel, terima kasih
untuk cinta yang kau beri dan terima kasih juga telah mencarikan
penggantimu yang sama sepertimu, Friska. Aku sayang kamu Mel, aku juga
sayang kamu Friska.” bisikku.
Oleh : Maysarah
@Maysarah1412
0 comments:
Posting Komentar