BAB 41
BAB 41
Siang hari ini begitu dirasa sangat panas oleh wisnu yang tengah terpojok oleh cindy, ochi, dan ayu. Apalagi saat pak sony muncul, dia jadi makin gemetar. Wisnu mundur perlahan sambil duduk, ini jadi terlihat seperti orang yang ketakutan. Pak sony jadi makin curiga dengan ulah wisnu.
“kakak kenapa? Kok seperti orang yang ketakutan..” ujar ayu yang bertanya. Namun wisnu tak berkata apa-apa. Langkahnya mulai terhenti, saat pak sony mulai mendekatinya.
“darimana kamu tau namaku?” tanya pak sony. Wisnu hanya diam. Ochi ingin mendekat, namun pak sony melarang ochi tuk mendekat. Pak sony masih membujuk wisnu untuk berkata. Dia menemukan ide supaya wisnu mau bicara.
“ochi cantik ya.. bahkan sangat mirip dengan citra..” kata pak sony sambil tersenyum. Wisnu menatap tajam kearah pak sony. Pak sony masih memperhatikan gerak-gerik wisnu dan tatapannya. “ok! Kalau kamu gak mau ngomong apa-apa.. kamu taruh camera itu aku mau bicara sama kamu..” ujar pak sony. Wisnu menaruh cameranya dibawah pohon itu. Wisnu bangkit disertai dengan bangkitnya pak sony.
“ochi memang mirip dengan citra kak..” ujar wisnu. Pak sony, ayu, ochi, dan cindy tersentak kaget.
“lho.. kok kak wisnu tau citra?” tanya ochi. Ayu menjitak ochi. “aduh!! Sakit ayu..” kata ochi sambil memegang kepalanya.
“citra itu siapa? Kok aku gak dikenalin..” kata ayu dengan polosnya.
“iya.. citra itu siapa..? boleh gak aku ajak main..” kata cindy. Wisnu mulai kesal.
“diam kalian semua!!!” teriak wisnu membentak mereka bertiga. Mereka ketakutan. “citra udah tiada.. kalian harus tau itu!! Dan aku gak akan berhenti tuk mencintainya..” kata wisnu dengan tegas.
“siapa kamu itu..? wisnu..” kata pak sony dengan nada lirih.
“aku.. adalah kekasih adikmu.. kak sony!” ujar wisnu.
Pak sony mengepalkan tangannya dan memukul wisnu hingga terjatuh. Ochi, ayu, dan cindy kaget. Pak sony nampak kesal dan dia berkata layaknya setan. “akan kubunuh kau!!” kata pak sony.
Ochi segera menghampiri wisnu dan menarik wisnu. “ayo kita lari kak!!! Ayo!!” teriak ochi dengan semangatnya.
“ochi!!!” teriak pak sony saat mereka berdua lari. Pak sony mengejar. Ayu dan cindy bingung.
“kita ngapain?” tanya cindy polos. Ayu menjitak kepala cindy. “aduh!! Sakit..” kata cindy.
“ya kita kejarlah...” kata ayu sambil mengajak cindy. “hei.. bawa cameranya.. kita kejar mereka..” kata ayu sambil berlari mengejar.
**
“makasih ya kak.. udah ngajakin sonia jalan-jalan..” kata sonia kepada mova. Mova membalas dengan senyuman. “sonia seneng banget kak!!” kata sonia. Mova segera mengambil handphonenya dan mengirimkan sms keseseorang.
“oh iya.. kamu mau main gak kerumah aku?” tanya mova.
“aduh.. maaf kak!! Rumah stella pasti berantakan.. kalau sonia pulang lebih lama lagi..” ujar sonia. Mova tersenyum. “maaf ya kak!!” kata sonia.
“oh.. gak apa-apa kok!! Lain kali kita main lagi.. oh iya.. no hp kamu berapa? Aku save boleh gak?” tanya mova. “oh iya kak!! Sebentar.. nih kak nomernya..” kata sonia sambil memberikan nomer hpnya. Mova segera mencatatnya, dan tak lama selesai.
“ok!! Sudah selesai.. nah sekarang.. aku anterin kamu pulang ya..” ujar mova.
“boleh aja.. asalkan itu gak memberatkan kak mova..” kata sonia. Mova tersenyum sambil memegangi kepala sonia.
“ya ngaklah.. woles aja kale..” kata mova sambil tertawa. Sonia pun ikut tertawa.
**
Diperjalanan, melody dan sendy tengah asyik melihat majalah fasion. Namun, tidak dengan kinal. Dia masih melamun memikirkan wisnu. Dia tetap tak bisa menyembunyikan perasaannya itu kepada wisnu. Namun, wisnu slalu mengelak saat bertemu dengannya. Tanpa sadar sendy menepuk bahu kinal dan itu membuat kinal kaget.
“hei!! Kamu melamunin apa sih? Inget wisnu ya..” ledek sendy. Wajah kinal memerah dan kinal berusaha mengelak.
“eh.. gak kok!! Sok tau nih kalian..” kata kinal sambil memperhatikan langit yang cerah. Sendy membisikan sesuatu ketelinga melody.
“eh mel.. kinal itu cinta mati sama wisnu..” ujar sendy. Dan rupanya kinal mendengarkan sedikit pembicaraan itu.
“kamu ngomong apa sendy!!” teriak kinal sambil memegangi sendy. Mereka bertengkar kecil didalam mobil. Sang supir pun memperhatikan mereka dari bangku kemudi.
“ikh.. kalian seperti anak kecil deh!! Jangan berkelahi!!” ujar melody menunjuk mereka berdua. Kinal dan sendy berhenti berkelahi.
“kalian berdua itu salah!! Pertama.. kamu kinal!! Kalau kamu suka tinggal bilang aja kedia.. memang kita itu cewek.. tapi, daripada kamu terus pendam.. lebih baik kamu teruskan saja cinta kamu itu.. daripada diambil duluan sama orang lain..” celoteh melody kepada kinal.
“tuh dengerin apa kata melody..” ledek sendy. Kinal makin murung.
“sendy kamu juga!!” teriak melody. “lho!! Kok aku juga ikut!!” kaget sendy.
“iya.. kamu juga selalu meledek kinal!! Biarkan dia yang memilih jalannya sendiri.. dan kamu jangan berbisik lagi.. gak sopan.. saat ada tiga orang yang dua orangnya berbisik, sementara satu orangnya dianggurin.. gak baik itu.. dapat menimbulkan fitnah dan perselisihan.. kamu harus tau itu..” celoteh melody. Kini kinal dan sendy sama-sama memikirkan kesalahannya.
Melody merangkul mereka berdua. “hei.. jangan sedih.. kalau perkataanku membuat kaian gak enak.. aku minta maaf ya..” ujar melody.
“gak!! Kamu benar melody.. aku memang terlalu memendam rasa ini sampai-sampai melupakan rasa yang lain.. terima kasih karna sudah menasihatiku dengan benar..” kata kinal.
“iya mel.. aku juga minta maaf ya.. karna terlalu singit kepada kalian.. maaf ya..” kata sendy. Melody tersenyum dan berkata.
“itulah gunanya teman...” ujar melody.
**
Sementara itu, dhike, rena, stella, dan sonya telah sampai dirumah sederhana rena. Mereka duduk diruang tamu. Stella menyalakan televisi dan melihat tayangan infotainment. Dengan antusias stella mendengarkan host itu berbicara.
“wah.. gak disangka.. artis sekalem dia kena narkoba..” kata stella.
“hah!! Mana..” ujar sonya yang mendekati stella. “wah iya itu..” kata sonya, sambil memakan cemilan. Stella memperhatikan sonya yang terus memperhatikan temannya yang sedang asyik ngemil.
“ya ampun.. panda.. kamu ngemil terus.. awas nanti tambah bohay..” ledek stella. Sonya merangkul stella dan berkata.
“biarin aku tambah bohay.. yang penting kan.. aku tetap cantik dan imut..” kata sonya. Dhike menghampiri mereka.
“hei.. jangan ribut-ribut.. aku mau nyamperin rena kebelakang sebentar ya.. kalian jangan berantem ah.. kaya anak kecil aja..” ujar dhike.
“iyee...” balas stella dan sonya kepada dhike. Dhike langsung kebelakang dan menghampiri rena.
“rena.. aku mau tanya sama kamu.. kamu jawab ya..” ujar dhike. Rena mengangguk.
“apa kamu gak berfikiran, mungkin adik kamu menyembunyikan sesuatu dari kamu..?” tanya dhike. Rena menggeleng kepalanya. “hm.. berarti ada apa-apanya nih sama ayu.. kenapa sampai-sampai dia melakukan hal itu..” ujar dhike.
“ikey.. kamu tau gak.. dua hari lagi ada acara apa?” tanya rena sambil meringis.
“gak tau tuh!! Apa ya.. oh iya.. dua hari lagi aku harus bayar listrik!! Ya ampun aku lupa.. thanks ya udah ngingetin aku..” kata ikey sambil meninggalkan rena. Rena merenung dan berkata.
“yah.. masa gak ada yang tau kalau dua hari lagi ulang tahunku..” ujar rena.
**
Saat beby dan frieska asyik berjalan pulang, tiba-tiba ghaida datang dan menghampiri mereka.
“hei!! Kalian...” teriak ghaida. Mereka berdua berhenti dan menoleh kearah suara itu.
“kak ghaida!!” ujar beby. Ghaida datang sambil menaiki motor besarnya layaknya seorang pembalap. Frieska memperhatikan ghaida.
“ya ampun.. kakak ini.. udah kaya pembalap aja..” kata frieska.
“hehehe.. biasa aja ah..” “eh iya.. kalian mau kemana? ada pertandingan baseball antar sekolah lain.. kalau kamu mau menilai permainanmu sudah bagus atau tidak.. inilah saatnya..” kata ghaida.
“benarkah kak? Gimana frieska.. kamu mau ikut nonton?” tanya beby.
“kayanya gak bisa deh.. aku banyak tugas hari ini.. aku mau ngerjain tugas itu bareng kakakku..” kata frieska.
“oh.. ya sudah.. kalau begitu kamu hati-hati dijalan ya.. atau kamu mau dijemput?” tanya beby lagi.
“aku dijemput nanti sama kakakku.. sekalian..” kata frieska.
“oh.. ya sudah.. kak ghaida aku ikut kak!” kata beby.
“ayo naik..” kata ghaida. “sudah ya frieska..” kata ghaida. Dan mereka segera pergi. Frieska kini menunggu supir untuk menjemputnya.
**
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu saat ayana tengah asyik menikmati masakannya sendiri. Dan betapa kagetnya ayana saat melihat yang datang adalah ve.
“ya ampun.. ibu!! Tumben nih.. ayo masuk kebetulan sekali aku sedang mencoba resep baruku..” ujar ayana sambil menyuruh ve masuk. Sesampainya didalam, ve langsung diajak ayana kemeja makan. Dan terlihat sebuah masakan yang ditaruh didalam buah melon.
“wow! Ini masakanmu..?” tanya ve. Ayan mengangguk. “cobain deh bu.. rasanya seperti apa..” kata ayana sambil menyendokkan masakan itu ke piring yang bersih. Ve mencicipinya sedikit. Dan ve kagum dengan rasa unik masakan itu.
“ya ampun.. masakanmu the best banget!! Rasa asin dan manisnya pas banget!! Aku gak menemukan rasa yang kurang dalam masakanmu..” ujar ve. Ayana sangat senang mendengarkan penilaian ve. Lalu, ayana melihat bungkusan yang ve bawa. Ayana penasaran, jadi dia tanyakan apa isi dari bungkusan itu kepada ve.
“maaf bu.. kalau boleh tau.. ibu bawa apa tuh?” tanya ayana.
“oh iya hampir lupa.. ini adalah masakanku.. ya walaupun tak seenak masakanmu ay..” kata ve. Ayana segera mengambil piring untuk menaruh masakan itu. Terlihat seperti masakan dengan bumbu yang masih menyengat. Ayana mencicipinya sedikit. Ve begitu antusias melihat ayana memakan masakan itu.
“gimana rasanya? Enak gak..” tanya ve. Ayana menaruh sendok dan mengunyah makanan itu.
“yah.. pasti rasanya kurang enak ya..” ujar ve merenung. Ayana memegang tangan ve. Dan tersenyum.
“rasanya enak.. hanya saja, kekenyalan masakannya tertutupi oleh penyedap yang terlalu banyak.. jadi penyedap rasa dan gula harus dikurangi takarannya... dan masakan ini terlalu matang.. jadi daging cumi dan udangnya terlalu alot dan tidak empuk.. aku beri nilai 5 dalam masakan ibu.. maaf ya bu..” kata ayana. Ve tersenyum mendengarkan perkataan ayana.
“ok!! Kalau begitu ajari aku memasak masakan ini.. agar enak.. kalau masalah bahan makanan.. akan aku belikan.. bagaimana?” tanya ve.
“baik.. aku akan ajarkan ibu..” kata ayana. Ve memegangi pundak ayana. “hei.. besok jangan panggil aku ibu.. panggil aja aku kak ve.. gimana?” tanya ve.
“ok! Kak ve.. kita masak lagi..” kata ayana sambil mengajak ve ke dapurnya.
**
Menjelang kepergiannya ke paris, cleo menjadi makin galau. Dia jadi segan berada dirumah bersama ayahnya. Apalagi ayahnya juga membiarkan wisnu pergi seenaknya. Cleo memang anak orang yang kaya raya, namun dia tidak mendapatkan kebahagiaan dari kekayaannya itu. Ibarat burung yang terpenjara dalam sangkar emas.
Sekarang ini cleo sedang menikmati buah segar yang dia beli dan langsung dia makan ditempatnya. Itu karna cleo tlah mengenal penjual buah itu. Dia adalah shania. Penjual buah yang cantik.
“daritadi kamu kok gak selesai-selesai juga makan semangkanya..?” tanya shania yang heran. Cleo menghentikan kunyahannya dan memandang shania.
“kamu ngusir aku?!” tanya cleo yang agak tersinggung.
“bukan.. maksu aku bukan itu!!” kata shania. Cleo kembali mengunyah dan memandang langit. Dia merenung.
“apa kamu sedang memikirkan sesuatu yang terasa berat?” tanya shania. Cleo diam. “ya.. kalau kau gak keberatan.. aku bisa bantu kamu..” ujar shania. Cleo menghela nafas panjang sambil menaruh semangkanya dipiring.
“aku gak sanggup membuat ayah dan kakakku bersatu.. mereka terlalu sulit untuk disatukan..” ujar cleo. “aku juga mulai tak bisa mengontrol kehendak daan rasa amarahku ketika aku harus pindah sekolah ke paris..!! aku terlalu cinta pada tempat ini.. aku harap semua berjalan normal..” celotehnya. Shania duduk disebelah cleo sambil tersenyum.
“semua berjalan normal temanku..” kata shania. Lalu shania menatap kearah cleo. “aku pun akan galau kalau jadi kau, namun.. pasti ada sesuatu dibalik semua ini..” kata shania. Cleo diam dan memikirkan sesuatu. “kalau masalah kakak dan ayahmu, aku rasa itu memang sulit.. tapi kamu memang tak bisa mengontrol mereka karna kamu gak bisa menganggap mereka itu mainan kamu..” celotehnya.
Cleo membentak shania. “aku harus gimana?! Setiap yang aku lakukan selalu salah!! Kamu juga menganggap aku salah!!” pikir cleo. Shania tersenyum.
“hei.. kamu tuh gak salah.. dan gak ada yang salah..” kata shania sambil merangkul cleo.
“memang benar... hidup itu harus tetap berjalan..” kata cleo. “kenapa kamu tiba-tiba merangkul..??” tanya cleo yang sepertinya agak risih.
“maaf.. aku gak bermaksud sok kenal sama kamu.. aku Cuma mau kamu melupakan beban kamu..” ujar shania yang sedikit menjauh. Cleo tersenyum.
“mungkin benar.. aku memang gak bisa membuat mereka menuruti apa kata dan kehendakku.. tapi, aku tetap harus berusaha..” kata cleo dengan semangat. Shania tersenyum lega melihat cleo nampak semangat lagi. Dia lalu bangkit dan mengambil dompetnya. Dan memberikan uang. “ini..” kata cleo sambil memberika uang sebanyak 500 ribu.
“lho.. kok banyak sekali..??” tanya shania heran. Cleo menjawabnya.
“ini bayaran untuk kamu karna kamu sudah memberikan semangat padaku..” ujar cleo. Shania tersenyum dan memberikan uang itu lagi kepda cleo. “hei.. kenapa dikembalikan?? Aku ikhlas kok!” kata cleo.
“duh.. maaf ya.. aku juga ikhlas membantu kamu agar kamu dapat menenangkan pikiranmu.. aku sudah sangat senang kalau kamu sudah dapat mengatur amarahmu dan menemukan semangatmu kembali.. maaf.. aku gak bermaksud menolakmu.. aku juga gak bermaksud menyinggungmu..” kata shania. Cleo menerima uang itu lagi dengan hati yang tertegun. Shania mengambil piring yang tlah terpakai. Dan masuk kedalam, namun sebelumnya berpesan kepada cleo. “sudah ya.. jangan galau lagi..” ujar shania yang masuk kedalam.
Cleo menangis sambil melihat uangnya. “aku gak pernah menyangka.. seorang penjual buah dapat mengalahkan seorang yang memiliki uang banyak.. bahkan uang 500 ribu pun tak bisa mengalahkannya.. dia memiliki yang sesuatu yang tak dapat aku bayar.. bahkan dengan semua uangku..” ujar cleo dan masuk kedalam mobilnya. “yaitu.. keikhlasan dalam menolong.. hm! Dasar!!” ujar cleo yang menyalakan mobilnya dan segera meninggalkan tempat itu.
**
Dikontrakan kecil gaby terlihat kesal saat melihat jeje sudah pulang kebandung. Yang dia kesalkan adalah alasan jeje yang mengada-ngada. Namun, gaby juga gak bisa menyalahkan jeje. Dia juga mungkin akan pulang jika berfikiran seperti itu. Kini gaby bingung, bagaimana caranya mengembalikan uang yang telah dia belanjakan. Mau diganti pake apa. Mungkin itulah yang terpikirkan oleh gaby.
“bagaimana ini.. bagaimana caraku mengembalikan uang itu?” ujar gaby kebingungan. Dia menelpon jeje, namun berkali-kali telponnya tak diangkat-angkat. Gaby nampak frustasi jika seperti ini terus.
“apa aku harus bicara terus terang saja kepada mereka tentang uangnya.. aku bisa membayar pakai apa?” pikir gaby lagi. Namun, gaby tak punya pilihan lain. Sore ini juga, gaby harus segera bicara ke cafe itu kalau dia gak bisa membawa jeje kembali. Daripada gak bisa bayar, mending dengan cara yang lain saja. Ungkap dari gaby.
**
Pak sony masih tetap mengejar wisnu yang lari bersama ochi. Mereka melewati tempat keramaian, dan melewati gang kecil. Dari belakang ada ayu dan cindy yang ikut mengejar pak sony.
“cindy!! Ayo lebih cepat lagi..!!” teriak ayu saat melihat cindy yang nampak kelelahan.
“hosh!! Hosh!!” “ayu!! Kamu gak lihat apa!! Aku kecapean begini!!” tegas cindy.
“ayoo!! Semangat!! Kita kejar mereka!!” teriak ayu lagi. Namun, cindy malah duduk dipinggir jalan. “yah!! Dia malah duduk!!” keluh ayu.
“5 menit aja.. ya..” kata cindy yang nampak kelelahan. Ayu mulai kesal.
“ahh!! Bodo amat!!” teriak ayu yang mulai berlari lagi meninggalkan cindy. Cindy mulai kesal juga.
“ayu!!! Heh! Dasar!! Masa ada cewek loly sepertiku harus duduk dipinggir jalan sih!!” ujar cindy yang agak kecentilan.
Suasana kian memanas ketika wisnu dan ochi melewati gang yang mulai sempit. Namun, mereka melihat diujung jalan sana ada jalan besar. Jadi mereka meneruskan berlari.
Saat mereka berdua keluar mereka langsung terkejut ketika mereka hampir saja tertabrak mobil. Ochi hampir tertabrak, karna mereka berhenti ditengah jalan.
Ada mobil yang hendak menabrak ochi. “aaakkkhhhh!!!” teriak ochi yang ketakutan sambil menutu matanya.
“ochiii!!!!” teriak wisnu dan langsung mendorong ochi hingga kepinggir jalan. Dan mobil itu akhirnya menabrak wisnu hingga terpental.
“bruuuk!!” wisnu terjatuh dengan kepala berdarah. Mobil itu juga berhenti. Ternyata mobil itu adalah mobil mova. Mova dan sonia panik karna menabrk seseorang.
Pak sony yang melihat langsung menangkap wisnu. Wisnu mulai tak jelas memandang karna tabrakan tadi.
“wisnu!!! Awas kau!!” teriak pak sony. Dan wisnu segera tertangkap. “ku bunuh kau!!” teriak pak sony yang mulai menggila. Dia memukul hingga luka wisnu makin parah. Wisnu tak dapat melawan. Bibir dan kepalanya berdarah.
Pak sony menyeret wisnu dan menabrakkannya kemobil mova .
“bruaakk!!” “aaakkkkkhhhh!!” teriak keras dari wisnu yang merasakan kesakitan. Namun, pak sony tak berhenti menyiksanya. Mova kaget, dengan sekaget kegetnya melihat sisi lain pak sony. Dia segera keluar dan meolong wisnu.
“kak sony!! Stop kak stop!!” teriak mova yang memegangi tangan pak sony.
“mova..” ujar pak sony yang kaget. Dia menghentika pukulannya.
“kak sony teh jahat!! Kenapa atuh kak sony memukuli orang?!” ujar mova. Pak sony nampak diam namun, terlihat kesal. “padahal mova senang dengan kekonyolan kamu!! Tapi, kenapa kamu begini kak!!” celoteh mova.
“mova.. aku sama sekali gak bermaksud memukulnya.. tapi, dia memang pantas kupukul!!!” teriak pak sony sambil menendang wajah wisnu.
“akkhhh!!! Stop!! Kak!!! Stop!!” teriak mova sambil memegangi wisnu. Mova lalu bangkit. “mova mohon kak..” kata mova sambil meneteskan air mata. Semua orang memperhatikan pak sony dan mova.
“ayolah kak... mova mohon..” kata mova sambil memeluk pak sony. Pak sony hanya diam dan kaget karna dipeluk mova. “kak.. mova teh suka kak sony yang mova kenal.. yang orangnya lucu.. ngeselin.. dan tukang cari gara-gara..” kata mova. Lama-lama hati pak sony luluh karna rayuan dari mova. Pelukan hangat dari mova rupanya masih belum bisa menahan emosinya.
Disaat suasana mulai tenang. Wisnu dengan perlahan menjauh dari mova dan pak sony, dan dengan segera dia berlari menjauh dengan cepatnya.
Pak sony kaget karna melihat wisnu yang berlari. “woi!! Berhenti!!” teriak pak sony. Namun, tangan pak sony ditahan oleh mova yang menangis. Pak sony menggelengkan kepala dan meninggalkan mova. Sonia juga ikut keluar dan segera memeluk mova.
“kak!! Kakak gak apa-apa kan? Sonia khawatir..” ujar sonia. Mova hanya menangis dalam pelukan sonia.
Ayu sampai dan melihat keramaian yang ada. Dia tak melihat pak sony dan wisnu. Yang dia lihat hanyalah ochi yang pingsan, sonia dan mova yang ketakutan. Ayu segera menghampiri ochi.
“ochi.. bangun!!” teriaknya. Namun, ochi tetap tak sadarkan diri. Ayupun lebih mementingkan ochi. Dia memutuskan untuk menjaganya.
Sementara itu, kejar-kejaran masih terjadi. Dan masih didalam gang kecil. Pak sony berlari dengan penuh amarah. Sementara itu wisnu berlari sambil memegangi kepalanya. Dan hal yang sama terjadi. Diujung gang terlihat jalan besar. Dia berniat untuk meneruskan daripada dia mati dipukuli.
Namun, nasib buruk menimpa wisnu. Begitu dia keluar jalan, langsung saja sebuah mobil menghantam tubuh wisnu untuk yang kedua kalinya.
“bruuukkk!!” wisnu terpental lagi, berguling diaspal jalan. Mobil terhenti karna kaget. Dan ternyata mobil itu adalah mobil melody yang hendak menjemput frieska. Didalamnya juga ada kinal.
Supir nampak gemetar karna menabrak seseorang. “ada apa pak!! Kok tiba-tiba berhenti..?” tanya melody.
“bapak menabrak seseorang.. non!!” ujarnya.
“apa!!!” teriak melody yang kaget. Kinal melihat lihat-lihat sekeliling dan menyaksikan orang bangkit dengan berdarah-darah. Dan betapa kagetnya saat mereka melihat yang ditabrak adalah wisnu. “wisnuu!! Wisnuu!!!” teriak kinal yang nampak kasihan. Namun, sebelum kinal sempat menolong wisnu. Dari jauh pak sony memukul wajah wisnu dengan tangannya.
“bruukk..!!” kinal yang melihat serentak kaget dan menjerit ketakutan.
“aaakkkkkkhhh!!!” wisnu terjatuh dengan luka yang makin parah. Kinal berlari mendekati wisnu. Namun langkahnya terhenti saat pak sony memukuli wisnu. Kinal terbelalak dan sangat syok.
Wajahnya pucat dengan perasaan kaget. Dia segera berlari menghampiri wisnu dan memegangi pak sony.
“akhhh!! Akkkkhh!! Hentikan!! Jangan ganggu dia!!!” teriak kinal sambil memukuli pak sony. Pak sony menangkap tangan kinal. Dan betapa kagetnya saat mereka saling berhadapan.
“kak sony...!!” ujar kinal dengan mata yang melotot karna kaget.
“kinaaal...!!” balas pak sony yang juga kaget karna melihat kinal.
BERSAMBUNG...
0 comments:
Posting Komentar